01 April 2022
10:40 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Dian Kusumo Hapsari
JAKARTA – Harga emas Antam pada Jumat (1/4) menguat tipis Rp2.000 ke posisi Rp989.000/gram. Senada, harga buyback atau pembelian kembali turut naik Rp2.000 ke angka Rp893.000/gram.
Harga emas di situs Logam Mulia pada pekan lalu, tercatat meningkat sebesar Rp16.000. Pada Senin (21/3), harga ditutup Rp983.000/gram, hingga Sabtu (26/3), emas Antam ditutup di posisi Rp999.000/gram.
Kemudian, emas Antam pada Senin (28/3) tidak bergerak atau masih menetap di posisi Rp999.000/gram, sama seperti Sabtu (26/3).
Pada hari berikutnya, Selasa (29/3), emas melemah sebesar Rp14.000 ke Rp985.000/gram dan turun tipis Rp2.000 pada Rabu (30/3) ke Rp983.000/gram. Pada Kamis (31/3), emas berbalik menguat Rp4.000 menjadi Rp987.000/gram.
Harga emas Antam sendiri sempat menyentuh titik tertinggi sepanjang masa pada level Rp1.065.000/gram pada Jumat (7/8/2020).
Di Pegadaian, pada Jumat (1/4), emas Antam dibanderol Rp1.027.000/gram, Antam Retro Rp992.000/gram. Sementara itu, Antam Batik Rp1.182.000/gram dan emas cetakan UBS Rp997.000/gram.
Dikutip dari Antara, emas menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) dan mencatat kenaikan kuartalan terbesar sejak lonjakan yang dipicu pandemi pada pertengahan 2020. Karena, kekhawatiran atas melonjaknya harga-harga konsumen dan krisis Ukraina mendukung daya tarik safe-haven logam kuning.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak US$15 atau 0,77% menjadi US$1.954,00 per ounce. Emas naik 2,8% untuk Maret, dan melonjak 6,9% untuk kuartal I tahun ini.
"Situasi geopolitik telah menjadi penyeret selama sebulan ini dan data inflasi terus meningkat. Jadi sentimen keseluruhan di pasar saat ini adalah orang-orang mencari keamanan," kata ahli strategi pasar senior RJO Futures, Bob Haberkorn.
Rusia mengeluarkan dekrit pada Kamis (31/3), menuntut pembayaran untuk gas alam dalam rubel. Ini menunjukkan bahwa terobosan dalam pembicaraan damai masih jauh.
Emas dianggap sebagai investasi yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan.
Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Kamis (31/3) bahwa belanja konsumen AS meningkat 0,2% pada Februari, menunjukkan inflasi yang tinggi dan mendukung emas.
"Klaim pengangguran awal AS naik US$14 ribu menjadi 202 ribu untuk pekan yang berakhir 26 Maret," Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada hari yang sama. Penghitungan minggu sebelumnya dari 188 ribu klaim adalah yang paling sedikit sejak 1969.
Indeks manajer pembelian (PMI) Chicago, yang dirilis pada Kamis (31/3) oleh Institute for Supply Management-Chicago, naik menjadi 62,9 pada Maret, lebih baik dari yang diharapkan dan membatasi kenaikan emas.
Invasi Rusia, yang dimulai pada 24 Februari, telah memicu reli harga minyak dan logam-logam industri.
"Kita bisa melihat mundurnya emas jika ada beberapa berita positif yang keluar dari konflik Rusia-Ukraina, tapi saya pikir para pedagang akan melihat itu sebagai kesempatan membeli karena ketakutan inflasi," ujar Haberkorn.
Federal Reserve telah mengisyaratkan kenaikan suku bunga agresif tahun ini untuk melawan inflasi yang melonjak, yang dikhawatirkan investor dapat mengirim ekonomi AS ke dalam resesi.
Kemunduran dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang jadi acuan pada Kamis (31/3) juga mendukung emas.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 2 sen atau 0,08% menjadi US$25,133 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun US$5,4 atau 0,54% menjadi US$995,8 per ounce.