c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

14 Januari 2025

15:03 WIB

IBC Sarankan 4 Pendekatan Bagi Pemerintah Untuk Tarik Investasi

Laporan Indonesian Business Council (IBC) berjudul Business Competitiveness Outlook 2025 mengungkapkan empat pendekatan yang perlu diambil oleh pemerintah untuk menarik investasi.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

<p id="isPasted">IBC Sarankan 4 Pendekatan Bagi Pemerintah Untuk Tarik Investasi</p>
<p id="isPasted">IBC Sarankan 4 Pendekatan Bagi Pemerintah Untuk Tarik Investasi</p>

Ilustrasi. Kabut selimuti gedung perkantoran di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Laporan Indonesian Business Council (IBC) berjudul Business Competitiveness Outlook 2025 mengungkapkan empat pendekatan yang perlu diambil oleh pemerintah untuk memperkuat kolaborasi dengan dunia usaha dan menarik investasi. 

Pemerintah akan melaksanakan misi besar yang sangat berat. Dalam upaya ini, pada 2025 pemerintah baru akan mencari aliansi dan menarik investasi secara besar-besaran dan membutuhkan upaya yang kuat," kata Chief Operation Officer IBC William Sabandar dalam acara IBC Business Competitiveness Outlook 2025, Senin (13/1).

Empat pendekatan tersebut meliputi, pertama, reformasi tata kelola untuk meningkatkan kemudahan berusaha. William menjelaskan, langkah ini bisa dimulai dengan meningkatkan kemudahan berusaha seperti pengurangan birokrasi atas aturan yang berbelit hingga digitalisasi. Pemerintah juga harus meminimalkan kebocoran pendapatan dan pemberantasan korupsi.

Kedua, kolaborasi swasta dan pemerintah dalam pembangunan infrastruktur dan perbaikan kualitas sosio-ekonomi. William menuturkan, pemerintah harus segera melakukan perbaikan sosial ekonomi seperti pemenuhan gizi, pendidikan, penyediaan kesehatan dan perumahan infrastruktur publik energi, air, jalan atau pelabuhan.

Ketiga, meningkatkan industrialisasi melalui strategi hilirisasi. Menurut William terdapat beberapa langkah yang perlu diambil pemerintah pada fase ini, seperti hilirisasi dan hulu pembatasan ekspor, penegakan konten lokal aglomerasi industri KEK, klaster industri, insentif dan status PSN.

Terakhir, mendorong ekonomi hijau. William mengatakan, Indonesia memiliki cita-cita menuju pembangunan ekonomi hijau pada 2045, untuk itu langkah seperti transisi energi tenaga surya, angin, pasang surut, nuklir, biofuel, gas alam perdagangan karbon, penangkapan dan penyimpanan karbon, solusi berbasis alam perlu dilakukan.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan tahun ini, Indonesia masih menghadapi sejumlah risiko dan ketidakpastian.

Yaitu seperti volatilitas harga komoditas, suku bunga tinggi di negara maju seperti Amerika Serikat, serta pertumbuhan ekonomi China yang masih di bawah ekspektasi.

“Kita juga menghadapi tantangan perubahan iklim yang kita saksikan di banyak belahan dunia. Dengan ini, prospek ekonomi global diperkirakan masih di bawah level covid, sekitar 3,2%. Tapi Indonesia masih mampu menjaga pertumbuhan ekonomi,” kata Airlangga.

Menurut Airlangga pemerintah mengharapkan dapat menjaga pertumbuhan ekonomi seperti tahun lalu yaitu di sekitar 5%. Jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Thailand yang tumbuh sekitar 3%, dan Korea Selatan yang tumbuh 1,5%, Indonesia masih menjaga pertumbuhan yang baik.

“Kalau kita lihat dari indikasi PMI di bulan Desember, kita dalam pertumbuhan di mana ekspansi 51,2%. Selain itu, indeks konsumen serta indeks penjualan riil juga tumbuh positif,” terang Airlangga.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar