c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

18 Januari 2023

10:04 WIB

FTX Sebut US$415 Juta Dalam Kripto Telah Diretas

FTX menyatakan kepada hakim kebangkrutan di Delaware pekan lalu, mereka telah memulihkan lebih dari US$5 miliar dalam kripto, uang tunai dan sekuritas likuid, sembilan pekan pasca menyatakan bangkrut

FTX Sebut US$415 Juta Dalam Kripto Telah Diretas
FTX Sebut US$415 Juta Dalam Kripto Telah Diretas
Ilustrasi. Pelaku bisnis Kripto memantau grafik perkembangan nilai aset kripto, Bitcoin di Malang, Jawa Timur, Sabtu (12/3/2022). Antara Foto/Ari Bowo Sucipto

NEW YORK - Bursa kripto yang bangkrut, FTX, mengatakan dalam sebuah laporan kepada kreditur pada Selasa (17/1) waktu setempat atau Rabu (18/1) WIB, sekitar US$415 juta dalam mata uang kripto telah dicuri lewat peretasan. 

CEO FTX John J Ray seperti dilansir Antara merinci, sekitar US$323 juta dalam kripto telah diretas dari bursa internasional FTX dan US$90 juta telah diretas dari bursa AS, sejak FTX mengajukan kebangkrutan pada 11 November.

Pendiri FTX Sam Bankman-Fried sendiri, telah dituduh mencuri miliaran dolar dari nasabah FTX untuk membayar utang yang ditimbulkan oleh hedge fund yang berfokus pada kripto, Alameda Research. Bankman-Fried mengaku tidak bersalah atas tuduhan penipuan tersebut.

FTX mengatakan kepada hakim kebangkrutan di Delaware minggu lalu, mereka telah memulihkan lebih dari US$5 miliar dalam kripto, uang tunai dan sekuritas likuid, sembilan minggu setelah menyatakan kebangkrutan.

Perusahaan memberikan perincian tambahan pada Selasa (17/1) dan menyatakan telah memulihkan US$1,7 miliar dalam bentuk tunai, US$3,5 miliar dalam mata uang kripto likuid dan US$300 juta dalam bentuk sekuritas likuid.

FTX tidak memberikan perkiraan total kewajiban, tetapi mengatakan telah mengidentifikasi kekurangan signifikan yang penting di bursa kripto internasional dan AS.

"Kami membuat kemajuan dalam upaya kami untuk memaksimalkan pemulihan, dan dibutuhkan upaya investigasi yang sangat besar dari tim kami untuk mengungkap informasi awal ini," kata Ray dalam pernyataannya.

Aset kripto yang dipulihkan hingga saat ini termasuk US$685 juta di Solana, US$529 juta dalam token FTT milik FTX dan US$268 juta dalam bitcoin, berdasarkan harga kripto pada 11 November 2022. Solana yang dipuji oleh Bankman-Fried sendiri, kehilangan sebagian besar nilai asetnya pada 2022.

Selama penyelidikan awal FTX terhadap peretasan sistemnya, ia menemukan penyitaan aset November oleh Komisi Sekuritas Bahama, yang menyebabkan perselisihan antara tim kebangkrutan FTX yang berbasis di AS dan regulator Bahama.

Kedua belah pihak menyelesaikan perbedaan mereka pada Januari, dan Ray mengatakan pada Selasa (17/1/2023), pemerintah Bahama menahan US$426 juta untuk para kreditur. Perdana Menteri Bahama Philip Davis merujuk perselisihan selama acara Selasa (17/1/2023) di Dewan Atlantik di Washington dan mengatakan tim Ray telah "datang" dan menerima, penyitaan aset Bahama "tepat dan mungkin telah menyelamatkan banyak investor di FTX."

Kapitalisasi Pasar Kripto
Sebelumnya, Tim Analis Tokocrypto menyampaikan, kenaikan harga Bitcoin (BTC) memompa kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan hingga hampir menyentuh US$1 triliun.

"Ini juga menjadi menambah kepercayaan diri pelaku pasar kripto, sehingga sentimen market kembali positif," kata Tim Analis Tokocrypto dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.

Memasuki awal 2023, harga BTC mencapai level psikologis di atas US$20 ribu atau sekitar Rp300 juta dalam beberapa hari terakhir. Kenaikan ini didorong oleh indeks dolar AS (DXY) yang mendingin dan data inflasi AS yang positif dalam laporan Consumer Price Index (CPI) terbaru yang dirilis pekan lalu, sehingga menjaga laju kripto yang lebih tinggi.

Sesuai dengan prediksi, data inflasi AS diumumkan menurun menjadi sebesar 6,5%. Laju inflasi yang lebih lambat kemungkinan akan membuka jalan bagi The Fed untuk menurunkan laju kenaikan suku bunga menjadi 25 basis poin (bps) dari 50 bps pada Desember 2022.

Sejak harga Bitcoin naik ke level tertinggi tahunan di level US$18.898 pada 12 Januari 2022, banyak investor dan trader yang meyakini bahwa US$15.600 merupakan titik bottom BTC yang baru.

"Kenaikan ke titik US$20 ribu ini merupakan yang pertama kalinya sejak keruntuhan FTX yang mulai kolaps pada November lalu. Saat itu, BTC terjun bebas dari US$21.300 menjadi US$15.600 atau 20 % hanya dalam waktu lima hari saja. Meski harga masih belum pulih sepenuhnya, nilai BTC saat ini masih lebih rendah 71% dari all time high (ATH) di US$69 rib pada November 2021," ungkap Tim Analis Tokocrypto.

Pada Senin (16/1/2023), ada kenaikan dari Fear and Greed Index yang berhasil menyentuh level 45 atau naik 20 poin dari tujuh hari sebelumnya. Pencapaian market pada pekan lalu bisa dilabeli sebagai green weekend karena keseluruhan aset kripto mengalami kenaikan yang cukup signifikan, baik Bitcoin maupun Altcoin pada penutupan mingguannya.

Dari analisis teknikal, Bitcoin tampaknya sudah masuk dalam zona resistensi yang berada di kisaran angka US$21 ribu. Namun di sisi lain, terdapat ancaman bull trap yang harus diwaspadai investor.

Tekanan beli tinggi menjadi faktor utama naiknya harga Bitcoin. Hal tersebut terlihat dari kenaikan Relative Strength Index (RSI) yang berhasil menyentuh level 50.

"Jika sinyal RSI berada di atas 50, maka tren sedang naik," ucap tim.

Di sisi lain, Tim Analis Tokocrypto melihat dari RSI BTC sudah menunjukkan sinyal overbought menuju level di bawah 50. Dengan sinyal tersebut, harga BTC diproyeksikan akan kembali terkoreksi.

Menurut tim, overbought sudah sering terjadi di market kripto yang terjadi ketika harga aset sudah mencapai reli panjang, akan mengalami sedikit koreksi dan ada kemungkinan bisa bull run.

Saat ini, BTC mungkin akan mengalami pola koreksi jika gagal breakout. Level resistensi terdekat berada di US$21.321 dan menjadi penghalang terdekat yang harus ditembus untuk bergerak lebih tinggi. Namun, apabila terjadi breakout akan menarik ke level support pada harga US$20.879.

Di samping itu, sikap The Fed juga menjadi penentu masa depan market kripto. Jika melihat pergerakan suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) di Februari 2023 terjadi kenaikan sebesar 50 basis poin, maka masih berada di jalan yang panjang untuk menekan inflasi AS pada tahun ini.

Secara mayoritas, para ahli percaya bahwa kenaikan suku bunga dan kebijakan moneter yang lebih ketat, tidak akan memungkinkan Bitcoin untuk pulih secara tajam dalam waktu dekat. Seperti di pasar yang tidak pasti seperti ini, investor tidak akan memilih untuk berinvestasi atau membeli aset berisiko, seperti Bitcoin.




KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar