c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

03 April 2023

20:45 WIB

ID FOOD: Impor Gula Tidak Berbenturan Dengan Masa Giling Tebu

ID FOOD menyebut waktu impor beras tidak berbenturan dengan masa giling tebu.

Penulis: Sakti Wibawa

ID FOOD: Impor Gula Tidak Berbenturan Dengan Masa Giling Tebu
ID FOOD: Impor Gula Tidak Berbenturan Dengan Masa Giling Tebu
Pekerja melakukan bongkar muat gula kristal putih impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu ( 1/4/2023). Antara Foto/Hafidz Mubarak A

JAKARTA – Direktur IDFOOD Frans Marganda Tambunan dalam rapat bersama komisi IV DPR RI mengatakan, berdasarkan data subklaster pada saat ini produktivitas gula sekitar 76 ton/Ha. Sementara kapasitas oleh tebu sendiri sekitar 22.019 TCD.

“Untuk kemampuan produksi saat ini sendiri, sebanyak 262.852 ton, untuk tahun 2027 nanti kita targetkan 426.155 ton,” katanya, Senin (3/4).

Terkait dengan importasi gula dari Thailand sebesar 107.900 ton tersebut, lanjut Frans, hal tersebut berdasarkan penugasan dari rakortas pada bulan Desember 2022.

Importasi tersebut berdasarkan neraca komoditas gula dimana produksi gula Indonesia saat ini sebesar 2,6 juta ton, sementara kebutuhan masyarakat 3,4 juta, sehingga untuk memenuhi defisit sebesar 991 ribu ton tersebut dilakukan importasi gula dari Thailand tersebut merupakan bagian dari 991 ribu ton tersebut.

“Semester pertama ini kami 107.900 untuk stabilisasi hari besar keagamaan nasional (HBKN), dan kami harus menyelesaikannya sebelum musim giling tebu pada akhir mei, jadi tidak akan berbenturan dengan masa giling tebu. Selain itu, mengingat urgensi waktu yang diperlukan, kami mengimpor gula yang siap untuk dikonsumsi masyarakat,” paparnya.

Dirinya mengungkapkan, kedatangan gula dari Thailand dan India tersebut akan dibagi ke tiga pelabuhan secara terpisah, yakni Pelabuhan Belawan, Medan yang akan menerima total 37.900 ton gula. Lalu, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta yang akan menerima total 32.500 ton dan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dengan total 25.000 ton gula.

“Gula-gula ini didistribusikan sesuai penugasan pemerintah, Bapanas dan Kemendag untuk kita segera didistribusikan ke masyarakat agar harga gula eceran stabil,” katanya.

Sedangkan untuk pendistribusian secara rinci adalah sebanyak 5 ribu ton di Aceh, 17.500 ton untuk Sumatera Utara, 5 ribu untuk Sumatera Barat. Lalu Riau akan mendapatkan total 6 ribu ton gula, Jambi 4.400 ton, serta Sumatera Selatan dan Lampung yang masing-masingnya mendapat 2 ribu ton dan 3 ribu ton.

Baca Juga: Amankan Stok, ID FOOD Impor 107.900 Ton Gula Kristal Putih

Sedangkan untuk di Pulau Jawa akan didistribusikan sebanyak 12.500 ton untuk Jakarta, 10 ribu ton untuk Jawa Barat, dan 5 ribu ton di Jawa Tengah. Lalu, Bali, NTB dan NTT mendapat jatah 10 ribu ton.

Kemudian sebanyak 4.100 ton untuk Pontianak, 5 ribu ton untuk masing-masing di Palangkaraya, Banjarmasin dan Makassar.

Dalam kesempatan lain, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi mengatakan, impor gula baru datang sekitar 107.900 ton pada periode semester pertama. Nantinya, impor akan berlangsung bertahap.

“Kemarin sudah masuk dari IDFOOD, kemarin sudah datang sebanyak 107.900 ton untuk periode semester pertama dan itu dikalikan dua, satu lagi nanti PTPN Holding 3,” katanya kepada awak media, Senin (3/4).

Berdasarkan data BPS sendiri, impor gula pada awal tahun ini sebanyak 537,06 juta kilogram atau naik 6,12% dibanding Januari 2022 yang sebanyak 506,07 kilogram.

Sementara itu, bila dibandingkan dengan Desember 2022 yang sebanyak 312,89 juta kilogram, impor gula pada Januari 2023 telah mengalami kenaikan hingga sebanyak 71,64%.

Berdasarkan negara asalnya, impor gula Indonesia pada bulan itu paling banyak didatangkan dari Thailand sebesar 414,55 juta kilogram, naik 50,53% dibanding Januari 2022 (yoy) yang sebanyak 275,39 juta kilogram.

Sedangkan dibandingkan dengan realisasi impor gula dari Thailand pada Desember 2022 yang sebanyak 312,89 juta kilogram, impor pada Januari 2023 naik hingga 11.415,28% (mtm).

Setelahnya diperoleh dari Australia sebanyak 79 juta kilogram atau turun 10,23% yoy dan turun 10,23% mtm, lalu India sebanyak 43,51 juta atau minus 69,51% yoy dan tumbuh 3.928,7 mtm, Prancis 1 kilogram, dan terakhir Amerika Serikat 5 kilogram atau naik 150% mtm.

Pada Januari dan Desember 2022 Indonesia mencatat Indonesia tidak pernah mengimpor gula dari Prancis sehingga tidak ada persentase perbandingan yoy maupun mtm, sedangkan Amerika Serikat tak tercatat pada Januari 2022.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar