18 September 2025
13:57 WIB
Gas Investasi Emas! Suku Bunga The Fed Turun, Peluang Cuan Terbuka
Analis menyatakan terdapat peluang besar untuk berinvestasi emas setelah The Fed memangkas suku bunganya dan meningkatnya kondisi ketidakpastian global. Begini strateginya!
Editor: Khairul Kahfi
JAKARTA - Financial Analyst Finex Brahmantya Himawan menyatakan, terdapat peluang besar untuk berinvestasi emas setelah Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) kembali memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) ke level 4-4,25%.
Ia menuturkan keputusan pemangkasan suku bunga yang diumumkan pada Kamis (18/9) dini hari waktu Indonesia, disertai dengan meningkatnya ketidakpastian geopolitik dunia, mendorong emas kembali menjadi pilihan utama sebagai aset lindung nilai.
“Pemangkasan suku bunga The Fed menekan imbal hasil riil sehingga opportunity cost memegang emas semakin rendah,” ujar Brahmantya Himawan di Jakarta, Kamis (18/9) melansir Antara.
Baca Juga: Harga Emas Di Pasar Spot Melemah Tipis Usai The Fed Potong Suku Bunga
Dia mengatakan, kondisi tersebut menegaskan kembali relevansi emas dalam portofolio investasi, apalagi sejak pandemi covid-19 emas konsisten dipandang sebagai instrumen lindung nilai paling solid.
Sementara saat ini, dia menilai, kombinasi suku bunga riil yang rendah, inflasi yang tetap tinggi, dan risiko geopolitik global bakal masih memperkuat sentimen positif terhadap logam mulia tersebut.
“Dalam sejarah, periode suku bunga riil rendah hingga negatif selalu beriringan dengan reli harga emas,” tuturnya.
Selain faktor makroekonomi, Brahmantya menyampaikan, momentum emas juga ditopang tingginya permintaan dari bank sentral negara berkembang, lonjakan investasi ritel, serta arus modal ke reksa dana berbasis emas (exchange traded fund/ETF).
Ia mengatakan, sejumlah analis bahkan memperkirakan secara teknikal harga emas berpotensi menembus level resistance di kisaran US$3.750-4.000 per troy ons atau sekitar Rp61,44-65,54 juta (kurs: Rp16.385 per dolar AS).
Level resistance emas adalah tingkat harga saat tekanan jual cukup kuat untuk menghentikan atau membalikkan kenaikan harga emas, sehingga dapat mendorong harga komoditas tersebut untuk kembali turun.
Baca Juga: Harga Emas Antam 18 September 2025 Melemah Rp17.000
Brahmantya mengatakan, investor ritel dapat memanfaatkan volatilitas emas saat ini untuk strategi jangka pendek maupun jangka panjang.
Mulai dari menerapkan strategi disiplin permintaan untuk secara otomatis menjual aset yang telah mencapai tingkat kerugian tertentu (stop loss); menjual aset untuk mendapatkan keuntungan (profit taking); dan skema investasi secara rutin dengan metode Dollar-Cost Averaging (DCA).
“Strategi tersebut dapat menjadi kunci untuk menghadapi dinamika pasar saat ini,” imbuhnya.
Sementara itu, harga emas Antam yang dipantau dari laman Logam Mulia, Kamis, mengalami penurunan Rp17.000 dari semula Rp2.115.000 menjadi Rp2.098.000 per gram, dengan harga jual kembali (buyback) menjadi Rp1.945.000 per gram.