23 April 2024
20:19 WIB
Harga Anjlok, Pedagang Buang 10 Ton Pepaya Di Pasar Kramat Jati
Di masa normal, pepaya dibanderol sebesar Rp7.000 hingga Rp8.000/kilogram. Namun, belakangan anjlok menjadi Rp3.000 hingga Rp4.000/kilogram dan tetap sepi pembeli
Para pedagang membuang sekitar 10 ton pepaya di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (22/4/2024) karena harga pepaya anjlok dari harga Rp7.000-Rp8.000/kg menjadi Rp3.000-Rp4.000/kg. Antara
JAKARTA - Sejumlah pedagang terpaksa membuang sekitar sepuluh ton pepaya karena harganya anjlok di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (23/4). Para pedagang membuang buah pepaya yang masih layak konsumsi dan yang sudah busuk di akses jalan depan los buah.
"Harga pepaya turun jauh, sudah hampir 60%turunnya tapi pepaya tetap enggak laku. Jadi banyak yang dibuang," kata pedagang pepaya, Inas (46) di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa.
Menurut dia para pedagang terpaksa membuang barang dagangannya karena harga pepaya anjlok sejak pertengahan Ramadan1445 Hijriah. "Jumlah pembeli yang sepi juga memberikan dampak berkurangnya pendapatan para pedagang," kata Inas.
Ia menuturkan para pedagang biasa menjual pepaya sebesar Rp7.000 hingga Rp8.000/kilogram. Namun, dalam beberapa waktu terakhir harganya anjlok menjadi Rp3.000 hingga Rp4.000/kilogram.
"Dari harga kita beli ke petani terus dijual lagi sudah enggak ada untungnya sama sekali. Pembelinya juga enggak ada. Kita dagang sekarang nombok doang," ucapnya.
Menurut dia, bukan kali ini saja para pedagang pepaya membuang barang dagangannya. Hampir setiap tahun terjadi hal yang sama. Pada akhir tahun 2023, kata dia, para pedagang di Pasar Induk Kramat Jati juga terpaksa membuang puluhan ton pepaya karena sepinya pembeli dan harganya yang anjlok.
"Sekarang satu mobil bisa separuh lebih dibuang, kita nombok doang. Hari ini pepaya masuk, besok sudah dibuang. Ini yang baru masuk kalau malam enggak laku sudah dibuang lagi," jelasnya.
Untuk mempertahankan usahanya itu, pedagang hanya mengandalkan pembeli dari pengusaha katering, hotel, restoran yang setiap hari membutuhkan pepaya.
"Untuk mencegah kerugian, para pedagang mengurangi jumlah pembelian pepaya kepada para petani," tambah pedagang lainnya, Tumiran (60).
Dia pun berharap harga pepaya dapat kembali normal, sehingga para pedagang tidak terus merugi.
Untuk diketahui, selama Ramdan kemaerin, sejumlah pedagang buah mengaku menambah stok buah yang didatangkan dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur, hingga dua kali lipat dari pada bulan-bulan biasa. Hal ini guna memenuhi meningkatnya permintaan masyarakat selama bulan Ramadan dan lebaran.