c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

31 Mei 2022

20:25 WIB

Hentikan Ekspor Listrik,Bahlil: Pemerintah Utamakan Kebutuhan Domestik

Namun terkait pelarangan ekspor listrik tersebut, lanjutnya, Indonesia-Singapura bisa membicarakan lebih lanjut, selagi kedua pihak bisa mendapatkan win-win solution

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Dian Kusumo Hapsari

Hentikan Ekspor Listrik,Bahlil: Pemerintah Utamakan Kebutuhan Domestik
Hentikan Ekspor Listrik,Bahlil: Pemerintah Utamakan Kebutuhan Domestik
Pekerja memperbaiki jaringan kabel penerangan jalan umum di salah satu ruas jalan di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (19/1/2022). ANTARAFOTO/Basri Marzuki
JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan, saat ini pemerintah Indonesia melakukan pelarangan ekspor listrik Energi Baru Terbarukan (EBT), guna mengutamakan kebutuhan dalam negeri. Hal ini disampaikan kepada Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong. 

“Terkait pelarangan ekspor listrik, memang sekarang kita lagi fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Presiden (Jokowi) sedang mendorong untuk meningkatkan penggunaan EBT,” jelas Bahlil dalam keterangan pers, Jakarta, Selasa (31/5).

Namun terkait pelarangan ekspor listrik tersebut, lanjutnya, Indonesia-Singapura bisa membicarakan lebih lanjut, selagi kedua pihak bisa mendapatkan win-win solution 

Bahlil juga menyampaikan, saat ini pemerintah Indonesia fokus pada hilirisasi industri dan memberikan nilai tambah bagi industri manufaktur, terutama komoditi mineral. 

Indonesia juga telah berhasil menghentikan ekspor ore nikel yang telah diinisiasi sejak 2020 lalu. Yang kemudian disusul pada tahun ini untuk menghentikan ekspor bauksit dan timah pada 2023 mendatang.

“Ini peluang bagi kita bersama dalam rangka hilirisasi. Belajar dari nikel, kita terlambat memulai sehingga dikalahkan China. Tapi untuk bauksit dan timah, saya belum buka ke negara manapun. Kalau ini cocok, kita akan menjadi pemain dunia khususnya untuk timah,” ungkap Bahlil.

Dalam kesempatan tersebut, Bahlil menjelaskan tentang perkembangan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur yang saat ini masih dalam proses. Dalam melakukan pembangunan IKN, pemerintah menggunakan konsep smart city yang ramah lingkungan. 

Nantinya, Kementerian Investasi/BKPM akan berperan sebagai gerbang utama dalam menarik masuknya investasi ke Indonesia, untuk menjadi bagian dari proyek pengembangan IKN tersebut.

Menteri Gan Kim Yong menyampaikan apresiasi atas komitmen pemerintah Indonesia dalam mewujudkan hilirisasi industri. Singapura sendiri tertarik menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya di sektor kesehatan, ekonomi digital, dan ekonomi hijau dalam rangka mewujudkan industri berkelanjutan. 

Menurut Yong, Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik pasca pandemi covid-19. Meski, pada saat yang sama sentimen ketidakpastian global kembali mencuat karena adanya konflik Rusia-Ukraina.

“Ini adalah kunjungan pertama saya ke Indonesia. Saya yakin ekonomi Indonesia dapat pulih ke depan. Terkait impor listrik, saya tahu Menteri (Bahlil) memiliki resistensi terhadap impor listrik, namun kita bisa mencari win-win solution terhadap hal ini,” sebut Yong.

Ke depan, dirinya berharap, Indonesia dan Singapura dapat bekerja sama khususnya terkait dengan ekonomi maupun bidang lainnya.

Dalam waktu dekat, Gan Kim Yong akan mengundang Menteri Investasi/Kepala BKPM dan Kepala Otorita IKN untuk berdiskusi lebih lanjut terkait pengembangan IKN dan energi hijau. Indonesia berharap, Singapura dapat menjadi bagian dari percepatan energi terbarukan di Tanah Air.

Berdasarkan catatan Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi asal Singapura sejak 2017 hingga Maret 2022 mencapai US$45,1 miliar, dan menempati peringkat pertama realisasi investasi PMA di Indonesia. Sedangkan khusus untuk periode Januari-Maret 2022, realisasi investasi asal Singapura di Indonesia mencapai US$3,6 miliar.

Realisasi investasi asal Singapura di Indonesia untuk periode 2017-2021 didominasi pada sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran disusul sektor Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi.

KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar