08 April 2022
14:25 WIB
JAKARTA – Berkurangnya pasokan Bitcoin dan Ethereum menjadi kabar positif. Pasalnya, jika dilihat secara jangka panjang, hal tersebut akan meningkatkan harga aset kripto tersebut seiring masih tingginya permintaan di pasar.
"Jika pasokan suatu kripto khususnya Bitcoin dan Ethereum berkurang, justru merupakan kabar yang positif. Bitcoin dan Ethereum adalah dua aset kripto yang paling banyak ditransaksikan oleh para investor karena kedua kripto ini lebih populer dibanding kripto lainnya, menduduki peringkat teratas secara market cap di situs Coinmarketcap ataupun CoinGecko dan secara teknologi serta project pun lebih mature sehingga permintaan terhadap kedua kripto ini tinggi," ujar Chief Executive Officer (CEO) Indodax Oscar Darmawan dalam keterangan di Jakarta, Jumat (8/4).
Baru-baru ini, Bitcoin mencapai rekor baru dimana sebanyak 19 juta keping Bitcoin telah berhasil ditambang dari total maksimum suplai Bitcoin yaitu sebesar 21 juta. Dengan begitu, total Bitcoin yang bisa ditambang hanya tersisa sekitar 2 juta keping saja.
Tidak hanya Bitcoin, kabar menarik pun datang dari kripto peringkat dua yaitu Ethereum. Sebanyak dua juta Ethereum sudah berhasil di-burn oleh para developer ETH. Burning dua juta token ETH itu bertujuan untuk meningkatkan Ethereum Improvement Proposal atau EIP-1559.
Menurut Oscar, dua momen penting itu tentu akan banyak mengurangi pasokan dari kedua kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar tersebut.
Bitcoin dan Ethereum sering dibeli oleh para investor institusi. Seperti perusahaan besutan Michael Saylor, Micro Strategy yang baru baru ini memborong Bitcoin senilai Rp1,7 triliun lewat anak perusahaannya, MacroStrategy.
Pembelian tersebut dilakukan menggunakan pinjaman yang didapat dari bank kripto asal San Diego, Silvergate dengan jaminan Bitcoin sebesar US$205 juta.
Pinjaman yang didapatkan dari menjaminkan BTC yang sudah dimiliki oleh MicroStrategy sebelumnya, ditujukan untuk menambah portofolio untuk disimpan sebagai investasi jangka panjang.
Tidak hanya itu, lanjut Oscar, tingginya permintaan terhadap kripto khususnya Bitcoin dan Ethereum juga terjadi karena orang-orang semakin sadar soal teknologi blockchain.
Tak heran, kian kemari, makin banyak negara di dunia yang melonggarkan kebijakan soal kripto sebagai suatu komoditas, alat pembayaran, bahkan devisa negara.
Fungsi kripto pun semakin dibutuhkan karena ekosistemnya, seperti NFT, defi dan metaverse yang banyak menggunakan jaringan Ethereum. Terlebih, adanya momen seperti halving day Bitcoin selama empaf tahun sekali, para penambang akan semakin sulit mendapatkan Bitcoin. Faktor Ini juga akan menyebabkan harga Bitcoin juga semakin naik.
"Orang-orang harus memahami, jika minat dan permintaan akan suatu barang semakin banyak, suplai barang yang ada pun akan semakin berkurang. Sehingga nantinya harga barang pun akan naik. Hukum pasar ini juga berlaku di pasar perdagangan kripto," kata Oscar.
Melihat banyak masuknya investor kripto pemula, baik itu perseorangan ataupun institusi. Ditambah lagi regulasi negara yang mengizinkan kripto khususnya Bitcoin dan Ethereum untuk difungsikan selain sebagai komoditas, Oscar melihat ke depannya Bitcoin dan Ethereum akan semakin banyak diminati. Apalagi, ekonomi digital dunia serta adopsi kripto terus bertumbuh setiap harinya.
Berdasarkan data perdagangan Indodax per Kamis (7/4), harga Bitcoin berada di kisaran 623 juta rupiah per 1 btc dan harga Ethereum berada di kisaran 45 juta rupiah per 1 ETH.

Pertumbuhan Potensial
Pertumbuhan pasar aset kripto pun diakui Jeth Soetoro, Founder & CEO PINTU dalam keterangannya Kamis (7/4). Menurutnya, perkembangan pengguna kripto di Indonesia sangat potensial, bahkan bisa mencapai 50 juta pengguna dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
"Dua tahun yang penuh tantangan bagi kami untuk memberikan edukasi ke masyarakat mengenai investasi aset kripto beserta teknologi blockchain yang terdapat di dalamnya,” ucapnya.
Pada tahun-tahun berikutnya, lima sampai sepuluh tahun mendatang, pihaknya pun memiliki visi untuk menjadikan aplikasi PINTU sebagai platform andalan untuk berinvestasi dan mengembangkan aset kripto.
“Kami juga optimistis pengguna aset kripto di Indonesia dapat mencapai 50 juta pengguna dalam kurun waktu 5 tahun ke depan," kata Jeth.
Jeth mengatakan, meski baru menginjak usia dua tahun, dia mengaku cukup bangga terhadap berbagai pencapaian aplikasi PINTU. Termasuk jumlah unduhan yang mencapai lebih dari dua juta pengguna.
"Selain itu, saat ini tersedia lebih dari 50 pilihan token investasi dan fitur-fitur terbaru seperti Pintu Earn dan Pintu Token Staking. Paling terpenting adalah dua tahun kehadiran kami ternyata dapat diterima baik oleh masyarakat dan kami melihat memang inovasi yang kami hadirkan sesuai kebutuhan masyarakat yang menginginkan kemudahan dan keamanan dalam berinvestasi aset kripto," tandasnya.