c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

27 Februari 2025

18:23 WIB

ID Food Dan PTPN Kompak Tegaskan Impor Gula Hanya Untuk CPP

ID Food dan PTPN memastikan impor Gula Kristal Mentah (GKM) atau raw sugar 2025 hanya untuk CPP, bukan memenuhi kebutuhan. Keduanya optimis produksi gula nasional tahun ini meningkat. 

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<div dir="auto" id="isPasted">ID Food Dan PTPN Kompak Tegaskan Impor Gula Hanya Untuk CPP</div>
<div dir="auto" id="isPasted">ID Food Dan PTPN Kompak Tegaskan Impor Gula Hanya Untuk CPP</div>

Dirut PT Rajawali Nusantara Indonesia/ID Food Sis Apik Wijayanto (kiri) dan Dirut Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Muhammad Abdul Ghani (tengah) menegaskan rencana impor gula 200 ribu ton untuk CPP, Jakarta, Kamis (27/2). ValidnewsID/Erlinda PW

JAKARTA - Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID Food Sis Apik Wijayanto menegaskan, rencana importasi gula yang akan dilakukan pemerintah tahun ini berupa Gula Kristal Mentah (GKM) atau raw sugar sebanyak 200 ribu ton hanya untuk memenuhi Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).

ID Food menjamin pasokan gula yang diproduksi dari dalam negeri mencukupi untuk kebutuhan 2025. Sampai saat ini, Sis mengaku, pihaknya telah mengantongi penugasan impor, namun masih dalam tahap negosiasi. Sehingga belum diketahui kapan dan asal negara mana untuk mendatangkan GKM tersebut. 

"Kita saat ini melakukan negosiasi dari beberapa supplier, mana-mana yang kiranya nanti avaliable dan harganya tidak terlalu mahal. Tapi yang pasti, impor ini untuk cadangan pangan pemerintah, bukan untuk kebutuhan sekarang," tegasnya dalam konpers 'Ketersediaan Stok dan Stabilitas Harga Pangan Selama Ramadan dan Idulfitri', Jakarta, Kamis (27/2).

Baca Juga: 
Tak Ada Gejolak, APTRI Pertanyakan Rencana Impor Gula 200 Ribu Ton

Sementara itu, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Muhammad Abdul Ghani menyampaikan, saat ini stok gula nasional yang ada di pihaknya maupun di petani berupa Gula Kristal Putih (GKP) ada sekitar 1 juta ton. Sementara kebutuhan untuk konsumsi sekitar 230 ribu ton/bulan.

Artinya, pasokan gula tersebut masih dapat mencukupi untuk kebutuhan sekitar empat bulan ke depan. 

Di sisi lain, menurutnya, puncak penggilingan tebu akan dimulai pada Mei atau tiga bulan ke depan dengan perkiraan produksi mencapai 150-200 ribu ton. Oleh karena itu, Ghani menjamin produksi bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri. 

Ghani pun menjelaskan alasan pemerintah mengimpor gula di tengah optimisme produksi yang mencukupi. Menurutnya, impor hanya untuk kebutuhan CPP. Sebagai bentuk antisipasi kejadian tak terduga, pemerintah masih memiliki cadangan gula yang bisa disalurkan ke masyarakat.

"Pemerintah memastikan, bahwa meskipun kita punya stok sekitar tiga hingga empat bulan ke depan, tapi pemerintah perlu menyiapkan (stok) kalau terjadi apa-apa. Paling tidak untuk meyakinkan market supaya tidak panik. Jadi gula yang akan diimpor ID Food nanti tidak didistribusikan ke pasar, tapi di-keep untuk cadangan pemerintah," jelas Ghani. 

Baca Juga: Asosiasi Gula Setujui Impor Gula, Sarankan Impor Bentuk GKP

Bahkan, Ghani memastikan produksi gula nasional di tahun ini dapat naik menjadi 2,8 juta ton, dari tahun lalu yang hanya  sekitar 2,47 juta ton. 

"Dari produksi 2,8 juta ton tahun ini, itu terdiri dari produksi PTPN 1 juta ton, dan produksi dari RNI (ID Food) 350 ribu ton. Ini maknanya sudah sama bahwa BUMN menguasai produksi gula 50%," papar Ghani.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, total impor gula pada Januari 2025 mencapai sebesar 308.800 ton atau senilai US$162,8 juta. Dia menyebut, nilai impor itu turun 42,39% secara bulanan (mtm).

Secara umum, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, impor komoditas gula untuk konsumsi maupun industri mengalami penurunan pada Januari 2025.

"Ini secara bulanan, kalau kita bandingkan dengan Desember 2024, nilainya turun sebesar 42,39%," ujarnya dalam Rilis BPS, Senin (17/2).

KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar