02 September 2025
21:00 WIB
Foto Cerita: Kala Cemas Dan Ketakutan Dikalahkan Sesuap Nasi
Aksi massa yang kerap terjadi di depan gedung DPR, dan belakangan kian membludak, tak menyurutkan sejumlah pedagang untuk berjualan demi sesuap nasi, kelanjutan kehidupan keluarga di rumah.
Penulis: Hasta Adhistra Ramadhan
Editor: Rikando Somba
Seorang pedagang asongan tampak mengayuh sepeda yang dipenuhi dagangan di tengah jalan depan Gedung DPR, Jakarta (29/08/2025). Validnews/Hasta Adhistra.
JAKARTA– Gelombang demonstrasi terus bergulir di berbagai tempat dengan berbagai tuntutan yang digemakan sejak Senin, 25 Agustus 2025. Tuntutannya beragam; dari gaji dan tunjangan anggota DPR yang terbilang fantastis, hingga hak-hak buruh yang belum terpenuhi. Di tengah riuhnya aksi massa yang kerap memanas ini dan beberapa kali berujung dengan kericuhan, terselip kisah perjuangan para pedagang keliling yang tetap mencari rezeki demi sesuap nasi untuk keluarga di rumah.
Dua pedagang kaki lima sedang menawarkan beberapa dagangan mereka kepada massa aksi di depan gedung DPR, Jakarta (28/08/2025). Validnews/Hasta Adhistra.
Berbagai dagangan dijajakan di tengah kerumunan demonstran—dari minuman segar, makanan, potongan buah, hingga es krim—seakan menjadi penawar panas di tengah kepala yang terasa terbakar.
Seorang pedagang es krim tengah melayani sejumlah massa aksi di depan gedung DPR, Jakarta (28/09/202 5). Validnews/Hasta Adhistra.
Seorang pedagang mengaku, biasanya mereka datang ke lokasi demonstrasi karena ajakan dari grup atau kelompok para pedagang asongan. “Kalau ada acara seperti ini biasanya omzet bisa naik Rp50–150 ribu, tergantung ramai atau enggaknya massa aksi,” tuturnya.
Seorang pedagang kopi starling yang sedang melayani sejumlah massa aksi di depan gedung DPR, Jakarta (28/08/2025). Validnews/Hasta Adhistra.
Di balik kesempatan itu, kerap pula kecemasan mereka rasakan. Pasalnya, seringkali terjadi bentrokan antara aparat dan massa aksi ketika demo berlangsung. Mereka juga punya rasa cemas dan kadang takut akan bernasib buruk. Namun, pikiran akan kelanjutan makan keluarga, menjadi penghilang segala ketakutan. “Saya akui takut. Kami takut. Tapi bagaimana lagi? Anak-anak di rumah juga butuh makan,” ucap beberapa pedagang asongan di sore itu.
Seorang pedagang minuman melayani dua orang peserta aksi yang berhenti dengan sepeda motor di depan Gedung DPR, Jakarta (28/08/2025). Validnews/Hasta Adhistra.
Ketegangan kerap datang tanpa bisa diprediksi. Momen ketika massa aksi lantang menyuarakan orasi bisa sekejap berubah menjadi raungan sirene aparat, disusul dengan tembakan gas air mata yang membuat dada sesak dan mata perih. Dalam kepanikan itu, para pedagang hanya bisa pasrah, berlari sambil tetap menggenggam atau mengayuh sepeda dagangan mereka agar tak tertinggal.
Pedagang asong di tengah aksi massa. Validnews/Hasta Adhistra
Hingga menjelang malam di akhir pekan kemarin, bentrokan masih terjadi. Para pedagang tak berhenti. Mereka tetap menjajakan dagangan, sembari berharap situasi segera kondusif. Politik atau kepentingan apapun tak ada di benak mereka. Bagaimana hidup untuk esok hari, adalah yang utama. Dan, siapapun yang berunjuk rasa, dengan kepentingan apapun, mereka tak peduli. Tujuannya hanya satu; bagaimana mereka dapat kembali pulang ke rumah dengan selamat membawa uang untuk keluarga melanjutkan hidup
Sejumlah pedagang kaki lima terlihat bertransaksi di tepi jalan sekitar lokasi aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta (29/08/2025). Validnews/Hasta Adhistra