c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

10 Maret 2023

17:48 WIB

Gaji Rp7 Juta Ingin Beli Rumah? Simak Saran Berikut

Salah satu saran untuk mewujudkan impian membeli rumah adalah berinvestasi. Namun, jangan lupakan high gain high risk.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

Gaji Rp7 Juta Ingin Beli Rumah? Simak Saran Berikut
Gaji Rp7 Juta Ingin Beli Rumah? Simak Saran Berikut
Pengunjung melihat maket perumahan pada pameran Indonesia Properti Expo 2022 di JCC, Jakarta, Minggu (20/11/2022). Antara Foto/Rivan Awal Lingga

JAKARTA - Punya gaji sekitar Rp7,5 juta rupiah perbulan dan ingin membeli rumah? Meski hitungan awal nampak sulit, namun bukan tak mungkin impian ini bakal terwujud. Titipku, salah satu e-commerce belanja kebutuhan dapur online, membagikan saran untuk mewujudkan impian memiliki hunian sendiri.

Hal pertama, sebut Titipku, adalah dengan membentuk tabungan untuk keperluan membeli rumah. Survei Bank Tabungan Negara (BTN) menyebutkan minat milenial untuk membeli rumah belum begitu besar. Berbagai alasan menjadi faktor penyebab, seperti belum mampu membayar cicilan atau belum memiliki tabungan untuk membayar uang muka alias DP.

Untuk itu Titipku memberikan beberapa tip untuk membentuk tabungan dan mewujudkan impian tersebut. Pertama, membuat rencana keuangan terperinci. Menurut Titipku, menabung bisa dimulai dengan dengan membuat rencana keuangan dengan baik. Sementara, membuat rencana keuangan bisa dimulai dengan mencatat pengeluaran bulanan.

"Dengan mencatat pengeluaran, kita jadi tahu berapa besar rerata pengeluaran kita dalam sebulan. Dari catatan ini juga, kita bisa memetakan pengeluaran pokok apa saja yang menyerap uang kita. Uang listrik, uang makan, uang bensin, dan uang pulsa adalah contoh dari pengeluaran rutinnya," tulisnya dalam pernyataan resmi, Jumat (10/3).

Baca Juga: KPR Secondary IDEAL Memungkinkan KPR Diajukan ke Tiga Bank Sekaligus

Jika memungkinkan, tetapkan batas maksimal untuk semua kebutuhan itu dengan nominal di bawah rata-rata pengeluaran biasanya. Dengan demikian, ada dana sisa yang bisa dipakai untuk tabungan beli rumah.

Kedua, kurangi pengeluaran tidak perlu. Dari pencatatan keuangan, kita juga bisa melihat pengeluaran tidak penting yang bisa ditekan. Satu sisi pengeluaran yang tidak disadari namun berhasil merenggut sebagian besar pendapatan adalah uang kopi. 

Zaman sekarang, banyak orang yang memesan kopi dalam kemasan di waktu istirahat kerja. Usai kerja, terkadang masih berkumpul di kafe dan memesan kopi lagi. Pengeluaran ini kadang tak terasa karena kopi susu dalam kemasan sekarang bisa dibeli hanya dengan belasan ribu saja. 

"Namun, jika Anda punya catatan pengeluaran, Anda tentu bisa lihat betapa besarnya pengeluaran Anda untuk kopi. Alangkah baiknya jika uang yang dikeluarkan ini digunakan untuk membeli rumah. Bagaimanapun juga, selain kebutuhan pokok, rumah juga bisa menjadi investasi kita jangka panjang," jelasnya.

Ketiga, gunakan fitur auto-debet. Tip ketiga yang bisa dilakukan adalah menggunakan fitur auto-debet. Aturlah agar minimal 30% dari pendapatan ditransfer otomatis ke rekening tabungan. Uang ini jangan pernah diganggu. Anggap saja setelah ditarik, uang itu tidak bisa digunakan selain untuk beli rumah.

"Jika Anda melakukan kredit rumah, maka fitur auto-debet ini juga bisa digunakan. Meski jumlah nominal cicilan rumah bisa berubah, fitur ini tetap bisa digunakan. Syaratnya, bank tempat Anda melakukan auto-debet harus sama dengan bank tempat Anda mengajukan kredit rumah," katanya.

Baca Juga: Kemenkeu, PUPR, dan SMF Bentuk Ekosistem Pembiayaan Perumahan

Keempat investasikan gaji. Cara lain yang bisa dilakukan adalah memutarkan uang. Upaya memutarkan uang seperti lewat investasi bisa berpotensi membuat untung besar. Namun, harus diingat high risk high return, pada investasi yang berpotensi memberikan imbal hasil besar terdapat juga potensi untuk rugi besar.

Jika ingin lebih aman, biasanya orang akan memilih reksa dana dibanding investasi saham. Namun, apapun pilihannya, pahami risikonya dulu agar uang yang diputarkan tidak hilang.

Kelima, uang darurat harus diprioritaskan lebih tinggi. Meski rumah adalah sebuah kebutuhan, namun uang darurat tetap lebih penting. Jika ingin beli rumah jangan menggunakan uang darurat. Sebab, kita tidak tahu kapan terkena musibah atau sakit. Maka dari itu, uang darurat harus tetap ada di rekening sehingga bisa dipakai dalam keadaan yang sangat mendesak.

"Uang rumah dengan demikian bisa diperoleh dari sisa uang yang kita dapat setelah mengurangi pengeluaran pokok dan pengeluaran yang tidak penting. Jika investasi Anda berhasil, maka ada uang tambahan juga yang bisa kita salurkan ke tabungan rumah," tutupnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar