c

Selamat

Kamis, 28 Maret 2024

EKONOMI

07 Juni 2021

08:54 WIB

Gandeng IPB, Kemenkop Kembangkan Model Bisnis Petani Tanaman Hias

Perlu ada konsolidasi petani tanaman hias ke lembaga koperasi

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Gandeng IPB, Kemenkop Kembangkan Model Bisnis Petani Tanaman Hias
Gandeng IPB, Kemenkop Kembangkan Model Bisnis Petani Tanaman Hias
Ilustrasi. Pengusaha menyiram tanaman hias di Kazaina Store Plant, Bogor, Jawa Barat, Rabu (14/10/2020). ANTARAFOTO/Arif Firmansyah

JAKARTA – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menilai dua hal diperlukan untuk mengembangkan KUMKM di Indonesia. Yakni, pembangunan model bisnis yang modern dan memenuhi skala keekonomian, dan produk yang unggul. Dengan begitu maka KUMKM akan menjadi trendsetter, bukan lagi sebagai follower.

Untuk mengembangkan kedua sisi tersebut pada UMKM tanaman hias, Kemenkop UKM pun menggandeng IPB University, yang diminta untuk mengembangkan tanaman hias melalui pembangunan laboratorium riset varietas.

"Ini bisa menjadi kekuatan karena kita banyak memiliki komoditas tanaman hias yang unggul," tegasnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (6/6).

Selain itu, sinergi bersama Institut Pertanian Bogor juga bisa mengembangkan komoditas buah-buahan agar menjadi produk unggulan pasar ekspor, seperti durian, mangga, alpukat, manggis, hingga kelengkeng.

Dalam pola pengembangan tersebut, Teten menyebut pihaknya akan bertanggung jawab dalam aspek kewirausahaan, yakni mengupayakan agar para pelaku usaha bisa scaling-up. Untuk itu, Teten mendorong para petani tanaman hias agar tergabung dalam kelembagaan koperasi.

Menurut Teten, bergabungnya petani tanaman hias dalam wadah koperasi akan meminimalkan beban mereka. Pasalnya, para petani akan berat jika harus langsung berhadapan dengan pasar.

Tak hanya itu, para petani dengan lahan yang kecil menurutnya akan kesulitan membuat kontrak dengan pasar. Hal itu akan mengakibatkan produktivitas petani berlahan sempit menjadi rendah sehingga suplai ke industri menjadi tidak stabil.

"Perlu ada konsolidasi petani tanaman hias ke dalam koperasi agar bisa masuk skala ekonomi," ucap Menteri Teten.

Dengan masuk ke koperasi, Teten menegaskan hasil produk petani akan dibeli secara tunai oleh lembaga tersebut. Kemenkop UKM bersama LPDB-KUMKM pun akan memperkokoh finansial koperasi sebagai offtaker program ini.

"Sementara pihak perbankan, yakni Bank BNI akan masuk di tahapan on-farm nya," tandas Teten.

Dalam kesempatan itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memberikan kredit usaha rakyat (KUR) kepada empat petani tanaman hias yang menjadi mitra binaan IPB University di Desa Sukamantri, Bogor, Jawa Barat.

"Melalui pendampingan dari IPB University dan permodalan dari BNI, pegiat usaha pengembangan tanaman hias ini diharapkan dapat berkembang dan memiliki daya saing UMKM di pasar global, sehingga nantinya turut membantu percepatan pemulihan ekonomi nasional," ujar Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto di Kebun Percobaan IPB University.

Sis Apik, dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu (6/6), menyampaikan ke depan dukungan tersebut berpeluang terus berlanjut pada petani tanaman hias lain dengan nominal KUR hingga Rp500 juta sesuai skala usaha.

Pembinaan
Sementara itu, Rektor IPB University Arif Satria memaparkan, kebun percobaan yang digagas pihaknya di Desa Sukamantri, Jawa Barat berhasil memberdayakan sebanyak 202 petani tanaman hias.

Ia mengklaim kebun percobaan itu menjadi yang terbesar se-Indonesia, bahkan se-Asia Tenggara. Kemudian, para petani yang diberdayakan itu akan mendapat bimbingan dari IPB University.

Ke depan, Arif menyebut kebun percobaan itu akan dikembangkan menjadi pusat edukasi, penelitian, serta agroeduwisata yang bisa memberi manfaat bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat.

"Para petani itu saat ini menyuplai tanaman hias ke sejumlah wilayah Indonesia dan ekspor ke luar negeri dengan omzet yang besar," ujar Arif.

Tak hanya memberdayakan tanaman hias, kebun percobaan seluas 39,9 hektare di Sukamantri itu juga ditanami melon, nanas, pisang, dukuh, serta varietas tanaman inovasi IPB University. Kebun percobaan tersebut, lanjut dia, juga dijadikan tempat pembelajaran bagi para petani setempat.

"Tempat ini juga dijadikan sebagai uji coba varietas baru di IPB University, sekaligus tempat praktikum dan penelitian dosen," kata dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentar Login atau Daftar





TERPOPULER