c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

19 Juli 2024

08:52 WIB

IHSG Akhir Pekan (19/7) Berpotensi Melemah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan melemah, mengikuti pelemahan pasar global dan regional.

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">IHSG Akhir Pekan (19/7) Berpotensi Melemah</p>
<p id="isPasted">IHSG Akhir Pekan (19/7) Berpotensi Melemah</p>

Pegawai melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Global (IHSG) di Gedung Bursa Efek, Jakarta, Kamis (28/3/2024). ValidNewsID/Darryl Ramadhan

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan melemah, mengikuti pelemahan pasar global dan regional.

“Nikkei dibuka melemah pagi ini 0,26% dan KOSPI 1,52%. Kami perkirakan IHSG akan melemah hari ini, seiring dengan sentimen dari pasar global dan regional,” sebut Samuel Sekuritas dalam laporan riset harian, Jumat (19/7).

Saham AS ditutup melemah pada Kamis (18/7). Dow turun 1,28%, S&P 500 melemah 0,70%, dan Nasdaq terkoreksi 0,78%. Saham AS ditutup melemah akibat aksi taking profit dari para investor pada saham-saham big caps. Yield UST 10Y naik 0,037bps (0,89%) ke 4,20%, dan USD Index turun 0,42% ke 104,2.

Pasar komoditas ditutup mixed. Minyak WTI turun 1,00% menjadi US$83,4/bbl, batu bara menguat 0,19% di US$135/ton, nikel melemah 0,30% menjadi US$16.469/ton, CPO terkoreksi 0,15% menjadi MYR3.938 dan emas melemah 0,63% menjadi US$2.447/toz.

Bursa Asia sebagian besar ditutup menguat pada Kamis (18/7). Nikkei melemah 2,36%, namun Hang Seng naik 0,22%, dan Shanghai menguat 0,48%.

Sedangkan EIDO naik0,67%, sementara IHSG ditutup pada level 7.321,1 atau menguat 1,34%. Investor asing mencatatkan keseluruhan net buy sebesar Rp1.156,3 miliar.

Di pasar reguler, investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp1.221,2 miliar, dan pada pasar negosiasi tercatat net sell asing sebesar Rp64,9 miliar.

Net buy asing tertinggi di pasar reguler dicatatkan oleh BBRI (Rp409,6 miliar), BMRI (Rp339,1 miliar), dan BBCA (Rp79,9 miliar). Net sell asing tertinggi di pasar reguler dicetak oleh BBNI (Rp16,9 miliar), BRPT (Rp36,1 miliar), dan AMRT (Rp31,7 miliar).   

Top leading movers emiten TPIA, MDKA, DCII, sementara top lagging movers emiten BREN, BBRI, AMMN.

Turut memengaruhi pasar, Asian Development Bank (ADB) mempertahankan perkiraan pertumbuhan PDB Indonesia pada 2024 di angka 5%, didorong oleh permintaan domestik yang kuat. Sementara, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuannya, mengisyaratkan potensi penurunan pada Kuartal IV.

Emiten yang Jadi Sorotan
Pagi ini, terdapat beberapa emiten yang menjadi sorotan. Pertama, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memulai proyek percontohan (pilot project) konversi batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet untuk bahan baku baterai Lithium-ion (Li-ion).

Pengembangan batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet adalah komitmen PTBA dalam mendukung kebijakan pemerintah mendorong hilirisasi batu bara serta menjaga ketahanan energi nasional.

Emiten berikutnya adalah PT AKR Corporindo Tbk (AKRA). AKRA menambah modal ke salah satu anak usahanya, PT Andahanesa Abadi, pada 12 Juli 2024 sejumlah Rp499 juta, sehingga jumlah modal dasarnya saat ini meningkat menjadi Rp356,4 miliar. PT Andahanesa Abadi menyediakan layanan logistik kepada pelanggannya.

Terakhir, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang mencatatkan pendapatan pra penjualan sebesar Rp1,7 triliun pada Semester I 2024. Perseroan menargetkan marketing sales tahun ini sebesar Rp5 triliun sepanjang tahun 2024.

Mayoritas marketing sales SMRA berasal dari penjualan rumah. Per hari ini, kontribusi dari bisnis pengembangan properti ke pendapatan SMRA sebesar 70%-75%. Sedangkan, dari properti investasi sekitar 25%-30%.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar