25 April 2025
08:37 WIB
IHSG Diprediksi Menguat Di Perdagangan Akhir Pekan
Pada perdagangan kemarin, IHSG melemah 0,32% ke level 6.634,4, dengan investor asing mencatatkan keseluruhan net sell sebesar Rp514,5 miliar
Penulis: Fin Harini
Pekerja melintasi layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/4/2025). AntaraFoto/Muhammad Adimaja
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi menguat pada perdagangan akhir pekan, Jumat (25/4), didukung sentimen positif dari kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) soal tarif.
“Bursa Asia dibuka menguat dengan Kospi naik 0,97% dan Nikkei 1,36%. Kami memperkirakan IHSG akan menguat hari ini, didukung oleh sentimen yang positif dari global maupun regional,” tulis Samuel Sekuritas dalam laporan riset harian, Jumat (25/4).
Bursa AS ditutup menguat pada Kamis (24/4), dengan Dow naik 1,23%, S&P 500 menguat 2,03%, Nasdaq naik 2,74%.
“Saham-saham AS melonjak pada hari Kamis, dipimpin oleh saham-saham Big Tech, saat para investor mencerna sinyal terbaru dari Presiden Trump dan penasihat utamanya terkait tarif,” imbuh Samuel Sekuritas.
Yield UST 10Y turun 1,44% atau 0,063 bps ke 4,376%, sementara Indeks USD turun 0,47% ke 99,4.
Pasar komoditas ditutup beragam pada Kamis (24/4). Harga minyak WTI dan Brent naik masing-masing 1,01% ke US$62,8/bbl dan 0,65% ke US$66,6/bbl. Senada, harga emas menguat 1,86% ke US$3.349,4/oz dan batu bara naik 0,26% ke US$94,8/ton. Sementara, CPO turun 0,02% ke MYR4.036 per MT.
Pasar Asia ditutup cenderung mixed pada Kamis (24/4), dengan Kospi dan Hang Seng turun masing-masing 0,07% dan 0,74%, sementara Nikkei dan Shanghai masing-masing menguat 1,70% dan 0,03%.
IHSG melemah 0,32% ke level 6.634,4, dengan investor asing mencatatkan keseluruhan net sell sebesar Rp514,5 miliar. Di pasar reguler, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp381,4 miliar, dan pada pasar negosiasi tercatat net sell asing sebesar Rp133,1 miliar.
Net sell asing tertinggi di pasar reguler dicetak oleh BBCA (Rp655,4 miliar), BBNI (Rp79,7 miliar), dan PANI (Rp65,2 miliar). Net buy asing tertinggi di pasar reguler dicatatkan oleh BMRI (Rp337,5 miliar), ANTM (Rp185,4 miliar), dan PGAS (Rp35,9 miliar).
Top leading movers emiten DCII, BSIM, ICBP, sementara top lagging movers emiten BBCA, TPIA, BBRI.
Pasar Cermati Perang Dagang AS-China
Terpisah, Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus memproyeksikan IHSG menguat terbatas mengikuti bursa saham global pada perdagangan Jumat (25/4).
"Sejauh ini kami menilai situasi dan kondisi yang ada sudah sangat baik. Meskipun situasi dan kondisi penuh dengan ketidakpastian tentang tarif dan prospek ekonomi, namun ketenagakerjaan masih cukup baik karena banyak perusahaan yang tidak melakukan pengurangan pegawainya dan perusahaan berubah menjadi defensif setidaknya untuk saat ini," ujar Nico, panggilannya di Jakarta, Jumat (25/4), dilansir dari Antara.
Saat Amerika Serikat (AS) sedang berjibaku dengan tarifnya, Nico menyebut China dengan tenang terus melaju tanpa memikirkan Presiden AS Donald Trump.
Presiden China Xi Jinping mulai memperbaiki hubungan dengan Uni Eropa, yang diharapkan dapat menjadi salah satu tempat untuk menjadi mitigasi saat ekspor ke AS ditutup.
Xi Jinping bersiap untuk mencabut sanksi terhadap sejumlah anggota parlemen Uni Eropa.
Para pejabat Eropa menyambut baik rencana itu, sehingga Uni Eropa sedang mempertimbangkan kuota harga minimum untuk mobil listrik dari China sebagai pengganti tarif senilai 45,3% yang dikenakan pada tahun lalu.
China ingin memisahkan antara Uni Eropa dengan AS. Hal ini akan ada banyak negara yang mungkin akan melakukan keberpihakan antara AS dengan China, yang membuat eskalasi perang kemungkinan besar akan bertambah.
Sejauh ini, para pemimpin Uni Eropa bahkan siap melakukan perjalanan ke Beijing pada Juli 2025 mendatang. Bahkan, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan pihaknya telah mengadakan komunikasi dengan Perdana Menteri Li Qiang, membahas tentang perekonomian, perdagangan, green economy hingga digital.
Terdapat kemungkinan barang- barang China yang ditujukan untuk AS akan dialihkan ke Uni Eropa, sehingga diproyeksikan China akan mengalami surplus dengan Uni Eropa sebesar 70%.
Sebelumnya, Trump sempat melontarkan sikap yang lebih melunak, yang menyatakan kesiapan untuk berdialog dengan China. Menteri Keuangan AS Scott Bessent juga menyebut ada peluang tercapainya kesepakatan dagang besar. Saat ini, tarif impor AS terhadap produk China mencapai 145%.
Dari dalam negeri, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Tim Teknis RI kembali mengadakan pertemuan dengan Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) dan Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick untuk membahas negosiasi tarif resiprokal.
Dalam pertemuan lanjutan pada 23 April, kedua negara menandatangani perjanjian bilateral mengenai perlakuan informasi terkait perdagangan, investasi, dan keamanan ekonomi.
Negosiasi ditargetkan selesai dalam 90 hari sejak pengumuman kebijakan tersebut pada 9 April 2025. Topik pembahasan meliputi akses pasar dan National Tariff Estimate (NTE), sementara pihak AS menekankan pentingnya hasil akhir sebagai bahan pertimbangan Presiden Trump.