c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

16 April 2025

20:37 WIB

Gedung Putih Sebut China Bisa Kena Tarif 245%

Gedung Putih mengatakan China menghadapi tarif baru hingga 245% akibat langkah Negeri Tirai Bambu membalas kenaikan tarif resiprokal yang ditetapkan AS.

Penulis: Fin Harini

<p id="isPasted">Gedung Putih Sebut China Bisa Kena Tarif 245%</p>
<p id="isPasted">Gedung Putih Sebut China Bisa Kena Tarif 245%</p>

Donald Trump pada hari pelantikannya sebagai Presiden AS di CapitalnOne, Washington, AS, Senin (21/1/2025). ANTARA/REUTERS/Mike Segar/Tom

ISTANBUL - Perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) memasuki babak baru. AS mengumumkan China kini menghadapi tarif baru hingga 245% akibat tindakan pembalasan yang diambil Negeri Tirai Bambu, menurut pernyataan dari Gedung Putih pada Selasa (15/4) malam waktu setempat.

Perintah administratif terbaru dari Gedung Putih, yang diungkapkan pada Selasa malam, telah meluncurkan penyelidikan berkaitan dengan keamanan nasional terhadap impor sumber daya vital. Perintah tersebut juga mencakup penjelasan untuk tarif timbal balik yang diumumkan pada 2 April.

“China kini menghadapi tarif hingga 245% atas impor ke Amerika Serikat sebagai akibat dari tindakan pembalasannya," kata Gedung Putih, dilansir dari Antara.

Gedung Putih menyebut lebih dari 75 negara telah menghubungi untuk membahas kesepakatan perdagangan baru. Akibatnya, tarif yang lebih tinggi individual saat ini dihentikan selama diskusi berlangsung, kecuali untuk China, yang telah melakukan pembalasan.

Selain membalas, Gedung Putih menambahkan, beberapa bulan lalu China juga telah melarang ekspor ke Amerika Serikat untuk galium, germanium, antimoni, dan bahan-bahan berteknologi tinggi penting lainnya yang berpotensi memiliki aplikasi militer.

"Baru pada pekan ini, China menangguhkan ekspor enam logam tanah jarang berat, serta magnet tanah jarang, untuk menghentikan pasokan komponen penting bagi produsen mobil, perusahaan kedirgantaraan, perusahaan semikonduktor, dan kontraktor militer di seluruh dunia."

Pernyataan tersebut tidak menjelaskan secara pasti besaran tarif yang dikenakan kepada China, namun mengisyaratkan bahwa tarif tersebut dapat mencapai hingga 245%.

China menaikkan tarif atas barang impor dari AS menjadi 125% pada Jumat lalu dalam langkah balasan terhadap Trump, yang sebelumnya menaikkan tarif AS atas barang China menjadi 145% sambil memberlakukan jeda 90 hari atas rencana tarif terhadap barang dari negara lain.

Gantikan PPh
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa (15/4) setuju dengan pernyataan bahwa pendapatan yang diperoleh dari kebijakan tarif dapat menggantikan pajak penghasilan.

"Ada kemungkinan bahwa uang yang dihasilkan dari tarif sangat besar sehingga itu bisa menggantikan (pajak penghasilan)," kata Trump kepada Fox News saat ditanya apakah pendapatan dari kebijakan tarif akan menggantikan pajak penghasilan.

Trump menjelaskan dari sekitar tahun 1870-1913 tarif adalah satu-satunya bentuk uang. "Dan saat itulah negara kami relatif paling kaya. Kami yang terkaya," ucapnya.

Sebelumnya pada Februari, Trump mengatakan bahwa AS bisa meninggalkan praktek pajak penghasilan berkat pengenalan tarif baru pada produk-produk impor.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar