c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

16 Desember 2024

09:56 WIB

IHSG Awal Pekan, Senin (16/12) Diproyeksi Melemah di 7.250-7.340

IHSG hari ini (16/12) diprediksi melemah terbatas di kisaran 7.250-7.340

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">IHSG Awal Pekan, Senin (16/12) Diproyeksi Melemah di 7.250-7.340</p>
<p id="isPasted">IHSG Awal Pekan, Senin (16/12) Diproyeksi Melemah di 7.250-7.340</p>

Pekerja melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, (12/6/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip dari RTI, dibuka di level 7.324,79 pada perdagangan Senin (16/12).

IHSG dari awal dibuka di zona merah. Hingga pada pukul 09.25 WIB, IHSG melemah sebesar 114 poin atau 1,56% menjadi ke level 7.210,78.

Senada dengan hal tersebut, Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih memproyeksikan IHSG pada awal pekan akan melemah terbatas.

"IHSG hari ini (16/12) diprediksi melemah terbatas di range 7.250-7.340," kata Ratih dalam kajian resmi, Senin (16/12).

Sebelumnya, pada perdagangan Jumat (13/12), IHSG ditutup turun 0,94% atau 69,44 poin ke level 7.324.

Baca Juga: Senin (16/12), IHSG Berpotensi Bergerak Melemah

Terdapat beragam sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini. Antara lain dari dalam negeri, IHSG selama sepekan yakni periode tanggal 9-13 Desember 2024 tertekan dengan penurunan 0,79%.

IHSG kembali terkoreksi karena investor asing lanjutkan aksi outflow pada saham Big Caps, khususnya sektor perbankan, dan nilai tukar rupiah yang kembali terdepresiasi.

Selama sepekan, investor asing tercatat jual bersih di pasar ekuitas domestik senilai Rp2,70 triliun, seiring dengan nilai tukar rupiah spot yang kembali menyentuh level Rp16.000 per dolar AS pada Jumat (13/12). Pekan ini, pelaku pasar mencermati keputusan BI-Rate yang berpotensi masih menahan suku bunga di level 6%.

Dari mancanegara, bursa Wall Street bergerak terbatas di akhir pekan sejalan dengan pelaku pasar yang mencermati kenaikan yield obligasi AS dalam sepakan beruntun.

Pekan ini, terdapat agenda FOMC The Fed yang berpotensi memangkas suku bunga 25 bps. Namun, pelaku pasar khawatir kebijakan suku bunga ke depan karena inflasi yang masih di atas target dan kebijakan tarif impor Trump.

Dari Asia, rilis awal Indeks PMI manufaktur Jepang pada Desember 2024 berada di level 49,5. Angka tersebut menggambarkan aktivitas manufaktur berada di level kontraksi selama enam bulan beruntun.

Bergerak Konsolidasi
Secara terpisah, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG pada Senin akan bergerak konsolidasi.

"Pada perdagangan Senin (16/12), IHSG diperkirakan bergerak konsolidasi, dengan rentang perdagangan di level 7.314 hingga 7.389. Support di level 7.250," tulis Tim Riset, Senin (16/12).

Pergerakan pasar saham di dalam negeri masih dipengaruhi oleh perkembangan sentimen global, terutama dolar AS yang masih menunjukkan tren kenaikan.

Kenaikan dolar juga disertai dengan kenaikan imbal hasil surat berharga pemerintah AS atau US treasuries (UST). Indeks USD (DXY) pada Jumat ditutup di atas level 107, pertama kalinya selama lebih dari dua pekan terakhir.

Baca Juga: Bursa Sepekan: IHSG Turun 0,79% Jadi 7.324,78

Imbal hasil UST tenor dua tahun dan 10 tahun, selama sepekan naik cukup signifikan, masing-masing sebesar 14,1bps dan 24,4bps hingga ditutup pada 4,24% dan 4,40%. Sementara itu, DXY naik 0,9% WoW menjadi 107,0.  

Kenaikan imbal hasil UST dan DXY selalu berdampak negatif terhadap rupiah, dan pada hari Jumat lalu rupiah ditutup mendekati level 15.995, terdepresiasi 0,9% WoW terhadap dolar AS.

Di antara mata uang negara maju, yen pekan lalu mengalami depresiasi paling signifikan, sebesar 2,4% WoW, karena Bank of Japan (BoJ) diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga dan akan lebih berhati-hati dalam menentukan langkah ke depan.

Persepsi mengenai arah suku bunga global akan selalu berdampak besar terhadap pasar mata uang, keluar masuknya arus modal asing, dan akan berdampak juga terhadap kinerja pasar saham.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar