c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

30 November 2024

13:13 WIB

Hilirisasi Bauksit Berjalan Lamban, Ini Kata Bahlil

Pemrintah mengakui proyek hilirisasi komoditas bauksit jauh lebih lamban dibanding nikel. Aspek pembiayaan ditengarai jadi salah satu sebab lambatnya perkembangan smelter bauksit

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Khairul Kahfi

<p>Hilirisasi Bauksit Berjalan Lamban, Ini Kata Bahlil</p>
<p>Hilirisasi Bauksit Berjalan Lamban, Ini Kata Bahlil</p>

Pekerja berjalan di lokasi proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024). Antara Foto/Jessica Wuysang

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengakui proyek hilirisasi komoditas bauksit jauh lebih lamban dibanding nikel.

Dari kondisi itu, Bahlil menegaskan pemerintah terus mendorong adanya percepatan proyek-proyek smelter bauksit di Indonesia. Salah satu yang menjadi kendala menurutnya ialah pada aspek pembiayaan.

"Salah satu persoalannya (proyek hilirisasi bauksit lambat) adalah agar bagaimana mendorong agar percepatan. Mungkin salah satu (cara) di antaranya pembiayaan," ujar Menteri Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (29/11).

Asal tahu, sumber daya nikel Indonesia pada 2023 berada di kisaran 18,55 miliar ton dalam bentuk bijih, dengan total cadangan sekitar 5,32 miliar ton bijih. Sedangkan untuk komoditas bauksit, total sumber daya yang dimiliki dalam bentuk bijih hanya sekitar 7,47 miliar ton, dengan total cadangan di kisaran 2,77 miliar ton.

Baca Juga: Kementerian ESDM Ungkap Kendala Pembangunan Smelter Bauksit

Secara keseluruhan, sudah ada sekitar 147 fasilitas pemurnian mineral atau smelter yang terbagi menjadi dua metode pengolahan, yakni pirometalurgi dan hidrometalurgi.

Untuk metode pirometalurgi, hingga awal November 2024, ada 49 smelter beroperasi, 35 smelter dalam tahap konstruksi, dan 36 smelter di tahap perencanaan. Kemudian dengan metode hidrometalurgi, terdapat 5 plan operasi, 3 plan konstruksi, dan 19 plan perencanaan.

Menteri Bahlil mengutarakan, lambatnya pertumbuhan smelter bauksit membuat pemerintah terus melakukan penataan dan mengundang investor supaya mau membangun fasilitas pemurnian komoditas tersebut di dalam negeri.

"Kita undang teman-teman pelaku usaha yang urusan daripada smelter bauksit ini untuk kita lakukan percepatan. Kemarin kan di Kalimantan Barat sudah selesai yang diresmikan punya BUMN, mungkin nanti yang lainnya juga," jelasnya.

Bahkan, Eks-Ketua Umum HIPMI itu tak menutup kemungkinan akan ada lebih dari satu perusahaan untuk membentuk konsorsium dalam menjalankan proyek hilirisasi bauksit.

"Semuanya bisa, ada kemungkinan (konsorsium)," ungkap Bahlil.

Serapan Tenaga Kerja
Pada kesempatan berbeda, Corporate Secretary Holding BUMN Pertambangan MIND ID Heri Yusuf menegaskan, investasi pada program hilirisasi maupun industrialisasi mineral punya dampak positif terhadap perekonomian, utamanya dari sisi serapan tenaga kerja lokal.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Injeksi Bauksit Perdana Penuhi Kebutuhan Aluminium

Untuk proyek smelter tembaga di Manyar, Gresik, Jawa Timur misalnya, tercatat bisa menyerap 2.000 tenaga kerja ketika beroperasi penuh. Jumlah itu terdiri dari 1.200 karyawan kontraktor dan 800 karyawan langsung PT Freeport Indonesia (PTFI).

Kemudian pada proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat dirancang untuk  dapat menyerap 1.100 karyawan, yang terdiri dari 880 tenaga alih daya hingga personel keamanan, dan rencana penambahan 200 karyawan seiring beroperasinya fasilitas pemurnian bauksit tersebut.

Selama masa konstruksi, SGAR diketahui telah menyerap 3.000 tenaga kerja. Sedangkan smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur menyerap 2.600 tenaga kerja selama masa pembangunannya.

"Sebagai perpanjangan tangan pemerintah, kami berupaya memastikan bahwa inisiatif strategis yang dijalankan mampu memberikan manfaat maksimal bagi Indonesia, termasuk dalam hal penyerapan dan peningkatan kualitas tenaga kerja lokal," tandas Heri.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar