06 Oktober 2025
09:58 WIB
IHSG Senin Dibuka Mixed, Diramal Bisa Menguat
Sentimen positif IHSG datang dari menguatnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Penulis: Fitriana Monica Sari
Seorang pekerja yang sedang melintas di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (23/9/2025). ValidNewsID/Hasta Adhistra
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip dari RTI, dibuka di level 8.155,36 pada perdagangan Senin (6/10).
IHSG mulanya dibuka pada zona hijau. Tapi tak lama berbalik ke zona merah dan kembali lagi ke zona hijau. Pada pukul 09.39 WIB, IHSG menguat sebesar 7,32 poin atau 0,09% menjadi ke level 8.125,62.
PT Reliance Sekuritas memproyeksikan IHSG pada hari ini akan bergerak di kisaran support pada level 8.059 dan resistance pada level 8.169.
"Kami memproyeksikan IHSG akan bergerak dengan kecenderungan menguat," tulis Tim Riset, Senin (6/10).
Pada pagi ini atau saat laporan ini dibuat, bursa utama Asia menguat. Indeks Nikkei 225 menguat 4,42% dan Indeks Kospi menguat 2,70%.
Sementara itu, indeks utama bursa AS tercatat bervariasi. Sentimen datang dari shutdown pemerintahan AS dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.
IHSG pada hari Jumat (3/10) ditutup pada level 8.118,30 atau naik 0,59%. Penguatan dipimpin oleh saham-saham sektor industrials sebesar 2,46% dan technology 3,09%.
Sementara itu, asing membukukan net sell sebesar Rp139,87 miliar di pasar reguler dengan saham-saham yang paling banyak dijual, seperti BBRI, BMRI, BBCA, EMTK, dan TLKM.
Sentimen positif datang dari menguatnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Secara teknikal, candle terakhir IHSG berbentuk bullish, di atas MA5, indikator Stochastic golden cross.
"Dengan demikian, kami proyeksikan hari ini IHSG akan mengalami penguatan. Berikut saham pilihan hari ini: HMSP, CDIA, PGEO, dan UNVR," urainya.
Menguat Terbatas
Terpisah, Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih memperkirakan IHSG pada awal pekan ini akan menguat terbatas.
"IHSG hari ini (6/10) diprediksi menguat terbatas dalam kisaran 8.000-8.170," kata Ratih dalam kajian resmi, Senin (6/10).
Adapun, sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini, antara lain dari dalam negeri, IHSG selama sepekan yakni periode 29 September 2025 sampai 3 Oktober 2025, naik 0,23%. Apresiasi IHSG ditopang oleh grup konglomerasi.
Sementara, index saham Blue Chip terkoreksi seperti LQ45 turun 2,17% dan IDX30 melemah 2,17% (weekly).
Aksi profit taking saham Blue Chip juga tecermin dari outflow investor asing selama sepekan Rp3,10 triliun. Kondisi rupiah yang tertekan turut memicu outflow di pasar ekuitas.
Di sisi lain, Bank BUMN berencana untuk menaikkan suku bunga deposito valas USD ke level 4% yang berlaku mulai 5 November 2025.
Rencana tersebut berpotensi batal, pasalnya justru membawa tekanan lanjutan pada nilai tukar rupiah karena suku bunga yang ditawarkan lebih tinggi dari suku bunga deposito dalam rupiah.
Dari mancanegara, Bursa Wall Street cenderung terbatas di akhir pekan. Harga BTC menyentuh level ATH baru US$125,7 ribu (5/10), meskipun kembali dilanda aksi profit taking hari ini (6/10).
Pelaku pasar mengabaikan pemerintahan AS yang shutdown akibat kegagalan Kongres dan Presiden menyetujui anggaran pemerintah sesuai jatuh tempo awal Oktober 2025.
Di sisi lain, harga emas lanjutkan reli ke US$3.900/oz (6/10). Ekspektasi penurunan suku bunga lanjutan pada pertemuan The Fed November 2025 dan Desember 2025 memicu kenaikan harga emas.
Per Agustus 2025, AS paling banyak memiliki cadangan devisa (cadev) berupa emas sebanyak 8.133 ton atau setara dengan 78,7% dari cadev.