c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

02 Maret 2024

16:29 WIB

Harga Kakao RI Naik 25% Di Maret Ini

Harga patokan ekspor (HPE) biji kakao pada Maret 2024 naik US$ 1.022 , atau 25,47% dari periode sebelumnya, menjadi US$ 5,034 per metrik ton.

Editor: Rikando Somba

Harga Kakao RI Naik 25% Di Maret Ini
Harga Kakao RI Naik 25% Di Maret Ini
Ilustrasi Kakao, Buah Cokelat. Shutterstock/Nina Lishchuk

JAKARTA-Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat kenaikan harga referensi (HR) biji kakao periode Maret 2024. Harga referensi ini kini ditetapkan US$ 5.396,52 per metrik ton (MT). Nilainya menguat 24,18% dibanding bulan sebelumnya US$4.345,70 per MT. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Budi Santoso, Sabtu (2/3) mengatakan, penguatan ini berdampak pada pada peningkatan harga patokan ekspor (HPE) biji kakao pada Maret 2024 naik US$ 1.022 , atau 25,47% dari periode sebelumnya. Kini harganya menjadi US$ 5.034 per MT, 

"Peningkatan HR dan HPE biji kakao antara lain dipengaruhi peningkatan permintaan yang tidak diimbangi dengan peningkatan produksi terutama di negara produsen di wilayah Afrika, seperti Pantai Gading, Ghana, dan Nigeria akibat adanya fenomena El Nino," ujar Budi melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Peningkatan HR dan HPE biji kakao juga dipengaruhi dengan adanya kebijakan Pemerintah Pantai Gading yang menghentikan penjualan akibat produksi terus turun serta adanya pelemahan kurs dolar Amerika.


Naikkan NTP
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) provinsi itu pada Februari 2024 naik 2,15% dari 116,02 pada bulan sebelumnya menjadi 118,51. Kakao jadi faktor komoditas penyumbang yang mempengaruhi kenaikan NTP itu, selain gabah, jagung,  dan kelapa sawit.

"Kenaikan NTP pada Februari 2024 disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian yang lebih tinggi dibandingkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal," ujar Kepala BPS Sulsel Aryanto di Makassar, Jumat.

Aryanto menjelaskan, NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.

NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.  Dari hasil pemantauan harga-harga di pedesaan pada Februari 2024, NTP di Sulawesi Selatan secara umum mengalami kenaikan sebesar 2,15 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

NTP periode Januari 2024 sebesar 116,02 naik menjadi 118,51 pada Februari 2024. Peningkatan NTP tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani (it) mengalami peningkatan, sementara indeks harga yang dibayar petani (ib) mengalami penurunan. It mengalami peningkatan sebesar 2,04 persen, sementara Ib mengalami penurunan sebesar 0,11%.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar