c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

25 Mei 2023

10:00 WIB

Indonesia-Inggris Garap Peluang Investasi Mineral Kritis Hingga EBT

Indonesia memiliki potensi bahan baku yang sangat besar untuk mendukung industri baterai mobil listrik dan EBT. Indonesia juga mendorong hilirisasi sumber daya mineral yang ramah lingkungan.

Penulis: Khairul Kahfi

Indonesia-Inggris Garap Peluang Investasi Mineral Kritis Hingga EBT
Indonesia-Inggris Garap Peluang Investasi Mineral Kritis Hingga EBT
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bersalaman dengan Menteri Negara Inggris pada Departemen Bisnis dan Perdagangan Nusrat Ghani, Jakarta, Rabu (25/4). Dok. Kementerian Investasi/BKPM

JAKARTA – Indonesia mendiskusikan peluang investasi hilirisasi di sektor mineral kritis dan pengembangan baterai listrik, serta tentang investasi energi baru terbarukan (EBT) dengan Inggris. 

Hal ini disampaikan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia ketika menerima kunjungan kerja Menteri Negara Inggris pada Departemen Bisnis dan Perdagangan Nusrat Ghani.

Bahlil mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi bahan baku yang sangat besar untuk mendukung industri baterai mobil listrik dan energi terbarukan. 

Pemerintah Indonesia juga mendorong hilirisasi sumber daya mineral yang tetap mengedepankan ramah lingkungan dan menuju penggunaan energi baru terbarukan.

Pemerintah Indonesia menggarisbawahi, bahwa hendak mengundang investor dari luar negeri untuk dapat membangun industri di dalam negeri, yang produknya dapat diekspor Indonesia, sementara lingkungannya tetap dijaga. 

“Kami ingin menjelaskan hilirisasi yang menerapkan prinsip ramah lingkungan untuk mencapai net zero emission. Bagaimana kalau menggunakan teknologi dari Inggris? Kita kombinasikan dengan bahan baku dari Indonesia,” ujar Bahlil dalam keterangan resmi, Jakarta, Rabu (24/5).

Turut hadir mengikuti pertemuan ini yaitu Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins dan juga sejumlah pejabat Kementerian Investasi/BKPM.

Menteri Bisnis dan Perdagangan Inggris Nusrat Ghani pun menyambut baik ide tersebut. Pihaknya juga menyatakan siap, untuk mencocokkan perusahaan Inggris yang dapat membantu Indonesia dalam hal hilirisasi.

Selain itu, Inggris juga membutuhkan dukungan pada investasi di sektor pertambangan. Nusrat mengakui, pemerintah Inggris ingin mendiversifikasi bahan baku sumber daya mineral kritis, terutama yang digunakan untuk panel surya dan baterai mobil listrik.

“Kami mendukung kebijakan yang dilakukan oleh Indonesia dan kami siap membantu Indonesia dalam hal teknologi, untuk mencapai target net zero emission dengan memperhatikan standar lingkungan yang berlaku,” ungkap Nusrat. 

Sebagai informasi, mineral kritis merupakan mineral masa depan yang dibutuhkan, mengikuti perkembangan teknologi untuk memperoleh energi yang lebih bersih. Mineral ini dapat digunakan pada kendaraan bermotor listrik maupun berbagai keperluan lain. 

Pemerintah Indonesia maupun Inggris sepakat mendiskusikan lebih lanjut perihal kerja sama pemanfaatan teknologi baru untuk energi baru terbarukan. Dalam rangka pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dan target Nol Emisi Karbon (Net Zero Emission/NZE) oleh Indonesia.

Langkah-langkah ini diyakini tidak hanya memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Inggris, tetapi juga memperkokoh posisi kedua negara di panggung global.

Berdasarkan catatan realisasi investasi Kementerian Investasi/BKPM di 2022, Inggris menempati peringkat ke-10 sebagai negara asal Penanaman Modal Asing (PMA) dengan nilai investasi langsung mencapai US$628,3 juta. Realisasi ini berhasil diberikan ke 1.718 proyek yang tersebar di Indonesia. 

Sektor utama investasi asal Inggris pada tahun 2022 adalah sektor tanaman, perkebunan, dan peternakan dengan nilai investasi sebesar US$146,2 juta atau sebesar 23,3%, diikuti oleh industri kertas dan percetakan, kemudian sektor jasa lainnya, sektor pertambangan, dan industri makanan. 

Lokasi realisasi investasi asal Inggris untuk periode yang sama sebagian besar berada di luar pulau Jawa (69,4%) yaitu di pulau Sumatra (41,3%) baru kemudian diikuti oleh pulau Jawa (30,6%).

Sementara sepanjang kuartal I/2023, Inggris juga tercatat telah merealisasikan investasi ke Indonesia sebanyak US$111,2 juta yang ditujukan kepada 832 proyek. Dengan perolehan ini, secara umum Inggris menduduki peringkat ke-11 sebagai investor utama sepanjang tahun berjalan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar