13 Januari 2025
20:54 WIB
Geram Harga Anjlok, Wamentan: Dua Hari Lagi Bulog Harus Serap Gabah Petani
Wamentan geram harga gabah tingkat petani di sejumlah daerah anjlok jelang panen raya. Bulog diminta untuk segera menyerap petani yang telah memasuki puncak musim panen padi tahun ini.
Editor: Khairul Kahfi
Petani sedang menggiling padi hasil panen di Kulonprogo, Yogyakarta, Senin (13/1). Dok Kementan
OGAN ILIR - Wamentan Sudaryono geram harga gabah tingkat petani di sejumlah daerah anjlok jelang panen raya. Untuk itu, dia meminta Bulog untuk segera menyerap petani yang telah memasuki puncak musim panen padi tahun ini seusai dengan HPP yang telah pemerintah tetapkan sebesar Rp6.500/kg.
Dia menjelaskan, penyerapan gabah petani harus segera dilakukan agar mampu menjaga harga beras tetap tinggi dan para petani menerima keuntungan. Sebab, saat ini masih ditemukan harga gabah petani di Sumatra Selatan dijual di bawah Rp 5400 per kg, atau sangat jauh di bawah HPP yang telah ditetapkan pemerintah.
"Jangan ada lagi harga gabah dibawah Rp5.400 (kg) di tingkat petani, saya minta tolong tengkulak jangan untung sendiri, kasihan petani. Karena itu, dua hari lagi Bulog juga harus siap serap gabah sesuai dengan HPP,” tegasnya dalam siaran resmi, Jakarta, Senin (13/1).
Baca Juga: Kepbadan 2/2025 Terbit, Bapanas Pastikan HPP Gabah Tahun Ini Naik
Dia menjelaskan, kebijakan HPP gabah sebesar Rp6.500/kg bertujuan untuk menjaga dan melindungi harga dasar gabah dan beras di tingkat petani. Menurutnya, kebijakan ini juga menjadi instrumen untuk mengoptimalkan penyerapan hasil panen petani dalam negeri.
“Pembelian sesuai HPP itu perlu dilakukan agar petaninya sejahtera dan supaya petaninya untung. Kalau untung, mereka semangat dan kalau semangat, menanamnya juga semangat. Maka panenya banyak. Kalau panenya banyak, enggak perlu impor lagi. Kalau gak impor, makin semangat menanamnya lagi. Maka ini ngulang terus," jelasnya.
Lebih lanjut, Presiden Prabowo telah memberi perhatian khusus kepada para petani agar semakin bersemangat dalam memproduksi produk pertaniannya. Nantinya, negara bertugas menyerap hasil panen para petani.
Dia pun mengimbau para petani untuk menjaga kualitas hasil panennya agar tidak turun mutu ketika dibeli oleh Bulog dua hari lagi atau 15 Januari 2025. Adapun HPP Gabah Kering Panen (GKP) di petani ditetapkan sebesar Rp6.500/kg, dengan kualitas kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10%.
“Tanggal 15 (Januari) Bulog sudah dikirim surat perintah untuk sudah mulai menyerap gabah rakyat, harganya Rp6.500 (kg). Bapak-Ibu semua petani, tolong dielus-elus, dirawat-rawat ini padinya, ya. Ini sudah menguning, sudah siap panen sepertinya. Nah, silakan nanti dipanen dengan baik,” katanya.
Baca Juga: Bulog Standby Serap Dan Pantau Titik Panen Beras Nasional
Di sisi lain, dia juga menekankan, tidak boleh ada lagi petani yang menjadi tengkulak baru yang mencoba 'memeras' petani lain dengan membeli gabah hasil panen di bawah HPP.
“Tapi jangan juga jadi kompeni baru atau tengkulak-tengkulak baru, ya. Jangan jadi kompeni baru dengan memeras rakyat. Presidenya sudah Pak Prabowo, enggak boleh lagi rakyat susah, itu enggak boleh lagi,” tambahnya.
Secara khusus, Sudaryono menyayangkan harga gabah di Sumatera Selatan merupakan yang paling anjlok dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Untuk itu, diharapkan Bulog segera turun tangan membantu para petani yang sudah berjuang meningkatkan produksi, dengan menjamin harga saat panen raya anjlok parah.
“Dari semua provinsi se-Indonesia, harga gabah yang pembelian HPP yang paling rendah, ini Sumatera Selatan. Padahal HPP yang ditentukan sama presiden itu Rp6.500 (kg). Mohon izin Pak Kajari, Pak Dandim, Pak Kapolres segera panggil tengkulaknya. Tidak boleh harganya anjlok,” tegasnya.
Wamentan menambahkan, penurunan harga gabah petani sampai Rp5.000/kg harus segera direspons seluruh pihak berwenang. Ia tidak ingin, para tengkulak menghalangi cita-cita negara untuk menyejahterakan petani.
“Harus diteliti kenapa harga turun, harus ada respons. Karena kalau turun (sampai) Rp5.000/kg, kan sayang kita sudah kerja, tentara sudah turun, polisi sudah turun masa harganya Rp5.000/kg,” ujarnya.
Harga Gabah Kulonprogo Anjlok
Terpisah, para petani Kulonprogo, salah satu sentra padi di Yogyakarta, menghadapi situasi sulit. Gabah hasil panen raya hanya dihargai Rp5.100/kg, jauh di bawah HPP sebesar Rp6.500/kg. Kondisi ini membuat petani menanggung kerugian besar dan berharap Bulog segera turun tangan menyerap hasil panen sesuai ketentuan HPP.
“Informasi dari pemerintah, harga gabah harusnya Rp6.500. Tapi kenyataannya, kami hanya bisa menjual di harga Rp5.100/kg. Artinya, kami rugi Rp1.400/kg,” ungkap Yudi Indarto, Ketua Kelompok Tani Mandiri, Pedukuhan 1, Bojong Panjatan, Kulonprogo, Senin (13/1).
Menurut Yudi, harga HPP sebesar Rp6.500/kg sebenarnya memberikan harapan besar bagi petani. Namun, tanpa intervensi Bulog, gabah mereka hanya diserap oleh tengkulak dengan harga jauh di bawah HPP.
“Selama ini, gabah kami hampir selalu dibeli tengkulak. Bulog belum pernah menyerap hasil panen di sini. Harga yang kami dapatkan bahkan pernah lebih rendah, hanya Rp3.500-4.000/kg,” jelas Yudi.
Yudi menambahkan, para petani terpaksa menjual gabah dengan harga murah karena kebutuhan mendesak.
“Kami butuh uang untuk keperluan sehari-hari, seperti kebutuhan dapur, biaya sekolah anak, hingga kebutuhan bayi. Karena itu, kami tidak punya pilihan selain menerima harga yang ditawarkan pembeli,” katanya.
Baca Juga: Menko Pangan: Bulog Mulai Beli Gabah Rp6.500 Pada 15 Januari
Senada, petani lain bernama Triyono juga mendesak Bulog untuk segera menyerap gabah hasil panen raya dengan harga sesuai HPP. Dia mengeluhkan, harga gabah dua pekan lalu sempat dinilai rendah sekitar Rp5.500/kg, namun saat ini tambah anjlok menjadi Rp5.000/kg.
“Kami berharap Bulog segera membeli gabah kami sesuai HPP Rp6.500/kg, atau kalau bisa harga dinaikkan lagi agar petani tidak merugi,” harap Triyono.
Meski begitu, Triyono mengapresiasi perhatian pemerintah yang telah mempermudah akses petani terhadap pupuk dan benih.
“Bantuan pupuk dan benih memang sangat membantu produksi kami. Tapi yang paling penting sekarang adalah serapan gabah oleh Bulog harus segera dilakukan agar petani tidak semakin terpuruk,” tegasnya.