c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

29 Oktober 2025

08:36 WIB

Harga Emas Stabil Setelah Turun Tiga Hari

Harga emas naik sekitar 50% tahun ini, didukung oleh aksi beli bank sentral dan perdagangan debasement. 

Penulis: Fin Harini

<p id="isPasted">Harga Emas Stabil Setelah Turun Tiga Hari</p>
<p id="isPasted">Harga Emas Stabil Setelah Turun Tiga Hari</p>

Pramuniaga menunjukkan emas batangan Aneka Tambang (Antam) di sebuah gerai emas di Pasar Sumur Batu, Jakarta, Kamis (18/4/2024). Antara Foto/M Risyal Hidayat

SINGAPURA - Harga emas stabil setelah tiga hari melemah karena minat terhadap aset berisiko menguat di tengah harapan bakal ada terobosan dalam perdagangan AS-China.

Dilansir dari Bloomberg, harga emas batangan mendekati US$3.950 per ons pada hari Rabu (29/10), sehari sebelum pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Xi Jinping.

Harga emas spot turun 0,1% menjadi US$3.949,10 per ons pada pukul 07.41 pagi di Singapura.

The Wall Street Journal melaporkan bahwa AS akan mencabut beberapa tarif jika China menindak ekspor bahan kimia yang menghasilkan fentanil. Kesepakatan antara dua ekonomi terbesar dunia ini akan semakin memperkuat sentimen pasar, setelah reli di perusahaan teknologi juga memperkuat optimisme atas perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI).

Baca Juga: 28 Oktober 2025, Harga Emas Antam Lanjut Melemah Rp45.000/Gram

Emas telah merosot tajam setelah reli dahsyat yang mendorong harga ke rekor di atas US$4.380 per ons minggu lalu. Pasar menilai kenaikan tersebut terlalu panas.

Bahkan setelah penurunan tersebut, logam mulia tetap naik sekitar 50% tahun ini, didukung oleh aksi beli bank sentral dan apa yang disebut perdagangan debasement, yakni investor menghindari utang dan mata uang negara untuk melindungi diri dari defisit anggaran yang tak terkendali.

Lonjakan ini telah menarik pembeli institusional dan ritel melalui dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang didukung emas — meskipun arus keluar yang besar telah mengurangi sebagian dukungan tersebut.

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, investor menarik bersih US$1 miliar dari SPDR Gold Shares di State Street pada Senin, jumlah terbesar sejak 22 April. Arus keluar ini terjadi ketika total kepemilikan investor atas ETF emas turun paling dalam dalam enam bulan.

Kenaikan harga emas yang pesat — dan penurunannya baru-baru ini — telah menjadi topik hangat di konferensi logam mulia London Bullion Market Association di Kyoto, Jepang, minggu ini. Suasana keseluruhannya bullish, dengan survei terhadap 106 peserta memproyeksikan bahwa emas akan diperdagangkan hampir US$5.000 per ons dalam setahun.

Baca Juga: Harga Emas Antam Awali Pekan Dengan Koreksi Rp23.000/Gram

Chris Weston, kepala riset di Pepperstone Group Ltd., dalam sebuah catatan menyebut harga emas terus melemah, tetapi para investor optimis dengan pertahanan di level US$3.900 dalam kontrak berjangka bulan depan. Emas diperkirakan akan kembali menguat.

"Kini ada tanda-tanda yang lebih jelas bahwa pembeli mulai masuk dan pelonggaran posisi baru-baru ini mungkin telah berakhir," ujarnya

Sementara itu, spekulasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada hari Rabu juga meningkatkan minat terhadap aset-aset berisiko. Meskipun biaya pinjaman yang lebih rendah cenderung menguntungkan logam mulia tanpa bunga, prospek kebijakan moneter yang lebih longgar juga telah membantu pasar ekuitas di tengah ekspektasi bahwa perusahaan teknologi besar akan melampaui ekspektasi analis.

Lima perusahaan yang menyumbang sekitar seperempat dari Indeks S&P 500 akan melaporkan pendapatan pada hari Rabu dan Kamis.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar