c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

17 Agustus 2024

09:47 WIB

Ikut Urus Program Makan Gratis, Kementan Bakal Impor Sapi Hidup

Kementan berencana impor sapi hidup daripada impor susu untuk penuhi kebutuhan bahan pangan program makan begrizi gratis 2025. Diharapkan impor sapi hidup buka lapangan kerja.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Ikut Urus Program Makan Gratis, Kementan Bakal Impor Sapi Hidup</p>
<p id="isPasted">Ikut Urus Program Makan Gratis, Kementan Bakal Impor Sapi Hidup</p>

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono saat ditemui usai Konferensi Pers RAPBN 2025, Jumat (16/8). ValidNewsID/ Erlinda P W

JAKARTA - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan, Kementerian Pertanian (Kementan) akan turut terlibat di sebagian besar penyediaan bahan pangan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Menurut Sudaryono, seluruh menu makanan pada program MBG selain ikan, akan menjadi tanggung jawab Kementan. Beberapa bahan pangan yang harus disediakan antara lain sayur, telur, daging ayam, nasi, susu, hingga jagung.

Sementara untuk kebutuhan susu, ia menegaskan Kementan tidak akan mengimpor susu, namun digantikan impor sapi hidup. Pilihan tersebut diambil dengan alasan lebih mampu memberikan efek rambatan bagi perekonomian, sekaligus membuka lapangan pekerjaan.

"Kita mengusulkan ada susu. Susu jangan impor. Tapi yang kita impor sapi hidup," ucap Sudaryono saat ditemui usai Konferensi Pers RAPBN 2025, Jumat (16/8).

Baca Juga: Kejar Ketahanan Pangan, APBN 2025 Anggarkan Rp124,4 Triliun

Sudaryono mengumpamakan, apabila Indonesia mengimpor sapi hidup satu juta ekor, memang diperlukan lahan, infrastruktur yang seluruhnya mencapai anggaran triliunan. Namun, langkah tersebut dinilai lebih baik karena bisa memberikan lapangan pekerjaan lebih banyak.

"Jika ada yang mengatakan itu (impor sapi hidup) tidak efisien, kita impor susu bubuk saja lebih efisien. Tapi, ini kan mau membangun negara. Jadi bukan masalah efisien atau tidak efisien. Bangun negara adalah menambah lapangan kerja, ada multiplier effect," ujarnya.

Sebelumnya Sudaryono juga memaparkan dua fokus utama Kementan dalam memanfaatkan anggaran APBN 2025. Pertama adalah meningkatkan kemandirian dan ketahanan pangan dalam negeri melalui peningkatan produktivitas.

"Dengan produksi dalam negeri, maka akan lebih tahan. Kalau impor, belum tentu ada negara yang mau kasih atau ekspor ke kita," tutur Sudaryono.

Kedua adalah peningkatan pangan domestik dengan fungsi menciptakan lapangan kerja.

"Peningkatan lapangan kerja dan menurunkan angka kemiskinan. Karena itu yang paling mudah, lahannya sudah ada sehingga kesejahteraan rakyat miskin di pelosok bisa teratasi," tandasnya.

Baca Juga: Pemerintah Rencanakan Belanja Tahun Depan Rp3.613,1 T, Ini Rinciannya

Sebelumnya, Tim Prabowo-Gibran menyebut Program Makan Bergizi Gratis menargetkan sebanyak 82 juta masyarakat penerima, terdiri dari 44 juta anak usia sekolah, 4 juta santri, 30 juta balita dan 4 juta ibu hamil.

Nantinya, program itu akan mengoptimalkan sekitar 48 ribu dapur atau unit pelayanan untuk memenuhi kebutuhan MBG sebanyak 44 juta anak usia sekolah di 439 ribu sekolah.

Dari jumlah itu, pihaknya mengestimasi Indonesia butuh sekitar 12,7 juta ton bahan pangan per tahun. Rinciannya, karbohidrat setara 1,9 juta ton beras; protein setara 5,6 juta ton daging serta telur ayam; 3,3 juta ton buah; dan 1,8 juta ton sayuran.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar