c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

14 September 2023

14:39 WIB

Gandeng Geely, RI Bakal Miliki Pabrik Mobil Listrik Bermerek Lokal

Geely akan membangun pabrik di Indonesia dengan riset yang dilakukan bersama para ahli di dalam negeri, untuk memproduksi mobil listrik dengan merek Indonesia

Penulis: Yoseph Krishna

Gandeng Geely, RI Bakal Miliki Pabrik Mobil Listrik Bermerek Lokal
Gandeng Geely, RI Bakal Miliki Pabrik Mobil Listrik Bermerek Lokal
Ilustrasi Pabrik Produksi Mobil. Shutterstock/dok

JAKARTA – Investasi asing di sektor kendaraan listrik terus berdatangan ke Indonesia. Terbaru, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, produsen mobil listrik asal China, Geely, tertarik untuk melakukan produksi di Nusantara.

"Gelly ini nomor tiga mobil listrik di China, kami sudah lihat tempatnya," ungkap Luhut saat memberikan sambutan pada Seminar Nasional Ikatan Alumni SMA Xaverius 1 Palembang (IKAXA) di Jakarta, Kamis (14/9).

Ketika menemui pihak Geely, Luhut menceritakan, perusahaan asal Negeri Panda itu tertarik pada penawaran pemerintah untuk menyediakan supply nikel ore, sebagai bahan baku utama pembuatan baterai kendaraan listrik. Sebagai timbal balik, dia menyebut Geely akan membangun pabrik di Indonesia dengan riset yang dilakukan bersama para ahli di dalam negeri, untuk memproduksi mobil listrik dengan merek Indonesia.

"Research dengan Indonesia, bikin (mobil listrik) di Indonesia tapi menjadi merk Indonesia, dia bilang mau dan kami akan supply dengan nikel ore. Jadi, kapan lagi kita punya mobil Indonesia," tegasnya.

Pembicaraan dengan Geely sendiri sejatinya sudah dilakukan beberapa bulan terakhir. Puncaknya ialah pada September 2023, tatkala Menko Luhut menawarkan Geely untuk melakukan joint research produksi mobil listrik di Indonesia.

"Mereka bilang bisa, kita sedang bicara teknis sekarang. Presiden juga sudah setuju," kata Luhut.

Lebih lanjut, Luhut menuturkan, rencana ini mendapat lampu hijau dari Presiden Joko Widodo. Saat melaporkan kesediaan Geely untuk masuk ke Indonesia, Presiden menurutnya sangat menyetujuinya. Riset akan dilakukan ahli-ahli dari perguruan tinggi di Indonesia, seperti ITB dan UI.

Setelah riset rampung, Indonesia bisa memiliki merk mobil listrik sekitar tahun 2025-2026. "Research harus dipimpin Indonesia, saya minta Prof. Satrio 'abang' Guru Besar ITB untuk gabungkan UI, ITB, ahli-ahli kita untuk kerja sama ini sehingga 2025 atau 2026 paling lambat kita sudah punya mobil listrik yang dibuat anak bangsa sendiri," tandas Luhut.



Kandungan Lokal
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menargetkan tingkat kandungan lokal atau Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang diproduksi di Indonesia pada tahun 2030 mencapai 80 %.
 
“Kemenperin telah membuat peta jalan untuk pengembangan baterai di bidang ini, termasuk baterai kendaraan listrik dan lainnya. Salah satu hal yang ingin dicapai pada 2030 adalah kendaraan listrik yang memiliki efisiensi tinggi dan local content sekitar 80%,” kata Agus, Sabtu (9/9)

Menperin mengungkapkan, untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah menetapkan kebijakan progresif. Termasuk pemberian stimulus fiskal dan insentif, serta mendorong penggunaan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional sehari-hari untuk entitas pemerintah pusat dan daerah.

Pemerintah menjalankan dua kebijakan utama untuk mengakselerasi penggunaan EV. Pertama, dengan mengeluarkan bantuan pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) roda dua yang memenuhi persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri minimal 40%. 

Kedua, memberikan potongan PPN DTP sebesar 5-10% untuk KBLBB roda empat dan bus elektrik, tergantung pada kandungan lokal yang dimiliki.

Kemenperin juga bekerja sama dengan perusahaan yang bertanggung jawab untuk memproduksi baterai kendaraan listrik, di antaranya Indonesia Battery Corporation (IBC), sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berperan penting dalam ekosistem Battery Electric Vehicle (BEV) dan EV di Indonesia.

Langkah-langkah progresif ini menjadi langkah strategis dalam mendukung visi Indonesia, untuk menjadi pemimpin dalam industri kendaraan listrik dan berkontribusi pada agenda global keberlanjutan.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga telah mengambil langkah signifikan dengan menerbitkan Peta Jalan Pengembangan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai, untuk mendukung pengembangan ekosistem EV dan mengurangi pemakaian sumber energi konvensional.

Peta jalan ini menguraikan langkah-langkah kunci dalam pengembangan komponen vital seperti baterai, motor listrik, dan konverter dalam upaya mewujudkan kendaraan listrik yang lebih efisien. 

Menperin menyebut permintaan global EV diperkirakan mencapai 55 juta unit pada tahun 2024.

Penggunaan EV sebagai alat transportasi sehari-hari di Indonesia juga menunjukkan tren peningkatan. 

Hal ini mendorong bertambahnya permintaan atas baterai berbahan lithium. Saat ini terdapat sekitar 50 perusahaan yang mengembangkan EV di Indonesia, dengan total investasi mencapai lebih dari US$200 juta atau sekitar Rp3 triliun.

Pemerintah telah menetapkan target satu juta kendaraan roda empat yang beroperasi di tahun 2035. Hal ini, setara dengan penghematan sekitar 12,5 juta barel BBM dan mengurangi CO2 sebesar 4,6 juta ton.

Selain itu, ditargetkan 12 juta unit kendaraan listrik roda dua maupun tiga beroperasi pada 2025, setara dengan penghematan 18,86 juta barel BBM dan pengurangan 6,9 juta ton CO2.

“Pemerintah optimis bahwa target tersebut dapat tercapai. Kami juga menyambut baik industri yang berminat memanfaatkan insentif yang tersedia dalam pengembangan kendaraan EV di Indonesia,” imbuh Menperin.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar