c

Selamat

Kamis, 25 April 2024

EKONOMI

03 September 2021

18:24 WIB

Gandeng Dua Kementerian, Menkop Dorong UMKM Jadi Mitra Usaha Besar

UU Cipta Kerja telah menyiapkan ekosistem kemitraan antara UMKM dengan usaha besar

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Gandeng Dua Kementerian, Menkop Dorong UMKM Jadi Mitra Usaha Besar
Gandeng Dua Kementerian, Menkop Dorong UMKM Jadi Mitra Usaha Besar
Ilustrasi UMKM. Perajin anyaman keranjang berbahan baku kulit pohon bili atau bembam di Lampanah Tunong, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (3/8/2021). ANTARAFOTO/Ampelsa

JAKARTA – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meyakini dalam rangka memperkuat struktur perekonomian nasional, perlu ada terobosan dan inovasi. Apalagi, struktur ekonomi di Indonesia masih didominasi oleh UMKM atau sekitar 99%.

Untuk itu, Teten menyatakan pihaknya telah menggandeng Kementerian BUMN dan Kementerian Perindustrian agar produk-produk UMKM bisa masuk dalam rantai pasok industri atau perusahaan besar. Ekosistem kemitraan antara UMKM dengan industri besar pun ia sebut telah terbangun dalam UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

"Kemitraan UMKM dan BUMN dalam rantai pasok ini menjadi salah satu terobosan agar nantinya UMKM tidak hanya bikin kerapak, keripik, kerupuk, terus-terusan," sebut Teten dalam Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian BUMN di Jakarta, Jumat (3/9).

Ekosistem yang telah terbangun dalam UU Cipta Kerja tersebut juga ia minta agar segera diimplementasikan. Teten berharap ke depannya akan semakin banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang turut andil dalam kolaborasi dengan UMKM maupun IKM.

Menurut Teten, BUMN memegang peranan yang vital dalam rangka meningkatkan partisipasi UMKM terhadap rantai pasok industri nasional dan global. Pasalnya, banyak potensi produk-produk UMKM untuk dipasok ke BUMN maupun perusahaan besar lainnya.

"Potensi itu banyak, misalnya komponen produk kesehatan, alat pertanian, makanan dan minuman, furnitur, hingga bahan baku produksi," ungkap Menkop.

Ia menyayangkan keterlibatan produk UMKM Indonesia dalam rantai pasok nilai global masih relatif rendah atau sekitar 6,3% berdasarkan data dari WTO. Catatan itu masih jauh berada di bawah Malaysia yang sudah mencapai 46,2%, Thailand 29,6%, Filipina 21,4%, serta Vietnam 20,1%.

"Ini artinya UMKM perlu sesegera mungkin menjadi bagian dari rantai pasok industri nasional dan global. Kolaborasi dengan BUMN ini saya rasa sudah tepat," kata Teten Masduki.

Bahkan jika dilihat dari kontribusi ekspor, UMKM Indonesia juga masih rendah sekitar 14% atau jauh di bawah China dengan sumbangsih 70% hingga Jepang yang sebesar 54%. Teten mengakui, hal tersebut tak lepas dari produk-produk UMKM berbasis kreativitas dan inovasi teknologi semakin gencar dikembangkan di sejumlah negara, mulai dari China, Korea Selatan, hingga Jepang.

"Mereka masuk dengan produk berbasis kreativitas dan inovasi teknologi sehingga UMKM menjadi bagian dari rantai pasok industri nasional dan global. Karena itu, angka ekspornya pun signifikan," tuturnya.

Lebih jauh, Menteri Teten menyebut kolaborasi dengan Kementerian BUMN dan Kemenperin tersebut juga menjadi bagian dalam perbaikan struktur perekonomian nasional. Berubahnya kriteria usaha mikro menjadi beromzet Rp2 miliar per tahun membuat segmen itu mendominasi sekitar 99,6% dari total pelaku usaha di tanah air.

Catatan itu membuat pemerintah harus segera mencari terobosan agar struktur ekonomi menjadi lebih baik dengan menaikkan kelas usaha mikro informal yang mendominasi perekonomian di Indonesia setidaknya sejak tiga dekade belakangan.

Teten juga menjelaskan bahwa World Bank telah memberikan rekomendasi agar Indonesia melakukan penyiapan pekerjaan kelas menengah dengan sejumlah strategi yang terintegrasi, mulai dari peningkatan pertumbuhan produktivitas secara menyeluruh hingga mengalihkan aktivitas ekonomi dan pekerja ke sektor yang lebih produktif agar menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi.

"Kemudian membangun angkatan kerja dengan keterampilan yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan kelas menengah, termasuk keterampilan kognitif, interpersonal, dan digital," tandasnya.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar