03 September 2025
09:31 WIB
IHSG Menguat Seiring Membaiknya Kondisi Politik Nasional
Sentimen positif datang dari penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta semakin membaiknya kondisi politik nasional.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Seorang pria memantau pergerakan saham melalui gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (21/2/2025). AntaraFoto/Akbar Nugroho Gumay
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip dari RTI, dibuka di level 7.843,63 pada perdagangan Rabu (3/9).
IHSG langsung dibuka pada zona hijau. Hingga pada pukul 09.28 WIB, IHSG melanjutkan penguatan. IHSG menguat sebesar 90,39 poin atau 1,16% menjadi ke level 7.891,98.
Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak menguat pada perdagangan Rabu, dengan sentimen utama akan berasal dari tingkat domestik.
Situasi sosial, politik dan keamanan dalam negeri yang terpantau mulai kondusif, setelah sempat mengalami dinamika pada pekan lalu, menurut Ratna Lim dalam kajiannya di Jakarta, Rabu (3/9), dikutip dari Antara.
Ia memperkirakan IHSG berpotensi bergerak fluktuatif pada kisaran 7.760-7.900.
"Jika level 7.900 mampu ditembus dengan volume, maka IHSG berpotensi menutup gap up di level 7.942, serta peluang menuju ke 8.000 terbuka kembali. Namun, jika IHSG kembali bergerak di bawah level 7.800, maka berpotensi menguji level support di 7.630-7.650," katanya.
Dari dalam negeri, faktor situasi sosial, politik dan keamanan dalam negeri masih menjadi risiko yang diwaspadai oleh pelaku pasar. Sebelumnya, Investor memanfaatkan momentum koreksi IHSG untuk melakukan pembelian pada saham-saham berfundamental bagus.
Di sisi lain, ekspektasi tren penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed dan Bank Indonesia (BI), serta penguatan harga komoditas akan menjadi katalis positif bagi pelaku pasar selama pekan ini.
Dari mancanegara, Presiden AS Donald Trump meminta Mahkamah Agung (MA) AS untuk mempercepat putusan yang berupaya membatalkan putusan pengadilan banding yang menyatakan sebagian besar tarif yang dikenakannya ilegal.
Pada perdagangan Selasa (2/9), IHSG ditutup menguat 66,52 poin atau 0,85% ke posisi 7.801,59, dengan frekuensi perdagangan saham sebanyak 2.004.817 kali transaksi dan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 36,87 miliar lembar saham senilai Rp16,38 triliun. Sebanyak 576 saham naik, 126 saham menurun, dan 101 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham AS di Wall Street juga ditutup melemah pada perdagangan Selasa (2/9). Dow Jones melemah 0,55% di level 45.295,69, indeks S&P 500 turun 0,69% di level 6.415,54, dan Nasdaq merosot 0,82% di level 21.279,63.
Cenderung Menguat
Senada, PT Reliance Sekuritas memproyeksikan IHSG pada hari ini akan bergerak di kisaran support pada level 7.752 dan resistance pada level 7.859.
"Kami memproyeksikan IHSG akan bergerak dengan kecenderungan menguat," tulis Tim Riset, Rabu (3/9).
Faktor yang turut memengaruhi pergerakan IHSG adalah, pada pagi ini atau saat laporan ini dibuat, bursa utama Asia menguat. Indeks Nikkei 225 menguat 0,21% dan Indeks Kospi menguat 0,22%.
IHSG pada hari Selasa (2/9) ditutup pada level 7.801,58 atau naik 0,85%. Penguatan dipimpin oleh saham-saham sektor basic materials sebesar 4,03% dan properties & real estate 2,92%.
Sementara itu, asing membukukan net sell sebesar Rp363,13 miliar di pasar reguler dengan saham-saham yang paling banyak dijual seperti BBCA, BMRI, BREN, KLBF, dan TLKM.
Sentimen positif datang dari menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta semakin membaiknya kondisi geopolitik nasional.
Sementara itu, indeks utama bursa AS tercatat melemah. Sentimen negatif datang dari pernyataan Presiden Donald Trump mengenai tarif.
Secara teknikal, candle IHSG membentuk formasi two white soldier, berhasil menembus MA20, indikator Stochastic golden cross.
"Dengan demikian, kami proyeksikan hari ini IHSG akan mengalami penguatan. Berikut saham pilihan hari ini: BRIS, PGEO, PGAS, dan RATU," urainya.