14 Agustus 2025
09:37 WIB
Harga Minyak Mager Dekat Level Terendah Dua Bulan Terakhir
Brent diperdagangkan mendekati US$66 per barel setelah ditutup pada level terendah sejak 5 Juni pada hari Rabu (13/8).
Penulis: Fin Harini
Ilustrasi harga minyak dunia. Sumber: Envato
SINGAPURA - Harga minyak mentah (crude oil) stabil mendekati level terendah dalam dua bulan setelah Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan pasar menghadapi rekor kelebihan pasokan tahun depan.
Dikutip dari Bloomberg, harga minyak Brent untuk pengiriman Oktober naik 0,4% menjadi US$65,86 per barel pada pukul 09.46 pagi di Singapura. Sedangkan, harga minyak WTI untuk pengiriman September naik 0,4% menjadi US$62,86 per barel.
Brent diperdagangkan mendekati US$66 per barel setelah ditutup pada level terendah sejak 5 Juni pada hari Rabu (13/8). Laporan bulanan IEA menunjukkan bahwa persediaan minyak global akan terakumulasi pada tingkat yang lebih cepat daripada rata-rata akumulasi selama tahun pandemi 2020.
Baca Juga: Turun Tipis, ESDM Tetapkan ICP Juli 2025 US$68,59 Per Barel
Sementara itu, para pedagang memantau perkembangan menjelang pertemuan puncak antara presiden AS dan Rusia pada Jumat, mengingat pertemuan tersebut dapat mengakibatkan pelonggaran atau pengetatan sanksi Washington terhadap anggota OPEC+ tersebut.
Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa ia akan memberikan "konsekuensi yang sangat berat" jika Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menyetujui gencatan senjata, menyusul panggilan telepon dengan para pemimpin Eropa.
Harga minyak telah turun lebih dari 10% tahun ini setelah OPEC+ menghentikan pembatasan produksi yang dimulai pada tahun 2023.
Pemerintah AS awal pekan ini memperkuat pandangannya tentang surplus pada tahun 2026, sementara IEA juga menaikkan perkiraannya untuk produksi di luar Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, terutama di Amerika.
"Harga minyak saat ini mencerminkan premi risiko geopolitik yang relatif rendah,” kata Gao Mingyu, kepala analis energi di SDIC Essence Futures Co.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Merosot Usai OPEC+ Guyur Pasar Dengan Kenaikan Produksi
Namun, ia menyebut terdapat risiko kenaikan dari gangguan pasokan yang dapat melebihi ekspektasi jika perundingan gagal dan AS menindak ekspor Rusia.
"Pertumbuhan ekonomi yang melambat setelah puncak musim berkendara dan surplus yang meningkat di tengah langkah-langkah OPEC+ terus membebani harga," ujarnya.
Sementara itu, data pemerintah AS menunjukkan stok minyak mentah nasional naik sekitar 3 juta barel pekan lalu ke level tertinggi dalam dua bulan. Kepemilikan distilat dan pasokan di pusat penyimpanan utama di Cushing, Oklahoma, meningkat.