18 Juli 2022
09:20 WIB
JAKARTA – Bank DKI menandatangani kerja sama perluasan akseptasi serta co-branding JakCard dengan Bank NTT. Kolaborasi ini sejalan dengan semangat memperluas penerapan transaksi nontunai di seluruh Indonesia melalui sinergi Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia (BPD-SI).
Penandatanganan yang ditandatangani Direktur Ritel & Syariah Bank DKI Babay Parid Wazdi dan Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho ini, sejatinya merupakan kelanjutan dari perwujudan sinergi Bank DKI dan Bank NTT.
Sebelumnya, kedua BPD tersebut telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pembayaran digital melalui co-branding uang elektronik dan aplikasi digital.
“Bank DKI menyambut baik jalinan kerja sama antara Bank DKI dan Bank NTT sebagai bagian dari sinergi BPD-SI dalam rangka perluasan transaksi non-tunai ke seluruh Indonesia,” kata Babay Parid Wazdi dalam keterangannya, Senin (18/7).
Babay Parid menyampaikan, dalam kerja sama ini, Bank DKI akan menyediakan JakCard Co-Branding dengan desain yang ditetapkan oleh Bank NTT. Selain itu, Bank NTT dapat menggunakan platform digital ataupun produk E-channel milik Bank DKI yang akan terintegrasi dengan JakCard, sebagai kartu prepaid milik Bank DKI.
Adapun penggunaannya dapat digunakan untuk berbagai merchant yang telah bekerja sama dengan Bank NTT maupun sebaliknya. Sebagai informasi, pengembangan kartu uang elektronik JakCard Bank DKI telah dimulai sejak tahun 2007 saat pertama kali izin JakCard diterbitkan.
Hingga tahun 2021 JakCard telah dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan transaksi non-tunai penggunanya seperti tiket transportasi MRT Jakarta, LRT Jakarta, Transjakarta, Railink dan jaringan Mikrotrans. Selain itu, JakCard juga dapat digunakan sebagai tiket masuk ke berbagai lokasi wisata dan pembayaran berbagai merchant.
Kinerja JakCard hingga tahun 2021 sendiri telah mencapai 3,8 juta kartu beredar dengan volume transaksi mencapai Rp10,5 miliar rupiah. “Untuk keperluan top up atau isi ulang saldo, pemegang JakCard juga tidak perlu repot mencari tempat top up,” serunya.
Selain di counter-counter loket kawasan wisata, kata Babay, pemegang JakCard dapat menggunakan JakOne Mobile dari smartphone berfitur NFC untuk melakukan isi ulang saldo JakCard hanya dengan beberapa langkah mudah. Untuk informasi lebih lanjut, dapat mengunjungi laman website https://jakone.mobi/topup-jakcard-nfc
Transformasi Layanan Digital
Kini, Babay memastikan Bank DKI semakin adaptif memenuhi kebutuhan nasabah yang menuntut kemudahan layanan. Melalui aplikasi JakOne Mobile dan JakOne Pay, misalnya, Bank DKI menghadirkan solusi perbankan digital bagi nasabah pengguna, untuk menciptakan pengalaman bertransaksi yang lebih personal, mobile dan handal.
“Mulai dari bayar bermacam tagihan dan belanja online, transaksi Scan by QRIS, top up uang elektronik, bersedekah/ berdonasi untuk sesama hingga mengamankan dana darurat melalui pembukaan deposito, hingga pembukaan rekening tabungan secara online dimana saja dan kapan saja,” tuturnya.
Sekadar informasi, sampai kuartal II 2022, transaksi QRIS melalui layanan digital Bank DKI tumbuh 742% (yoy) menjadi Rp22,4 miliar dibanding kuartal II 2021 sebesar Rp2,6 miliar. Selain transaksi QRIS, sampai dengan kuartal II 2022, jumlah pengguna JakOne Mobile juga sudah mencapai 1,7 juta pengguna.
“Dengan jumlah nominal transaksi mencapai Rp. 9,1 triliun, serta volume transaksi mencapai 10,8 juta transaksi,” imbuhnya.
Keuangan Inklusif
Sebelumnya, PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) dan Bank DKI menjajaki kerja sama layanan digital. Hal ini sejalan dengan misi pemerintah untuk mendorong ekosistem keuangan yang inklusif sebagai upaya mengoptimalkan pelayanan ke nasabah.
"Jalin mengukuhkan penjajakan kerja sama terkait peningkatan kapabilitas layanan digital dengan Bank DKI," kata Direktur Utama Jalin Boyke Yurista baru-baru ini.
Dia mengatakan, kedua belah pihak memiliki saling memahami dalam menghadapi era digitalisasi di sektor keuangan.
“Kami mengapresiasi Bank DKI atas kepercayaannya terhadap solusi yang diberikan oleh Jalin. Dukungan Jalin kepada Bank DKI akan mengakselerasi digitalisasi sistem perbankan khususnya bagi BPD,” kata Boyke.
Dia melanjutkan, sebagai lembaga Penyelenggara Sistem Infrastruktur Pembayaran (PIP), kerja sama dengan Bank DKI merupakan langkah penting bagi Jalin. Terutama dalam mewujudkan iklim keuangan yang inklusif serta mengembangkan ekosistem keuangan digital.
“Kemitraan dengan Bank DKI ini diharapkan dapat menjadi panutan untuk meningkatkan layanan dan kepercayaan masyarakat terhadap bank daerah,” ujar Boyke.
Sementara itu, Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI Amirul Wicaksono mengatakan, pihaknya menyambut baik penandatanganan MoU dengan Jalin.
“Dengan reputasi dan juga kualitas yang diberikan Jalin, kami yakin dapat meningkatkan layanan kepada nasabah Bank DKI. Lebih luas lagi, kerja sama ini sejalan dengan inisiatif Pemerintah Daerah untuk mendorong digitalisasi di sektor keuangan,” tuturnya.
Menurutnya, Bank DKI secara aktif melakukan inovasi digital sebagai pondasi pertumbuhan ke depan. Di antaranya dengan melakukan digitalisasi yang dinilai sebagai enabler transformasi bisnis perusahaan, dari saving bank (product centric) menjadi transaction bank (customer centric), yang memberikan solusi atas kebutuhan nasabah.
Jalin dan Bank DKI juga sepakat untuk mengembangkan layanan baru terkait produk digital services. Seperti layanan integrasi issuer untuk pembayaran lewat Jalin Payment Integrator dan tarik tunai tanpa kartu di mesin ATM (cardless withdrawal) yang dituangkan dalam bentuk Nota Kesepahaman (MoU).
“Inisiatif ini dinilai sebagai langkah nyata kebijakan strategis Bank DKI dari aspek teknologi sebagai pendukung pencapaian bisnis,” tandasnya.