24 Maret 2025
21:00 WIB
Hery Gunardi Jadi Dirut Baru BRI, Begini Profilnya
Mantan Direktur Utama BSI Hery Gunardi ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) baru menggantikan Sunarso.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
Arsip - Presiden Prabowo Subianto (tengah) berjabat tangan dengan Dirut BSI Hery Gunardi (kiri) usai meresmikan Layanan Bank Emas Pengadaian dan BSI di The Gade Tower, Jakarta, Rabu (26/2/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz
JAKARTA - Hery Gunardi secara resmi ditetapkan sebagai Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) baru menggantikan Sunarso. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BRI yang digelar pada hari ini, Senin (24/3).
Sebelumnya, Hery Gunardi menjadi nahkoda PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).
Adapun, salah satu agenda RUPST tersebut adalah perubahan jajaran pengurus. Terkait hal ini, Hery mengatakan bahwa dirinya siap mengemban amanah baru dengan sebaik-baiknya.
Menurutnya, memimpin BSI maupun BRI memiliki kesamaan substansi, yakni sama-sama membangun perekonomian bangsa dari segi industri perbankan. Namun dengan sektor berbeda, di mana BSI bergerak di sektor perbankan syariah, sedangkan BRI lebih fokus pada segmen UMKM.
“Semoga ke depan BRI terus tumbuh dan memberikan nilai ekonomi maupun sosial yang seimbang sebagai BUMN melalui kebermanfaatan dan kontribusi yang berkelanjutan bagi perekonomian Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (24/3).
Hery memang memiliki rekam jejak yang panjang di industri perbankan Tanah Air. Pria kelahiran Bengkulu ini memulai karier sebagai bankir di Bank Bapindo pada 1991. Pada kurun waktu 1998-1999, Hery menjadi anggota Tim Merger yang membidani lahirnya Bank Mandiri.
Kala itu, saat krisis ekonomi melanda, pemerintah menggabungkan empat bank, yaitu Bank Bapindo, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, dan Bank Exim menjadi bank baru, yaitu Bank Mandiri.
Hery juga sosok yang menangani pendirian PT AXA Mandiri Finansial Services (AMFS), perusahaan asuransi joint venture antara Bank Mandiri dan AXA Group Perancis (2002-2003).
Lalu pada 2006, Hery dipercaya untuk menangani segmen wealth management Bank Mandiri dan kariernya terus menanjak sebagai Direktur hingga menjadi Plt Direktur Utama Bank Mandiri pada September-Oktober 2020.
Sejumlah posisi top management mulai dari Direktur Mikro dan Ritel, Direktur Konsumer, Direktur Distributions, Direktur Small Business & Network, hingga Direktur Consumer & Retail Transaction pernah diemban Hery saat di Bank Mandiri.
Dengan pengalaman tersebut, Hery dipercaya membidani lahirnya BSI dengan proses merger tiga bank syariah anak usaha bank BUMN, yaitu PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah.
Hery pun ditunjuk sebagai Direktur Utama pertama di bank syariah terbesar di Indonesia tersebut. Penetapan itu dilakukan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada RUPSLB tanggal 15 Desember 2020 dan efektif menjabat pada 1 Februari 2021.
“Pengalaman dalam perjalanan karier saya menjadi modal penting untuk melangkah ke depan bersama BRI, dengan melanjutkan pencapaian oleh pemimpin-pemimpin BRI sebelumnya termasuk Pak Sunarso dalam melakukan transformasi culture dan digital,” ujarnya.
Angkat Kinerja BSI
Adapun di bawah kepemimpinan Hery, BSI mencatatkan kinerja yang gemilang. Total aset BSI hingga akhir 2024 senilai Rp408,61 triliun. Angka itu tumbuh 15,55% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp353,62 triliun pada 2023.
Pertumbuhan aset tersebut tak terlepas dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 11,46% (YoY) menjadi Rp327 triliun pada periode yang sama. Juga, pembiayaan yang naik 15,88% (YoY) hingga mencapai Rp278 triliun.
Dari segi laba bersih, BSI mencapai Rp7,01 triliun pada 2024, tumbuh 22,83% secara tahunan dari Rp5,7 triliun pada 2023. Kenaikan kinerja BSI ini lebih tinggi dari laju pertumbuhan industri perbankan nasional, yang dalam kurun beberapa tahun terakhir tak terlepas dari kondisi ekonomi makro maupun mikro yang cukup menantang.
Dari sisi aset, BSI menempati peringkat keenam terbesar di industri perbankan nasional dengan laju pertumbuhan sebesar 15,55% secara tahunan.
Sementara untuk DPK, menempati urutan keenam terbesar di Tanah Air. BSI juga mampu menempati peringkat sembilan bank syariah global dari segi kapitalisasi pasar. Hal tersebut ditargetkan dicapai tahun ini, namun realisasinya lebih cepat, yaitu pada 2024.