c

Selamat

Sabtu, 4 Mei 2024

EKONOMI

30 November 2022

17:17 WIB

Fenomena PHK Startup, Ini Kata Pengamat

Pengamat memprediksi fenomena PHK startup akan berlangsung hingga tahun depan.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

Fenomena PHK Startup, Ini Kata Pengamat
Fenomena PHK Startup, Ini Kata Pengamat
Seorang wanita duduk di jembatan penyebrangan orang (JPO) disamping perkakas kerja sebagai ilustrasi PHK. Shutterstock/Twinsterphoto

JAKARTA - Ancaman resesi global turut membebani industri teknologi khususnya stratup. Mereka yang di awal pandemi merekrut banyak tenaga kerja, kini perlahan mulai melakukan efesiensi dengan memPHK karyawannya. Di tengah badai PHK startup tersebut Researcher at Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Izzudin Al Farras menemukan beberapa faktor penentu.

"Ada dua faktor, yang eksternal adalah ekonomi global yang tidak menentu dan faktor internal dari segi pendanaan dan manajemen tidak memperhitungkan keberlanjutan," katanya saat dimintai keterangan oleh Validnews, Rabu (30/11).

Izzudin mengakui, ekonomi global yang akan diprediksi resesi di 2023 sangat mempengaruhi startup. Ia menjelaskan keuangan global menjadi tumpuan dari sumber pendanaan di mana perusahaan disuntikan dana melalui investor angel maupun modal ventura. Sehingga jika ekonomi global menurun akan turut mempersulit startup mendapat pendanaan.

"Ketika resesi, akhirnya angel investor dan modal ventura ini terganggu juga sehingga mereka bisa menghentikan pendanaanya lagi ke startup, bahkan Justru meminta segera profit dikarenakan mereka sudah invest sejak beberapa tahun terakhir," jelasnya.

Selain kondisi perekonomian yang tak menentu, terdapat faktor lain yang turut memengaruhi kondisi startup. Menurut Izzudin ketidakmampuan manajemen dari perusahaan untuk membuat bisnis yang berkelanjutan serta tidak bisa membaca pola ekonomi global merupakan petaka.

"Jadi idealnya mereka tahu bahwa suatu saat mereka akan dimintakan profit oleh para investornya yang mana mereka tidak tahu kapan terjadinya. Sementara itu mereka harus sadar ketika mendapat injeksi pendanaan maka ada harga yang harus dibayar," imbuhnya.

Bertahan Dengan 'Bakar Duit'
Dalam dunia startup Izzudin mengakui 'bakar duit' adalah salah satu model bisnis yang biasa dilakukan, hal ini dilakukan untuk memperluas pangsa pasar secara cepat. Berbeda dengan model bisnis konvensional, ia menuturkan startup akan mendahulukan jangkauan pasar baru setelah itu memperhatikan keuntungan. 

"Itu modal bisnis startup yang berbeda dengan model bisnis konvensional. Di mana mereka secara tahap demi tahap meluaskan pangsa pasar sekaligus tetap menjaga profitabilitas perusahaan," sebutnya.

Ditambah momen pandemi belakangan terlihat peluang sangat besar terkait industri teknologi yang akhirnya dimanfaatkan banyak orang tanpa memikirkan adanya shifting perilaku konsumen setelah pandemi mereda. Inilah yang dikatakan Izzudin bahwa startup tidak mempertimbangkan keberlanjutan bisnis.

"Ketika pandemi orang-orang butuh yang online-online begitu sehingga mereka memperluas pangsa pasar dan untung saat pandemi, tetapi mereka tidak sadar bahwa pandemi itu sementara ada habisnya. Sehingga itulah yang tidak mampu mereka perkirakan ketika pandemi sudah selesai ternyata ada perubahan perilaku konsumen. Nah itu yang akhirnya berdampak kepada keberlanjutan bisnis mereka," sebutnya.

Terkait prediksi kapan badai PHK akan berhenti, Izzudin menjelaskan ini akan berlangsung sampai tahun 2023 di mana resesi ekonomi global diprediksi. Sampai beberapa waktu yang lalu startup bergantian memPHK karyawan. Terakhir unicorn Ajaib memPHK sebesar 8% karyawannya atau sekitar 67 orang. 

"PHK ini akan terus terjadi hingga 2023 dan kita tidak tahu akan seberapa besar lagi dampak PHK terhadap masyarakat. Yang pasti hingga tahun 2023 PHK ini akan terus terjadi diberbagai strartup," tandasnya.

Untuk diketahui beberapa startup telah mengambil langkah yang sama terkait hal ini sepanjang 2022. Daftar Panjang perusahaan rintisan yang memangkas jumlah pegawai tahun ini meliputi Xendit, Carsome, Shopee Indonesia, Grab, Tokocrypto, MPL, Lummo, Tanihub, Mamikos, dan Zenius (dua kali PHK). 

Lalu, JD.ID, Line, Beres.id, Pahamify, LinkAja, SiCepat, Yummy Corp, Bananas, Ruangguru, GoTo, Sirclo, KoinWorks dan Ajaib.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar