c

Selamat

Kamis, 25 April 2024

EKONOMI

13 November 2021

17:40 WIB

Gurih Bisnis Perawatan Si Manis

Kebutuhan akan hewan peliharaan terus meningkat. Beragam model bisnis dan layanan pet shop berpotensi menguntungkan

Penulis: Rheza Alfian,Zsasya Senorita,Fitriana Monica Sari,Khairul Kahfi,

Editor: Fin Harini

Gurih Bisnis Perawatan Si Manis
Gurih Bisnis Perawatan Si Manis
Ilustrasi pet shop. Shutterstock/dok

JAKARTA – Banyaknya masyarakat yang memiliki hewan peliharaan membuat bisnis pet shop menjadi ladang usaha menjanjikan. Segala keperluan hewan peliharaan, seperti makanan, obat-obatan, sampai urusan kecantikan tersedia di pet shop.

Ceruk inilah yang dimanfaatkan para pengusaha. Salah satunya Maria. Lima tahun lalu, karena senang memelihara hewan dan mempunyai shelter hewan, ia mendirikan Wagging Tails Pet Care di bilangan Ciledug, Tangerang.

“Iya, saya kan punya shelter juga. Jadi ya udahlah sekalian. Saya kan nampung anjing dari berbagai tempat,” tuturnya kepada Validnews di Jakarta, Jumat (12/11).

Awalnya, Wagging Tails Pet Care hanya menjual makanan dan perlengkapan untuk anjing saja. Layanan pun bertambah dengan grooming dan kolam renang anjing.

Selama lima tahun berbisnis ini, Maria mengaku produk raw food untuk anjing menjadi yang paling laku di tokonya. Selain itu, pendapatan juga diraup dari hasil menjual karbol pembersih lantai. “Gak ada kaitannya sama pemeliharaan hewan sih, tapi kebetulan saya produksi sendiri itu,” ujarnya.

Waktu memulai usahanya, Maria mengaku, harus merogoh kocek sekitar Rp75 hingga Rp100 juta. Operasional pet shop dilakukan sembari mengurus anjing-anjing yang dipeliharanya. Tak dinyana, laba tak lama sudah bisa didapat.

“Tapi, kalau ditanya balik modalnya berapa lama, uang sekitar Rp100 juta itu paling cepat sih muternya. Balik modal antara satu dua bulan sudah balik,” imbuhnya.

Buatnya, bisnis pet shop merupakan bisnis yang menjanjikan. Yang harus diingat adalah nama baik pet shop harus dijaga. Dalam bisnis layanan jasa, nama baik sangat mempengaruhi konsumen.

Menurutnya, selama kualitas layanan masih dijaga dan pelayanan tetap prima, konsumen akan balik lagi dengan sendirinya. Bahkan, mereka biasanya merekomendasikan ke orang lain sehingga muncul konsumen baru.

Mujurnya, selama pandemi covid-19, bisnis Maria tidak terpengaruh sama sekali. Sebaliknya, malah ada peningkatan dari segi omzet walaupun tidak sampai dua digit. “Masih single digit (kenaikannya.red),” ujarnya.

Ia menambahkan, jika di rata-rata peningkatan terjadi setidaknya 10% per tahunnya.

Selama pandemi pun, Maria berinisiatif untuk menyediakan jasa antar-jemput anjing ke pet shop-nya. Jika ada anjing yang ingin grooming, berenang, sang empunya anjing tinggal menelepon untuk kemudian dijemput.

Biaya yang ditetapkan pun tergantung jarak tempuh. Ia mencontohkan, jika antar jemput anjing sekitaran Summarecon akan dikenakan tarif antar jemput Rp150 hingga Rp200 ribu di luar biaya treatment.

“Biasanya customer itu borongan, sekali berenang 4-5 anjing. Jadi ongkosnya sekali,” imbuhnya.

Buka Franchise
Cerahnya bisnis pet shop memunculkan ide memperluas bisnis lewat tawaran waralaba adalah Petshop Indonesia yang membuka kesempatan waralaba tersebut sejak akhir 2020.

Direktur Utama Petshop Indonesia Ibrahim Anwar menceritakan, ia bersama rekannya mendirikan Petshop Indonesia sejak awal tahun 2013. Waktu itu, berawal dari pengalaman sang partner bekerja di salah satu e-commerce, terpikirkanlah untuk membuat marketplace.

“Karena, dia hobinya pelihara hewan, akhirnya tercetus ide gimana sih kalau bikin e-commerce tapi khusus pet shop, terus hobi kucing, anjing, dan burung,” tuturnya kepada Validnews di Jakarta, Rabu (10/11).

Pada saat itu, usaha rintisan Bram dan rekannya hanya berbentuk marketplace yang meng-upload ulang produk yang dijual berbagai pet shop terdekat dari rumahnya.

Selain itu, ia juga memanfaatkan kekuatan internet untuk menjual kembali produk melalui website. Dari sana, penjualan terbilang bagus. Maklum, saat itu belum ada pet shop yang menggunakan sistem penjualan online.

“Makin lama makin rame, akhirnya 2016 kita buka toko pertama di Depok. Dari situ sih mulai bertumbuh, jadi benar-benar kita merintis bisnis pet shop dari nol. Dari enggak punya stok,” ujarnya.

Hingga bulan November 2021, Petshop Indonesia sudah memiliki 21 cabang, termasuk 6 cabang franchise di dalamnya. Untuk membuka satu cabang franchise, Bram menyebutkan nominal minimum investasi sebesar Rp500 juta.

Ia menuturkan, harga tersebut cukup sepadan karena merek Petshop Indonesia sudah terkenal branding-nya sejak lama, menggunakan standard operating procedure (SOP) yang ada, promosi dan marketing yang sudah jelas, dan juga diusahakan balik modal dalam waktu dua tahun.

“Investor ini mereka sudah tenang enggak perlu kepikiran macam-macam. Enggak perlu kepikiran barang rusak, expired, kita bisa akomodasi itu. Kemudian enggak perlu bingung nyari tempatnya gimana sih yang bagus, pasarnya di sini cocok gak kalo buka pet shop, karena kita sudah berpengalaman bertahun-tahun kan di dunia ritel ini,” tutur Bram.

Awal mula Bram memberanikan membuka opsi franchise untuk Petshop Indonesia bukan tanpa alasan. Sebelumnya, ia dan rekan sudah mengikuti beragam seminar bisnis dan pengalaman membeli franchise yang tidak berbuah manis.

Berawal dari kekecewaan itu, Bram belajar ke konsultan waralaba pada tahun 2020 awal. Selama satu tahun, ia mendalami seluk beluk usaha yang akan dijadikan franchise. Segala standardisasi pun dibuat agar usaha yang dikeluarkan mempunyai roadmap yang jelas.

“Setelah kita belajar selama satu tahun, baru kita berani nih buka franchise. Jadi awal mulanya itu di akhir tahun 2020 itu franchise pertama dari Pet shop Indonesia,” ucapnya.

Tidak hanya membuka franchise, mengusung one stop pet shop solution, Petshop Indonesia juga melayani pet grooming, pet hotel, pet training, pet clinic, dan pet sitter.

Jadi Hub Industri
Ada yang membuka pet shop karena kegemaran memelihara hewan, ada yang sampai membuka franchise, ada juga yang bercita-cita menjadi penghubung stakeholder di dunia hewan peliharaan. Cita-cita ini diimpikan Pet n Pop.

Marketing Pet n Pop Dimaz Naufal menjelaskan, dalam jangka panjang, Pet n Pop menargetkan menjadi hub untuk industri hewan peliharaan di Indonesia. Mulai dari business to business, business to consumer, sampai dengan consumer to consumer dan event.

Meski begitu, untuk mencapai tujuan tersebut Pet n Pop masih fokus untuk mengembangkan manajemen untuk di industri pet sendiri. “Sebenarnya enggak cuma pet shop doang, itu kan ada pet shop, pet clinic, pet grooming, sama pet hotel ya. Ada empat itu,” ujar Dimaz kepada Validnews di Jakarta, Jumat (12/11).

Dimaz melihat, perkembangan pesat bisnis pet shop tidak dibarengi dengan perkembangan teknologi dan manajemen. Menurutnya, masih banyak pet shop yang masih menggunakan sistem pencatatan manual.

Pet n Pop juga melihat masih banyak pet shop yang tergolong kecil yang juga mempunyai banyak produk untuk dicatat secara manual. Menurutnya, hal inilah yang masih menahan perkembangan pet shop. “Makanya kita berangkat dari situ, untuk sistem manajemennya kita buat di awal ini adalah sistem kasir,” kata Dimaz.

Pet n Pop memiliki layanan yang bernama point of sale (POS). POS adalah sistem kasir digital satu-satunya dan yang pertama di Indonesia, yang dirancang khusus untuk mengakomodasi kebutuhan operasional rutin, berkala, dan keseharian pet shop.

Dimaz menyebutkan semua pet shop di Indonesia, baik ukuran besar maupun kecil, baik pemula maupun pemilik kawakan bisa menggunakan POS. Pemilik pet shop cukup menyediakan tablet (Android/IOS) untuk mengoperasikan POS Pet n Pop di kasir pet shop. Akses backend sistem POS dengan masuk dari semua jenis browser, baik di ponsel maupun desktop.

Untuk melengkapi layanan, POS Pet n Pop juga akan segera tersedia dalam versi mobile/handphone, selain tablet.

“Di samping itu juga sebenarnya yang kita lihat di industri itu adalah belum ada platform yang bisa me-manage sistem secara keseluruhan di pet industri ini. Karena, kalau kita bicara POS di industri itu yang tersedia fokusnya masing-masing, ada yang fokus ke ritel only, ada yang fokus ke servis, sedangkan yang di pet shop ini kan kombinasi,” terang Dimaz.

Terus Berkembang 
Pengamat bisnis Kafi Kurnia mengakui pada masa pandemi bisnis pet shop merangkak naik. Sebab, kecenderungan manusia yang butuh interaksi dengan makhluk lain termasuk hewan peliharaan.

Ia bilang, naiknya bisnis ini baik dikarenakan manusia baru memelihara hewan peliharaan ataupun merawat hewan peliharaannya. “Jika pada masa pandemi, secara keseluruhan bisnis pet shop itu naik. Karena, manusia butuh interaksi,” katanya kepada Validnews di Jakarta, Selasa (9/11).

Kafi menuturkan, untuk terus mengimbangi perkembangan industri pet shop, mestinya para pelaku industri bisa melakukan berbagai macam inovasi. Utamanya dengan mengikuti perkembangan zaman yang ada.

Menurutnya, inovasi juga disebut dapat dilakukan dengan menyukai maupun menjadi aktivis pelindung hewan yang suka dan mengerti hewan pada umumnya.

“Jadi kalau misalnya dia buka pet shop untuk anjing, tapi dia enggak suka anjing, kan ngawur. Jadi kalau dia buka pet shop untuk kucing ya dia harus suka kucing dan tahu banyak tentang kucing,” ujar ia.

Selain itu, Kafi mengatakan, pet shop juga perlu membangun hubungan baik dengan komunitas. Ia menuturkan, sebuah pet shop bisa menjadi sponsor ketika ada pertemuan komunitas pecinta anjing.

Dari situ, pet shop bisa membuka booth untuk berjualan produk-produk untuk anjing yang kemudian dapat meningkatkan penjualan sekaligus menambah relasi komunitas. “Jadi komunitas mereka, networking mereka kencang,” ujarnya.

Ke depan, Kafi melihat perkembangan bisnis pet shop masih akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah masyarakat yang memelihara dan lebih peduli terhadap hewan peliharaan. Pun, perkembangan bisnis pet shop akan terus pesat karena dari segi peminat, bisnis hewan peliharaan ini terdapat tiga segmen yang mencakup semua lini umur.

Pertama, segmen anak-anak yang menyukai hewan peliharaan yang lucu. Apalagi, kata Kafi, anak-anak zaman sekarang lebih terisolasi sehingga membutuhkan teman bermain seperti hewan peliharaan.

Kedua, segmen generasi milenial yang memang membutuhkan teman dan belum menikah. Menurut Kafi, segmen ini membutuhkan partner yang bisa menemani kapan saja, bisa kucing maupun anjing atau hewan lainnya.

Ketiga, segmen lanjut usia (lansia) yang kesepian menjalani hari-hari tuanya. Kafi bilang, di segmen ini sama seperti segmen milenial yang membutuhkan ikatan secara emosional. “Jadi 3 segmen ini punya kebutuhan yang berbeda-beda dan selera. Jadi petnya akan berkembang terus,” kata Kafi.

 


Penuhi Kebutuhan Dasar
Kian banyaknya pet shop, dinilai baik oleh kalangan pecinta hewan. Yayasan Proyek Peduli Indonesia (YPPI), misalnya, menyatakan pet shop dapat membantu kesejahteraan hewan peliharaan karena telah menyediakan kebutuhan yang diperlukan.

“Sangat berpengaruh untuk meningkatkan kesejahteraan hewan peliharaan dalam menyediakan kebutuhan mereka. Setiap orang yang memiliki hewan peliharaan pasti langsung ke pet shop untuk membeli semua alat-alat kebutuhan hewan kesayangannya,” kata Ketua YPPI Zoewinna Louisa kepada Validnews di Jakarta, Kamis (11/11).

Meski demikian, Louisa memandang pelayanan pet shop perlu ditingkatkan lagi. Mulai dari memberikan informasi seputar kesehatan hewan, mengingatkan jadwal perawatan seperti mandi untuk anjing/kucing, ataupun sekedar nomor telepon vet/dokter hewan bagi para pelanggan, perlu dilakukan.

Terkait biaya yang dikeluarkan untuk memelihara hewan, Louisa mengatakan besaran biaya tergantung dari pola makan yang diberikan masing-masing pemilik hewan.

Saat ini, kecenderungannya ialah membeli pakan jadi di toko maupun memasak sendiri dengan mengambil jatah makan dari rumah sehari-hari. “Tapi, yang pasti hewan peliharaan seperti anjing dan kucing membutuhkan asupan gizi yang lebih tinggi protein hewani dibanding karbohidrat,” ujarnya.

Selain makanan, ada beragam kebutuhan lainnya guna perawatan rutin bulanan hewan peliharaan. Diantaranya sampo dengan harga sekitar Rp45 hingga Rp120 ribu untuk tiga hingga lima bulan, obat kutu, obat cacing yang semuanya bisa dibeli di pet shop.

Ia pun menjelaskan, treatment utama hewan peliharaan khususnya anjing dan kucing ialah kasih sayang dan perhatian. Menurutnya, dua hewan ini yang bisa menemani manusia di setiap kegiatan sehari-hari.

Jika kasih sayang dan perhatian sudah diberikan, barulah kebutuhan lainnya seperti makan, air bersih, obat-obatan dan vitamin bisa diberikan. Louisa menambahkan, untuk anjing-anjing atau kucing ras khusus yang berbulu panjang disarankan untuk melakukan grooming di salon/groomer profesional untuk menghindari rambut kusut dan gimbal. Pemotongan rambut rutin diperlukan untuk menjaga agar bulunya tetap sehat.

“Berikutnya yang perlu diperhatikan adalah vaksin rutin tahunan mencakup vaksin rabies dan penyakit lainnya, juga untuk mencegah populasi hewan yang tidak diinginkan pemilik perlu mempertimbangkan melakukan steril/kastrasi,” ucap Louisa.

Hal senada disuarakan Direktur Pet shop Indonesia Ibrahim Anwar. Dia menilai, membuka pet shop tidak hanya bertujuan mengambil untung semata, namun juga untuk menjaga kelangsungan hidup hewan peliharaan.

Selain itu, menurutnya, saat ini hewan peliharaan tidak lagi dianggap sebagai objek, namun juga telah menjadi bagian keluarga.

"Karena, kita memang visi misinya di awal seperti itu kita memang selalu kepada customer-customer baru kita menyarankan memberikan yang terbaik untuk hewan peliharaannya," ujarnya.

Sementara itu, Marketing Pet n Pop Dimaz Naufal mengatakan kesehatan hewan peliharaan harus terus dijaga, tidak asal dikasih makan ataupun dipelihara saja. Oleh karena itu, perawatan rutin mesti dilakukan.

Ia mengamini, mesti ada edukasi yang benar untuk pemilik hewan peliharaan. Tujuannya, agar kesadaran untuk merawat hewan peliharaannya terus tumbuh. Pet shop, layaknya bengkel mobil atau klinik kesehatan, bisa menjadi pencatat atas apa yang pernah dialami hewan peliharaan.

"Untuk pemilik hewan peliharaan ada beberapa yang kurang aware atau ketika justru misalnya mereka enggak tahu sebelumnya pernah sakit apa, atau pernah ada apa dengan hewan peliharaan tersebut. Makanya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, (pet shop.red) ini bisa jadi solusi untuk mereka untuk tahu rekam medisnya," ujarnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar