c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

13 Agustus 2022

09:51 WIB

Indofood-Kementan Kerja Sama Ciptakan Bahan Baku Lokal Mie Instan

Sorgum menjadi salah satu alternatif bahan baku lokal mie instan. Kementan akan fokus pada produksi, sedangkan Indofood di sisi pengolahan.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Indofood-Kementan Kerja Sama Ciptakan Bahan Baku Lokal Mie Instan
Indofood-Kementan Kerja Sama Ciptakan Bahan Baku Lokal Mie Instan
Ilustrasi mie instan. Envato/dok

JAKARTA - Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Franciscus Welirang mendukung penuh upaya Kementerian Pertanian dalam mengantisipasi krisis pangan global, dengan mencari alternatif bahan baku lokal seperti sorgum.

Menurutnya, sorgum merupakan tanaman asli Indonesia yang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan pangan nasional.

"Kita dengan Pak Mentan SYL (Syahrul) memperbincangkan banyak hal, tapi intinya bagaimana kita saat ini bisa mengembangkan bahan baku lokal seperti sorgum," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat (12/8).

Franky, sapaan akrabnya, mengatakan pihaknya terbuka untuk menjajaki program pengembangan tanaman sorgum bersama pemerintah.

Menurutnya, pengembangan sorgum sangat penting dilakukan untuk menyubstitusi tepung terigu berbahan gandum impor, yang saat ini mulai sulit didapatkan akibat berbagai krisis global.

Menurut Franky, Indofood sebagai salah satu pelaku Industri pangan berbasis gandum, siap melakukan proses pengolahannya dan pemerintah konsentrasi pada ranah produksi.

"Pertanian dalam bidang budidaya dan kami pengusaha dalam bidang prosesnya. Apalagi produk tepung ini kan berkembang terus, akan ada produk baru yang berkembang. Yang pasti inisiasinya dari Kementan," katanya.

Baca Juga: Tekankan Kebijakan Restriksi Gandum Global, Pengaruhi Harga Olahan

Indonesia merupakan negara kedua dengan nilai impor gandum tertinggi di dunia, karena gandum sulit ditanam di Indonesia. Total nilai impornya pun mencapai US$2,6 miliar atau setara 5,4% dari total impor gandum dunia pada 2020.

Sebagai gambaran, konsumsi gandum perkapita penduduk Indonesia di 2019 berdasarkan data Badan Pusat Statistik mencapai 30,5 kg/tahun. Adapun, kebutuhan gandum terbesar adalah untuk industri produk pangan olahan, seperti mi instan, kue, dan roti.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri menegaskan, pemerintah memiliki kewajiban untuk mengingatkan masyarakat dan pelaku industri pangan terhadap potensi krisis pangan. Akibat tekanan pandemi covid-19, perubahan iklim, serta perang Ukraina-Rusia yang mengancam krisis pangan global.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah menyubstitusi kebutuhan bahan pangan impor dengan bahan baku lokal, untuk kebutuhan industri pangan olahan berbasis tepung terigu.

Saat ini, pemerintah mulai menggalakkan penanaman sorgum, singkong dan sagu yang dipercaya dapat dipakai sebagai alternatif produk gandum. “Kementan juga memperkuat dan menyediakan pangan lokal alternatif, dari umbi-umbian, pisang dan aneka produk tanaman lokal lain,” kata Kuntoro.

Baca Juga: Pangan Lokal Bisa Ganti Bantuan Pemerintah Atasi Stunting

Laporan Outlook Pertanian OECD-FAO 2022-2031 menyebutkan, harga sereal internasional meningkat di 2021 dan ditutup pada level tertinggi dalam sembilan tahun terakhir.  

Pasokan global yang ketat, dikombinasikan dengan permintaan yang kuat, dan ketidakpastian kebijakan perdagangan mendorong rata-rata harga gandum dan biji-bijian kasar lainnya naik sekitar 30% dibandingkan tahun 2020.

Laporan yang sama menyebut, Indonesia menempati posisi kedua (6%) terhadap impor sereal global di 2031. Sementara itu, harga sereal secara riil diperkirakan akan turun selama dekade berikutnya.

Di 2021, harga gandum dunia rata-rata US$263/ton, tertinggi sejak 2015, dan terus meningkat pada bulan-bulan pertama di 2022. Harga gandum nominal diproyeksi meningkat di atas US$271/ton pada 2031 karena ekspektasi panen rata-rata dan pertumbuhan moderat dalam ekspor dan penggunaan pangan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar