c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

17 Desember 2024

17:59 WIB

Genjot Sektor Kepelabuhan, Pelni Dan ASDP Dipastikan Merger Dengan Pelindo

Usai merger, sistem layanan di pelabuhan, penumpang dan barang bakal disinkronisasi atau berada dalam satu payung, dengan Pelindo sebagai holding

<p>Genjot Sektor Kepelabuhan, Pelni Dan ASDP Dipastikan Merger Dengan Pelindo</p>
<p>Genjot Sektor Kepelabuhan, Pelni Dan ASDP Dipastikan Merger Dengan Pelindo</p>

Ilustrasi. Menteri BUMN Erick Thohir berbincang dengan Wamen Kartika Wirjoatmodjo (ke-2 kiri), Dony Oskaria (kiri), dan Aminuddin Ma'ruf (kanan) di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (21/10/2024). Antara Foto/Dhemas Reviyanto

 

JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, akan menggabungkan PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT PELNI (Persero) dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dengan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo.

"Pasti, karena itu mendorong kembali bagaimana biaya logistik bisa lebih turun, keselamatan bagi penumpang. Kemudian kalau pelabuhannya bagus, manajemen dari Pelni kapalnya lebih mudah, ASDP-nya juga lebih bagus. Semuanya jadi sinkronisasi baik untuk penumpang dan barang yang selama ini kadang-kadang terpisah-pisah," ujar Erick di Jakarta, Selasa (17/12).

Dirinya mengungkapkan, nantinya Pelindo akan menjadi induk holdingnya. "Yang jadi induk Pelindo," serunya.

Usai merger, sistem layanan di pelabuhan, penumpang dan barang bakal disinkronisasi atau berada dalam satu payung. “Semuanya jadi sinkronisasi, baik untuk penumpang dan barang yang selama ini terpisah-pisah,” kata Erick.

Sebelumnya, ia menyebut konsolidasi ketiga perusahaan akan menjadi satu kekuatan besar, terutama di sektor pelabuhan dan perkapalan. Ia melihat, tanpa konsolidasi, bisnis perusahaan jadi terpisah-pisah. Bahkan tidak bisa bersaing di pasaran.

“Kalau kita terpotong-potong (bisnis) antara kebijakan pelabuhan, pengiriman, Pelni, dan ASDP, itu tidak menjadi suatu keuangan, kita akan salah bersaing,” cetusnya.

Produk Impor
Ia menyebut, lemahnya sektor kepelabuhanan dan kelautan, membuat Indonesia kebanjiran produk impor. Selain itu, terjadi praktik dagang yang dilakukan oleh eksportir, dengan menjual barang dari luar negeri dengan harga yang lebih murah (dumping).

“Akhirnya apa? Tembusnya barang-barang impor dari berbagai negara. Nah ini kita harus mulai punya keberpihakan, bagaimana pelabuhan-pelabuhan kita untuk akses daripada impor,” serunya.

Asal tahu saja, di beberapa kesempatan, Erick Thohir optimistis jumlah BUMN akan berkurang hingga 30 perusahaan saja, untuk fokus pada tugas masing-masing.

Sejak awal menjabat pada 2019, Erick telah merencanakan pengurangan jumlah BUMN. Pada Juni 2020, Kementerian BUMN telah mengurangi jumlah entitas BUMN dari 142 perusahaan menjadi 107 perusahaan.

Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari program restrukturisasi BUMN, yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja BUMN. Saat ini jumlah perusahaan yang berada di bawah BUMN mencapai 41 korporasi.

Erick menegaskan, BUMN harus memiliki tiga pilar. Pertama, BUMN harus menjadi korporasi yang sehat agar dapat berkontribusi terhadap pendapatan negara melalui pajak dan dividen.

Pilar kedua, BUMN harus memberikan sumbangsih terhadap pertumbuhan ekonomi. Pilar ketiga BUMN adalah harus menjadi penggerak ekonomi kerakyatan, apalagi saat ini sebanyak 92% dari total kredit ultra mikro dan mikro di Indonesia disalurkan oleh BUMN.

Manajemen SDM
Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Aminuddin Ma'ruf mengatakan, memitigasi manajemen sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan dari penggabungan atau merger perusahaan-perusahaan pelat merah, seperti yang dilakukan oleh PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo.

Aminuddin menyampaikan Pelindo telah berhasil mengelola manajemen dengan baik pas merger pada 2021. Kementerian BUMN akan selalu mendukung upaya-upaya untuk mempercepat ataupun meningkatkan dari sisi kualitas SDM dan manajemen.

"Tantangan ke depan akan semakin komplek dan tantangan itu bisa kita jawab, salah satu kuncinya adalah bagaimana memitigasi manajemen sumber daya manusia yang baik. Karena tidak akan ada inovasi tanpa ada talent manajemen yang baik, tidak akan ada transformasi kalau tidak ada manajemen sumber daya manusia yang baik," ujar Aminuddin.

Pelindo memiliki peran yang penting dalam menjalankan misi dan visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam bidang pendistribusian. Menurut Aminuddin, swasembada pangan, energi dan hilirisasi dapat terwujud, salah satunya karena peran Pelindo.

"Kemarin rapat dengan kabinet ada empat fokus utama pertama adalah swasembada pangan, kedua swasembada energi. kemudian yang ketiga adalah hilirisasi. Yang keempat adalah makan bergizi, Pelindo sebagai memegang kunci untuk pendistribusian, baik pangan, energi," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Utama Pelindo Arief Prabowo menyampaikan, tiga tahun pasca merger, Pelindo selalu dapat memenuhi target sama seperti sebelum terjadinya penggabungan. Pelindo juga telah melakukan transformasi di segala bidang, termasuk pada manajemen SDM.

Menurut Arief, Pelindonya yang dulunya memiliki model bisnis berbasis teritoria, kini telah berubah menjadi ekspertis.

"Ini adalah suatu hal yang sangat-sangat sulit pada awalnya, tapi Alhamdulillah dengan niat semuanya sebelum 3 tahun pun 1,2,3,4 (Pelindo 1,2,3,4) relatif sudah hilang. Sekarang teman-teman sudah satu Pelindo dan itu dirasakan tidak hanya oleh kami tapi juga oleh customer," tandasnya.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar