05 Juli 2023
20:55 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) menilai, penerapan kebijakan Taksonomi di Asia Tenggara merupakan hal yang penting. Hal tersebut lantaran kebijakan ini menunjukkan komitmen kawasan terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan, pembangunan ekonomi, dan integrasi regional.
"Komitmen ini tentunya perlu didorong dengan terciptanya penerapan kerangka kerja taksonomi yang kuat. Karena itu, ICAEW secara aktif mendukung kebijakan pemerintah yang mendorong perubahan positif di berbagai sektor, terutama dalam pertumbuhan berkelanjutan," kata ICAEW Head of Indonesia, Conny Siahaan, Rabu (5/7).
Ia menjelaskan, mengingat penerapan taksonomi yang komprehensif membutuhkan kolaborasi dan pengembangan kapasitas di antara negara-negara anggota ASEAN, tentunya dibutuhkan usaha serta kolaborasi nyata dari jajaran pemerintahan negara ASEAN untuk memastikan taksonomi berjalan mulus.
“Kami melihat dengan bekerja sama, negara-negara anggota ASEAN dapat mempercepat penerapan taksonomi ini dan memaksimalkan dampak positifnya bagi kawasan. Dengan semangat yang dibangun oleh pemerintah, kami di ICAEW pun mendukung langkah-langkah kebijakan dari Taksonomi ASEAN terutama dalam mendorong semua pemangku kepentingan untuk mengenal lebih lanjut tujuan dan manfaat dari kebijakan ini," kata dia.
Namun sayangnya, ia menilai kelahiran kebijakan Taksonomi ASEAN belum sepenuhnya dipahami oleh berbagai pihak, terutama terkait peran dan tujuan dari penerapan yang sudah digaungkan pemerintah. Ia pun menjelaskan peran dan tujuan terciptanya Taksonomi ASEAN.
Pertama meningkatkan keuangan berkelanjutan. Conny menuturkan ASEAN menyadari adanya kebutuhan mendesak untuk bertransisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan dan rendah karbon. Taksonomi yang dirancang dengan baik memungkinkan identifikasi dan promosi investasi yang ramah lingkungan.
Taksonomi ini juga memberikan kejelasan bagi investor, lembaga keuangan, dan bisnis dengan mendefinisikan apa saja yang memenuhi syarat sebagai kegiatan ekonomi yang berkelanjutan secara lingkungan.
"Dengan menyelaraskan investasi dengan proyek-proyek berkelanjutan, ASEAN dapat menarik lebih banyak modal hijau, mempercepat adopsi teknologi bersih, dan memfasilitasi pembiayaan proyek-proyek infrastruktur yang berkelanjutan," ujarnya.
Promosikan Lingkungan
Kedua, mempromosikan perlindungan lingkungan dan aksi iklim. Kerangka kerja taksonomi di ASEAN memainkan peran penting dalam mempromosikan perlindungan lingkungan dan aksi iklim. Dengan menetapkan kriteria yang jelas untuk kegiatan yang ramah lingkungan, kerangka kerja ini memungkinkan perusahaan dan pemerintah untuk menetapkan target dan mengembangkan strategi untuk mengurangi jejak ekologi yang akan terjadi.
"Hal ini, pada gilirannya, berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim, melestarikan keanekaragaman hayati, dan melindungi ekosistem. Selain itu, taksonomi ini mendorong inovasi dan pengembangan teknologi ramah lingkungan karena perusahaan berusaha untuk memenuhi standar keberlanjutan yang ditetapkan oleh taksonomi tersebut," imbuhnya.
Ketiga, memfasilitasi integrasi regional. Conny melihat, kerangka kerja Taksonomi ASEAN juga memfasilitasi integrasi regional dengan menciptakan bahasa yang sama untuk keberlanjutan. Dengan mengadopsi taksonomi yang diselaraskan di seluruh negara anggota, ASEAN mempromosikan standar pelaporan dan pengungkapan yang konsisten.
Standarisasi ini menurutnya dapat membantu bisnis untuk menavigasi investasi, perdagangan, dan kolaborasi lintas batas dengan lebih efisien. Hal ini meningkatkan transparansi dan kepercayaan, yang pada akhirnya mendorong kerja sama ekonomi yang lebih besar di antara negara-negara ASEAN.
“Komitmen ASEAN terhadap pembangunan berkelanjutan dan integrasi regional harus didukung oleh penerapan kerangka kerja taksonomi yang kuat. Dengan penerapan taksonomi ini, maka akan membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi sekaligus mengatasi tantangan lingkungan yang mendesak,” tutup Conny.