21 November 2022
13:33 WIB
JAKARTA - Komoditas gas bumi dinilai akan memiliki peran penting hingga beberapa waktu mendatang. Komoditas ini bisa menjadi jembatan dalam proses transisi dari energi fosil ke Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Saat ini gas bumi dalam bauran energi primer baru tercatat sebesar 19,3% dan diproyeksikan terus meningkat. Melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pemerintah memproyeksikan porsi gas bumi dalam bauran energi primer Indonesia pada 2050 mencapai 24% atau terbesar kedua setelah EBT.
Pengamat Migas dari Universitas Trisakti Pri Agung Rakhmanto dalam keterangannya di Jakarta, Senin (21/11) menyebutkan, penemuan cadangan migas Indonesia periode 2020-2021 didominasi gas bumi, seperti di sumur eksplorasi Bronang-02, West Belut, Parang-02, Rembang-3B dan Wolai-02. Program Strategis Nasional (PSN) sektor energi sejatinya juga mayoritas mengarah ke gas bumi, seperti Proyek Abadi Masela dan Indonesia Deepwater Development (IDD).
Pada periode 2012-2021, lanjutnya, porsi pemanfaatan gas untuk kepentingan domestik rata-rata meningkat 1,5% per tahun. Pada 2012, porsi gas domestik masih 52% dan meningkat menjadi 65% pada 2021.
"Sektor industri dan pupuk menjadi kontributor utama dalam peningkatan konsumsi gas bumi domestik dengan porsi masing-masing tercatat 26,68% dan 12,73% dari total produksi gas nasional," tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif juga mengatakan, pemanfaatan gas akan menjadi alternatif utama pada masa transisi. Apalagi dalam beberapa tahun ini banyak ditemukan cadangan gas yang bisa menjadi modal besar untuk mencapai ketahanan energi Indonesia.
Optimalisasi pemanfaatan gas bumi di era transisi energi tersebut bakal dibahas secara lebih komprehensif dalam 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022 (IOG 2022) di Nusa Dua, Badung, Bali, pada 23-25 November 2022.
Konvensi internasional yang digelar hibrida itu, bakal dihadiri 120 pembicara nasional dan internasional dengan target peserta 10.000 peserta daring dan 1.200 peserta luring. Ketua Organizing Committee IOG 2022 Mohammad Kemal mengatakan, ajang IOG merupakan gelaran hibrida pertama setelah dua tahun sebelumnya dilakukan virtual.
IOG Convention 2022, lanjutnya, menjadi salah satu poros penting dalam usaha mencapai target produksi minyak satu juta barel per hari dan gas 12 BSCFD pada 2030. Ada tiga bagian besar konsep yang akan dibawakan dalam acara IOG 2022 yaitu Economic Recovery, Energy Security, dan Energy Transition.
"Hal ini linear dengan program-program pemerintah dan target Indonesia yang lebih berkelanjutan," serunya.
Dia pun berharap, rangkaian pembahasan dalam rangka meningkatkan produksi migas nasional dan transisi energi yang telah dilakukan oleh berbagai entitas dan asosiasi di sektor hulu migas, akan lebih ditajamkan lagi dalam kegiatan IOG 2022.
"Harapannya, di sisa tahun 2022 industri hulu migas sudah menyelesaikan hal-hal yang harus diperbaiki dan menyiapkan peluang 2023 untuk dapat dijalankan lebih baik," ujarnya.
Para pejabat negara yang dijadwalkan hadiri IOG 2022 antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Menarik Investasi
Ajang yang akan digelar di Nusa ini, juga menjadi salah satu upaya menarik lebih banyak lagi investasi di sektor hulu migas di Indonesia. Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebutkan, dalam upaya mengejar target produksi migas pada 2030 Indonesia membutuhkan investasi hulu migas antara US$20 miliar hingga US$26 miliar per tahun.
Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, melalui konvensi IOG 2022 pemerintah ingin menunjukkan potensi sumber daya Indonesia dan berbagai kemudahan investasi.
"Investor dapat melihat langsung data-data prospek migas Indonesia," cetusnya.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR Mulyanto mengatakan, SKK Migas perlu bekerja keras menarik minat investor migas dengan berbagai promosi, insentif fiskal, dan non-fiskal, dan kepastian.
"IOG 2022 adalah salah satu cara untuk itu. Saya rasa ini bagus dan perlu didukung," ujarnya.
Sementara itu, Praktisi Migas Tumbur Parlindungan menyatakan, produksi migas akan terus menurun bila tidak ada penemuan baru atau unconventional activities migas tidak dilakukan dì Indonesia.
"Indonesia membutuhkan investasi besar bila ingin meningkatkan produksinya. Alternatifnya, mengundang para pemain migas ke Indonesia untuk berinvestasi," tuturnya.
Menurut dia, saat ini dari sisi rezim fiskal sudah ada perubahan menuju arah yang lebih baik.
"Investor akan membandingkan Indonesia dengan negara lain yang memberikan return, kemudahan berbisnis dan iklim investasi yang mendukung pertumbuhan ekosistem yang mendukung operasional dari para investor," kata Tumbur, yang juga mantan Presiden Indonesia Petroleum Association (IPA).