10 Desember 2021
13:55 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Dian Kusumo Hapsari
JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM berkolaborasi dengan Asosiasi Lisensi Indonesia (ASENSI) dan PT Jababeka Tbk. dalam rangka mendongkrak kapasitas dan skala usaha para wirausaha di Indonesia melalui kegiatan Graduation Day dan Demo Day bertajuk 'Peningkatan Skala Usaha Bagi Wirausaha Terhubung dengan Jaringan Bisnis di Menara Batavia'.
Deputi Bidang Kewirausahaan KemenkopUKM Siti Azizah dalam keterangan resminya mengatakan langkah itu dilakukan karena dari 64,14 juta wirausaha mikro dan kecil, hanya sekitar 4% yang sudah memiliki sertifikat, seperti SNI dan HKI.
"Oleh karenanya, wirausaha bukan hanya mengadopsi teknologi yang saat ini dibutuhkan, tetapi pentingnya merek dan melisensikan bisnis dari satu tereplikasi menjadi 5 atau bahkan lebih," jelasnya di Jakarta, Jumat (10/12).
Azizah pun melayangkan apresiasi kepada ASENSI yang telah membedayakan lisensi merek dan produk lokal, khususnya dalam rangka memajukan para pelaku wirausaha untuk dapat berinovasi, tumbuh, dan berkembang melalui pengembangan merek lokal masing-masing daerah.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum ASENSI Susanty Widjaya menuturkan hingga kuartal ketiga tahun ini, pihaknya mendapatkan data bahwa telah terjadi perbaikan ekonomi. Sekalipun masih di angka 3%, namun industri lisensi dan franchise mampu tumbuh 25-30%.
Susanty mengakui bahwa pandemi yang masih berlangsung memang menggerus hampir seluruh lini bisnis di Indonesia, termasuk bisnis lisensi dan waralaba, khususnya pada bidang makanan dan minuman, restoran dan kedai, hotel, serta aparel.
"Karena data kami menunjukkan lebih dari 1.000 hotel dan restoran di Indonesia tutup secara permanen, dan lebih dari 30 juta pelaku UMKM terpuruk dan bangkrut akibat pandemi covid-19 ini," ulas Susanty.
Lebih lanjut, Azizah berharap kegiatan Peningkatan Skala Usaha Bagi Wirausaha yang Terhubung dengan Jaringan Bisnis itu dapat mewujudkan wirausahawan Indonesia yang inovatif, kreatif, mapan, berkelanjutan, serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
Ia mengatakan kegiatan itu menjadi bagian dari upaya peningkatan rasio kewirausahaan Indonesia yang saat ini baru sekitar 3,47% dan ditargetkan mencapai 3,55% pada akhir 2021 dan 3,95% pada tahun 2024 mendatang dengan fokus penciptaan wirausaha inovatif lewat proses inkubasi.
Untuk mencapai target tersebut, Azizah meyakini perlu ada upaya serius, seperti terkait pendidikan atau pengenalan kewirausahaan sejak dini, hingga penciptaan ekosistem kewirausahaan yang dapat membantu dan menarik minat anak muda untuk berwirausaha.
Pasalnya, catatan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada tahun 2020 lalu jumlah populasi di Indonesia mencapai 270,2 juta jiwa dimana 68,75% di antaranya mask dalam kategori usia produktif dengan 24% masuk kategori pemuda berusia 16-30 tahun.
Bahkan, Indonesia juga diproyeksi mendapatkan bonus demografi dimana akan terdapat 174,79 juta orang masuk dalam kategori pemuda di bawah 39 tahun. Menurut Azizah, jumlah tersebut harus bisa menjadi peluang agar pemuda dapat menjadi pencipta lapangan pekerjaan, bukan lagi pencari pekerjaan.
"Oleh karenanya, entrepreneur yang profesional dan mampu bersaing di pasar global perlu dipersiapkan secara komprehensif," sebut Azizah.