c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

14 November 2025

08:15 WIB

Harga Emas Global Stabil Setelah Terkoreksi Kemarin 

Harga emas batangan diperdagangkan di kisaran US$4.175 per ons, menyusul pelemahan 0,6% pada sesi sebelumnya.  

Penulis: Fin Harini

<p id="isPasted">Harga Emas Global Stabil Setelah Terkoreksi Kemarin&nbsp;</p>
<p id="isPasted">Harga Emas Global Stabil Setelah Terkoreksi Kemarin&nbsp;</p>

Pramuniaga menunjukkan emas batangan Aneka Tambang (Antam) di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur, Selasa (10/9/2023). Antara Foto/Ari Bowo Sucipto

SINGAPURA - Harga emas bergerak stabil pada Jumat pagi (14/11), setelah kemarin mencatat penurunan pertama dalam lima hari. Sentimen pasar masih dibayangi memudarnya keyakinan bahwa The Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga, meskipun pemerintah AS kembali beroperasi usai penutupan terpanjang dalam sejarah negara itu.

Dikutip dari Bloomberg, harga emas batangan diperdagangkan di kisaran US$4.175 per ons, menyusul pelemahan 0,6% pada sesi sebelumnya. Para pejabat The Fed hingga kini belum memberi sinyal kuat terkait kemungkinan penurunan suku bunga lanjutan.

Pada pukul 07.17 waktu Singapura, emas bergerak naik tipis 0,2% ke level US$4.178,03 per ons. Indeks Spot Dolar Bloomberg melemah pada perdagangan sebelumnya, sementara perak, platinum, dan paladium kompak mencatat kenaikan tipis.

Para investor pun masih menunggu data ekonomi resmi yang sempat tertunda akibat penutupan pemerintahan. Pasar tampaknya belum sepenuhnya percaya bahwa data tersebut akan menunjukkan pelemahan ekonomi yang cukup untuk mendorong langkah pelonggaran kebijakan.

Peluang pemangkasan suku bunga Desember versi pasar swap kini berada di sekitar 50%, turun dari 72% sepekan lalu. Suku bunga yang lebih tinggi umumnya menekan harga emas karena logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil.

Meskipun Presiden Donald Trump telah menandatangani undang-undang untuk mengakhiri penutupan pemerintah, proses pemulihan birokrasi diperkirakan masih membutuhkan waktu. 

Akibat terganggunya survei rumah tangga, laporan pekerjaan Oktober bahkan tidak akan memuat data tingkat pengangguran, ujar Penasihat Ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett kepada Fox News.

Sebagian pelaku pasar khawatir hilangnya data penting ini justru memperkuat alasan The Fed untuk tetap berhati-hati. Saat ini, peluang pemangkasan suku bunga pada Desember masih terbagi hampir seimbang.

Ketua The Fed Jerome Powell sebelumnya menegaskan bahwa pemangkasan bukanlah “suatu kepastian” dan keputusan akan bergantung pada data terbaru. Nada kehati-hatian juga muncul dari sejumlah pejabat regional, termasuk Presiden Fed St. Louis Alberto Musalem, yang menilai kebijakan suku bunga harus dicermati ketat karena inflasi masih di atas target.

Presiden Fed Cleveland Beth Hammack menambahkan bahwa kebijakan moneter perlu dijaga tetap “agak restriktif.” Sementara Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan ia tidak mendukung pemangkasan terakhir dan belum mengambil keputusan untuk Desember.

Di sisi lain, Presiden Trump tengah menyiapkan pemangkasan tarif dalam skala besar untuk meredam tingginya harga pangan, serta mendorong serangkaian kesepakatan dagang baru guna menjawab kekhawatiran publik terkait lonjakan biaya kebutuhan sehari-hari.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar