c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

19 Oktober 2022

19:05 WIB

GAPPMI Optimistis Tren Pertumbuhan Industri Mamin Terjaga

GAPMMI mengidentifikasi tren kenaikan harga komoditas bakal jadi tantangan yang akan dihadapi industri mamin ke depan.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

GAPPMI Optimistis Tren Pertumbuhan Industri Mamin Terjaga
GAPPMI Optimistis Tren Pertumbuhan Industri Mamin Terjaga
Tepung terigu, terbuat dari biji gandum yang digiling hingga menjadi bubuk halus berwarna putih. Shu tterstock/dok

TANGERANG - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) merasa industri mamin di dalam negeri masih bisa mempertahankan pertumbuhan positif. Meski begitu, industri mamin mengidentifikasi tren kenaikan harga komoditas bakal jadi tantangan yang akan dihadapi ke depan.

Ketua Umum GAPMMI Adhi S Lukman memproyeksi, pertumbuhan industri mamin di dalam negeri sepanjang 2022 masih akan berada di level optimis 5%. Kurang lebih, pertumbuhan industri terkait akan mengekor pertumbuhan ekonomi yang diprediksi akan berada pada rentang 5,4-5,5%. 

Adapun, akumulasi pertumbuhan industri mamin pada semester I/2022 sudah mencapai 3,68%. Hal ini disebabkan karena kelesuan permintaan sektor mamin selama Juli-September 2022, atau setelah momen Idulfitri 1443 Hijriyah usai.

“Tapi (permintaan mamin) Oktober kelihatan mulai membaik dan beberapa supermarket sudah mulai nego persiapan (kebutuhan) Puasa-Lebaran tahun depan, begitu juga Nataru (2022),” jelasnya ketika ditemui di sela penyelenggaraan TEI ke-37 di Tangerang, Rabu (19/10).

Selain itu, dirinya juga mensinyalir pesta politik yang akan hadir di Indonesia juga jadi katalis pertumbuhan. Dengan demikian, kegiatan ekonomi yang mulai masif di pengujung tahun ini akan menjadi bahan bakar untuk mendukung pertumbuhan.

Sementara itu, Adhi juga menjelaskan, kondisi ekonomi gelap tingkat global yang diprediksi banyak pihak hanya akan terbatas pada situasi mamin domestik. Kondisi mamin juga masih tertolong dari persediaan kebutuhan yang dipercaya masih aman. 

Karena itu, setidaknya, pertumbuhan sektor ini juga masih akan berlanjut di 2023. “(Jadi) saya masih optimis (pertumbuhan industri mamin 2023) di 5%-an, (bahkan.red) di atas 5%,” ucapnya. 

Hanya saja, Adhi menerangkan, tantangan akan hadir di sisi harga bahan baku makanan yang dirasa akan meningkat di 2023. Sebabnya, situasi geopolitik yang belum menentu dan konflik perang, sehingga otomatis masih akan mengganggu sektor pertanian, pupuk, serta energi.

Adhi mensinyalir, komoditas yang akan mengalami tren harga tinggi adalah biji-bijian dan energi. Untuk itu, pihaknya akan melakukan kalkulasi lebih mendetail sebagai bentuk antisipasi hal ini. 

Karena industri mamin juga memutuskan tidak mengubah harga kendati terjadi kenaikan harga BBM. 

“Nah kita akan review akhir tahun ini atau awal tahun, kemungkinan akan naik sekitar 5-7%, itu perkiraan saya,” sebutnya. 

Namun, GAPMMI cukup mensyukuri Indonesia yang punya banyak hubungan baik dengan sejumlah negara sentra bahan pangan. Konkret, hubungan yang baik ini bisa memecahkan permasalahan pasokan gandum di 2022.

Indonesia sempat ketar-ketir karena stok gandum untuk kebutuhan di dalam negeri pada tahun ini hanya tersisa 5.000 ton saja. Padahal, sebagai perbandingan, Ukraina masih sempat mengekspor gandum ke Indonesia sebanyak 2 juta ton atau setara 16-17% dari porsi ekspor gandum dari Ukraina ke Indonesia.

“Tetapi kami beruntung, (Indonesia.red) cukup baik ke banyak negara, seperti Australia, Argentina, dan Amerika Serikat itu jadi contoh. India juga melarang ekspor gandum, cuma karena kita punya hubungan baik akhirnya masih bisa (ekspor gandum ke Indonesia.red),” terangnya. 

Ke depan, GAPPMI akan terus mewaspadai perkembangan harga ini. Ia juga menyarankan, agar Indonesia segera mencari jalan keluar volatilitas bahan baku makanan, misalnya dengan melakukan upaya substitusi di tengah konsumsi dalam negeri yang cukup tinggi. 

"Tahun politik cukup mendongkrak (kegiatan usaha) mamin. Karena banyak aktivitas, banyak perjalanan semua pasti," tekannya. 

Jamin Pasokan Impor
Menanggapi itu, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi menyampaikan, Kemendag akan melakukan kerja sama dengan beberapa negara supaya dapat mengamankan pasokan. Utamanya, komoditas kedelai, gandum, dan lainnya yang masih diimpor Indonesia. 

Kerja sama ini pun menggaransi kegiatan ekspor tak terganggu, meski terjadi gejolak apapun. Hal ini pun, dari waktu ke waktu menjadi perhatian utama yang diminta oleh Mendag Zulkifli Hasan, untuk bisa mengamankan ketersediaan produk bahan baku dalam negeri. 

"Misal gandum (dari.red) India, (karena.red) kita juga sudah bisa menyediakan sawit ke mereka, kita juga minta gandum untuk bisa memenuhi kebutuhan bahan baku kita," tegasnya. 

Per September 2022, FAO melaporkan, indeks harga komoditas pangan dunia turun untuk bulan keenam secara beruntun. Dengan penurunan tajam dalam kuotasi minyak nabati mengimbangi harga sereal yang lebih tinggi

Pada bulan yang sama, Indeks Harga Pangan FAO rata-rata menyentuh 136,3 poin atau turun 1,1% dari bulan sebelumnya; meski masih tetap 5,5% lebih tinggi dari nilai yang sama di tahun sebelumnya. 

Indeks melacak perubahan bulanan dalam harga internasional dari sekeranjang komoditas makanan yang umum diperdagangkan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar