c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

20 Oktober 2022

14:15 WIB

Genjot Pembangunan Di Bumi Papua USAID Kucurkan US$10 Juta

Program itu akan membantu provinsi Papua dan Papua Barat untuk melaksanakan Dana Otonomi Khusus guna memberikan manfaat maksimal kepada masyarakat di Papua dan Papua Barat

Genjot Pembangunan Di Bumi Papua USAID Kucurkan US$10 Juta
Genjot Pembangunan Di Bumi Papua USAID Kucurkan US$10 Juta
Sestama Bappenas Taufik Hanafi dan Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen meneken kerjasama ‘Papua Collaborative Governance Initiative’ (USAID Kolaborasi), Rabu (19/10/2022). dok. Kedubes AS di Jakarta

JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI, bermitra dengan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) untuk percepatan pembangunan di Papua. Kemitraan tersebut diimplementasikan melalui peluncuran inisiatif baru berupa Program Papua Collaborative Governance Indonesia atau "USAID Kolaborasi".

Kedutaan Besar AS dalam keterangannya, Kamis (20/10) menuturkan, USAID Kolaborasi merupakan inisiatif berjangka waktu lima tahun dengan dana US$10 juta (sekitar Rp155,73 miliar) untuk mendukung Rencana Induk Percepatan Pembangunan Papua (RIPPP). Rencana itu bertujuan memperkuat kerja sama dengan mitra pembangunan, dunia usaha, dan para pemangku kepentingan lainnya.

“Program itu akan membantu provinsi Papua dan Papua Barat untuk melaksanakan Dana Otonomi Khusus guna memberikan manfaat maksimal kepada masyarakat di Papua dan Papua Barat,” begitu bunyi pernyataan Kedubes AS.

Sekretaris Utama Bappenas RI Taufik Hanafi mengatakan, penguatan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan USAID di bawah program Kolaborasi punya peran penting. 

Khususnya dalam memobilisasi sumber daya program dan pendanaan, sehingga semakin berfokus pada pencapaian tujuan pembangunan dalam RIPPP.

Sementara Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen mengatakan, bersama Bappenas dan pemerintah daerah di Papua dan Papua Barat, USAID Kolaborasi akan meningkatkan kualitas pelayanan publik utama. Termasuk juga meningkatkan keterampilan lembaga-lembaga pemerintah daerah, untuk mengawasi alokasi dan pelaksanaan anggaran, serta melibatkan masyarakat Papua dan Papua Barat.

"Kerja sama baru dengan Bappenas ini menunjukkan komitmen kami untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam mewujudkan wilayah Papua yang sejahtera," ujar Cohen.

Lebih lanjut, dia menuturkan, USAID Kolaborasi mempromosikan tata kelola pemerintahan yang kolaboratif di Papua dan Papua Barat, dengan meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan keterlibatan orang asli Papua dalam pembangunan lokal.

Cohen pun memastikan, Amerika Serikat berkomitmen untuk bermitra dengan Pemerintah Indonesia dalam mengatasi berbagai tantangan pembangunan yang penting. 

USAID juga berharap dapat memperluas hubungan erat dengan Bappenas dan bekerja sama dengan mitra lokal lainnya. Antara lain, Universitas Cendrawasih dan Universitas Papua untuk meningkatkan fungsi dan akuntabilitas tata kelola pemerintahan di Papua dan Papua Barat.

Akses Pendidikan
Selain kerjasama tersebut, Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat juga berupaya memperkuat kerja sama untuk meningkatkan akses ke pendidikan bermutu, dengan menyelenggarakan Forum Pendidikan Tinggi bertema "Connect and Collaborate". Forum itu diselenggarakan bersama oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Pemerintah Amerika Serikat.

Forum itu diselenggarakan oleh program TEMAN LPDP dan Higher Education Partnership Initiative (HEPI) dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), yakni dua program kerja sama untuk mendukung prioritas Indonesia dalam meningkatkan akses terhadap pendidikan berkualitas. Forum tersebut menyatukan para pakar pendidikan tinggi dan pimpinan dari 12 universitas AS, seperti University of California at Davis, Northeastern University dan Arizona State University.

Forum juga mempertemukan perwakilan Education USA, Kedutaan Besar AS dengan para pemangku kepentingan pendidikan tinggi Indonesia, seperti Kemendikbudristek, LPDP, Kementerian Agama, dan lebih dari 50 perguruan tinggi di Indonesia.

"Institusi-institusi pendidikan tinggi di Indonesia didorong untuk menjalin kerja sama dengan mitramitra internasional. Kemendikbudristek telah mencanangkan lima kebijakan untuk mendorong kerja sama antara perguruan tinggi Indonesia dengan perguruan tinggi dari negara lain," kata Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti.

Lima kebijakan tersebut, menurut Suharti, adalah dana pendamping untuk Kemitraan di Bidang Riset dan Akademis. Kemudian, program cendekiawan tamu (visiting scholars), program terakreditasi penuh (satu semester) di luar kampus seperti Indonesia International Student Mobility Award (IISMA), beasiswa sarjana dan pascasarjana, serta program "setting up presence" di Indonesia.

Pada kegiatan itu, para peserta membahas potensi kerja sama di bidang pengembangan kurikulum, program gelar dan non-gelar, kerja sama penelitian, dan program pertukaran mahasiswa dan dosen. 

"Berbekal pendidikan yang solid, anak muda Indonesia akan dapat memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunan terberat yang dihadapi dunia saat ini," kata pelaksana tugas Direktur USAID Indonesia Laura Gonzales.

"USAID gembira dapat memperkuat relasi kami dengan Indonesia untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan berkualitas di Amerika Serikat, rumah bagi berbagai universitas dan institusi pendidikan tinggi terbaik di dunia," tambah Gonzales.

Pada forum tersebut, para peserta mendiskusikan gagasan untuk menjawab tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal jauh dari pusat kota, untuk mengakses informasi tentang program-program di universitas AS dan proses penerimaannya. 

Para peserta juga mendiskusikan ide-ide potensial dari universitas-universitas AS dan peluang kerja sama agar dapat membantu pemerintah Indonesia mencapai target pemberian beasiswa bagi mahasiswa untuk mengikuti program gelar dan pelatihan teknis jangka pendek.

Dengan diberikannya lebih banyak kesempatan bagi masyarakat untuk mengakses institusi pendidikan tinggi berkualitas di Amerika Serikat, maka kualitas tenaga kerja Indonesia di masa depan diharapkan akan meningkat. Hal ini pada gilirannya dapat mendukung Indonesia untuk mencapai tujuan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar