c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

09 April 2024

20:23 WIB

Fenomena Borong Emas Jelang Hari Raya

Tren penjualan emas perhiasan terus meningkat menjelang Lebaran, diikuti penjualan saat Hari Raya usai. Bagaimana dengan tahun ini?

Penulis: Yoseph Krishna, Fitriana Monica Sari, Nuzulia Nur Rahma, Erlinda Puspita

Editor: Fin Harini

<p>Fenomena Borong Emas Jelang Hari Raya</p>
<p>Fenomena Borong Emas Jelang Hari Raya</p>

Karyawati menata kepingan emas produksi Antam pada Bazar Emas Pegadaian di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (16/3/2024). Antara Foto/Basri Marzuki

JAKARTA - Hari sudah mulai gelap dan mendekati waktu berbuka puasa. Namun, antrean di salah pusat perhiasan di pusat Tegal, Toko Emas Hidup Banjaran masih terlihat mengular.

Terpantau beberapa orang melakukan transaksi jual-beli perhiasan emas. Mulai dari cincin, gelang, anting, hingga kalung. 

Aktivitas ini diakui Indah (31), salah satu pegawai Toko Emas Hidup Banjaran, telah berlangsung selama sepekan terakhir menjelang Idulfitri. Di toko perhiasan lain, antrean sama juga terjadi. 

Indah mengemukakan bahwa sebagian besar pembeli yang datang justru berasal dari Jakarta. Umumnya di toko ini, perhiasan yang dibeli akan dikenakan saat Lebaran dan akan dijual kembali usai Hari Raya. 

"Kalau mau Lebaran gini, yang beli kebanyakan orang rantauan Jakarta. Harganya ya sekarang lagi naik, tapi biasanya nanti pada jual-jual perhiasan lagi sesudah Lebaran. Harganya anjlok sih, tapi enggak terlalu banyak," kata Indah saat berbincang langsung dengan Validnews, Senin (8/4). 

Para pembeli tidak memburu model terbaru. Diakui Indah, tidak ada yang spesifik yang dicari mereka. Biasanya, perhiasan yang disukai anak-anak muda adalah model sederhana dengan mata berukuran kecil. 

Beda halnya dengan ibu-ibu di atas usia 40 tahun. Mereka kerap kali lebih menyukai perhiasan yang terlihat mencolok. 

Ya, selain pakaian, perhiasan emas menjadi salah salah satu produk yang juga digemari terlebih saat menjelang Idulfitri. Hal itu diamini oleh CEO and Founder Finansialku Melvin Mumpuni.

"Setiap tahunnya memang terjadi tren pembelian perhiasan menjelang Lebaran karena orang-orang ingin tampil baik saat bertemu keluarga," ujar Melvin melalui pesan singkat kepada Validnews, Sabtu (6/4).

Ditebus Untuk Digadai
Kenaikan penjualan emas saat menjelang Lebaran juga disampaikan oleh Vice President Business & Operations PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) Yudho Jatmiko. Berbincangan dengan Validnews, Rabu (3/4), Yudho mengatakan, kenaikan penjualan dikarenakan kebutuhan pasar yang cukup tinggi menjelang Lebaran. Didukung oleh tingginya aktivitas yang HRTA lakukan untuk mendorong penjualan pada saat menjelang Lebaran. 

Kenaikan tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan kuartalan HRTA dalam beberapa tahun terakhir, di mana biasanya Kuartal II atau III cenderung naik karena adanya Idulfitri. 

Mengutip laporan keuangan HRTA, laba bersih HRTA pada Kuartal I/2023 sebesar Rp69,84 miliar. Kemudian laba bersih HRTA meningkat menjadi Rp185,53 miliar pada Kuartal II/2023. Selanjutnya, kembali melonjak pada kuartal III/2023 menjadi Rp259,78 miliar. Idulfitri pada 2023 jatuh pada tanggal 21-22 April atau di Kuartal II.

"Kami melihat puncak pembelian emas dalam setahun terjadi saat adanya Idulfitri dan juga saat adanya pameran perhiasan besar yang biasanya diadakan pada kuartal II atau kuartal III, yang turut berkontribusi signifikan kepada pendapatan Perseroan," jelas Yudho. 

Senada, kepada Validnews, Kamis (4/4), PT Pegadaian juga mengamati adanya kenaikan tren seputar Lebaran. Bedanya, di Pegadaian, aktivitas yang meningkat adalah tebus emas yang diikuti gadai usai lebaran.

Sekretaris Perusahaan Pegadaian Zulfan Adam mengungkapkan bahwa menjelang Lebaran biasanya masyarakat akan menebus perhiasannya yang selama ini “disekolahkan”. Tujuannya, untuk menyemarakkan penampilan saat Lebaran. 

Begitu Lebaran usai, tren gadai kembali mengalami peningkatan. Dana dari perhiasan sebelumnya sudah ditebus akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan. 

"Biasanya satu minggu jelang Hari Raya, masyarakat datang untuk tebus gadainya. Salah satu faktornya di mana masyarakat dapat THR, sehingga lebih memilih menebus barang seperti perhiasan yang mereka gadai untuk bisa dipakai juga saat Lebaran," ungkap Zulfan.

THR Emas Batangan
Tak hanya perhiasan emas yang ramai diburu jelang Lebaran, emas batangan pun kini turut mengalami kenaikan penjualan. Jika perhiasan dapat dipakai saat Hari Raya, emas batangan dapat dijadikan sebagai THR di Hari Raya.

Demi meningkatkan penjualan emas Batangan, Pegadaian pun memperkenalkan baby gold dari Galeri 24 by Pegadaian. Berukuran mini, baby gold memiliki berat mulai dari 0,02 gram yang dibanderol dengan harga sekitar Rp50 ribu. Emas ini bisa dijadikan THR sekaligus memperkenalkan pada anak soal investasi emas.

"Sejak awal Ramadan pun Pegadaian sudah memperkenalkan produk logam emas Baby Gold sebagai ‘THR Emas’ kepada masyarakat," tutur Zulfan. 

HRTA justru mencatat emas batangan kini lebih diminati dibandingkan yang berbentuk perhiasan. Pasalnya, banyak orang yang memanfaatkan momen ini untuk memberi THR atau hadiah berupa emas.  

Adanya edisi spesial di Hari Raya yang tersedia dari gramasi 0,1 gram hingga 1 gram disebut semakin menambah daya tarik beli masyarakat. 

"Emas batangan meningkat seiring dengan kultur memberi THR menggunakan emas. Oleh karena itu, HRTA menangkap momen ini dengan meluncurkan edisi khusus Idulfitri dengan gramasi 0,1 hingga 1 gram. Di lain itu, pastinya menjelang Lebaran, penjualan perhiasan paling mencolok dengan desain-desain khas Idulfitri," ungkap Yudho. 

Minat membeli emas batangan menjelang Hari Raya disebut Yudho tumbuh sejak pandemi. Kala itu, masyarakat mulai melek pentingnya menabung emas. Masyarakat lantas mulai membandingkan, mana yang lebih menguntungkan: membeli perhiasan atau menyimpan dalam bentuk emas batangan.

Harga jual kembali emas perhiasan yang lebih murah lantaran dipotong biaya desain membuat preferensi masyarakat bergeser. Masyarakat kini cenderung memilih emas batangan sebagai salah satu store of value atau safe haven asset mereka. 

Ke depan, HRTA memproyeksikan emas batangan lebih akan diminati di pasar seiring dengan masyarakat yang sudah semakin melek menabung emas batangan untuk investasi yang lebih menjanjikan. 

Berdasarkan proyeksi ini, perusahaan menegaskan berfokus pada inovasi produk, terutama produk emas batangan dengan merek Emasku. Inovasi-inovasi ini ditujukan untuk melayani pasar korporat dan High Net Worth (HNW), dengan penawaran produk mulai dari 125 gram hingga 1 kilogram. 

Namun, HRTA tak meninggalkan segmen emas perhiasan dengan memperkuat merek Ardore. HRTA optimistis Ardore dapat membidik seluruh segmen pasar.

"Berbagai rencana ekspansi bisnis ini dilakukan demi mencapai target yang ambisius di tahun 2024," imbuhnya. 

Permintaan Loyo
Meski Hartadinata dan Pegadaian mengklaim ada tren kenaikan emas menjelang Lebaran 2024, namun Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi justru memproyeksi penjualan emas maupun logam mulia menjelang Idulfitri 2024 ini bakal menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal itu disebabkan tingginya harga emas akibat sejumlah faktor. 

Potensi penurunan suku bunga ekonomi terkemuka dunia yang masih di semester II/2024 nanti, inflasi yang masih tinggi, Jepang dan Eropa yang mengalami kontraksi ekonomi di Kuartal II/2023, China yang hanya mematok pertumbuhan ekonomi 5%, hingga jelang tahun politik di Amerika adalah beberapa penyebab naiknya harga emas. 

Dia menilai, masyarakat tak akan menyia-nyiakan kesempatan tingginya harga emas saat ini dan merealisasikan aksi profit taking alias menjual emas yang telah dibelinya dulu saat harga belum naik tajam seperti sekarang. Dengan keuntungan yang dikantongi, masyarakat bisa mudik dan 'berfoya-foya' di kampung halaman. 

"Dengan menjual perhiasan atau logam mulia yang mungkin tadinya beli hanya Rp900.000, sekarang Rp1,3 juta, ini keuntungan yang luar biasa. Bagi ibu-ibu, ini luar biasa bisa pulang kampung. Apalagi cuti bersama dari pemerintah sampai satu minggu lebih," katanya dalam perbincangan dengan Validnews via telepon dari Jakarta, Sabtu (6/4).

Akibatnya, sejumlah toko emas disebutnya mulai pusing karena orang datang hanya untuk menjual emas, bukan untuk membeli. Alhasil, kas toko-toko emas terancam surut. 

"Akhirnya uang kas dia di toko habis untuk membayar emas-emas. Hampir 40% itu naik dari mereka (masyarakat) saat beli. Banyak toko perhiasan, logam mulia, baik Antam maupun Pegadaian mengalami kerugian karena masyarakat menjual (emas)," ucap Ibrahim.

Kendati demikian, menurutnya, tetap ada potensi kenaikan penjualan emas di Lebaran 2024 dibandingkan kondisi normal. Hal itu tak lepas dari pengaruh konflik geopolitik yang terjadi di Timur Tengah. 

"Timur Tengah kalau terjadi gejolak politik itu pasti akan pengaruh terhadap harga minyak dan emas. Dua itu pasti berpengaruh karena wilayah Timur Tengah itu negara OPEC, ada Iran, Irak, Saudi, Mesir, Yaman, Suriah. Mereka itu notabene kenapa sampai sekarang perang terus karena memperebutkan kilang minyaknya," ujar Ibrahim.

Sebagai gantinya, masyarakat kini dia prediksi bakal membeli silver atau perak yang harganya jauh lebih murah, yakni di kisaran Rp20.000-an per gram. 

Kilau Investasi Emas 
Dalam jangka panjang, Ibrahim memproyeksi investasi emas makin digandrungi masyarakat. Salah satunya karena harga yang meningkat.

Sebagai perbandingan, dahulu pada tahun 2019, emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) masih dihargai Rp771.000 per gram. Saat ini harga emas Antam sudah melesat dan tembus Rp1.306.000 per gram. Artinya, ada kenaikan sebesar 69,39% atau Rp535.000 per gram.

Bahkan, Ibrahim merevisi proyeksi yang ia keluarkan sebelumnya, yakni harga emas bisa tembus US$2.350 per troy ounce pada akhir tahun 2024. Perkembangan yang ada membuat harga emas diramal mampu menembus US$2.350 per troy ounce pada April 2024. 

"Dengan melihat gejolak yang sampai saat ini setelah ada penyerangan Konsulat Iran di Suriah, ini bisa berbalik. Jadi, bukannya di akhir tahun 2024, tapi di bulan April kemungkinan besar akan tercapai US$2.350 per troy ounce," jelas dia. 

Selain itu, kini investasi emas juga bisa dilakukan dengan cara beragam. Mulai dari membeli perhiasan emas, membeli logam mulia dalam bentuk emas batangan, hingga membuka tabungan emas secara digital. 

Siti (57) ialah salah satu dari sekian banyak orang yang memilih investasi emas. Sejak masih gadis, Siti telah terbiasa menyisihkan sebagian uangnya untuk membeli berbagai perhiasan emas, seperti cincin, gelang, hingga kalung. 

Rutinitas ini terus dia lakoni hingga puluhan tahun lamanya. Bukan tanpa sebab, investasi perhiasan emas terbilang lebih menguntungkan. 

Pasalnya, saat membutuhkan dana mendesak, perhiasan emas dapat mudah dijual ke toko emas maupun digadaikan ke Pegadaian. Bahkan, seiring perkembangan, harga emas dapat ikut terkerek naik. Pernah Siti membeli emas seharga Rp700 ribuan per gram, kemudian dia dapat menjual emas tersebut menjadi Rp1 juta per gram.

Hal inilah yang membuat Siti lebih tertarik investasi perhiasan emas dibandingkan membeli emas batangan atau tabungan emas digital. Kebiasaan ini juga turut ia turunkan kepada anak-anaknya. 

"Sudah lama (investasi perhiasan emas) dari zaman sebelum menikah. Kalau ada duit, pasti beli emas. Beli emas tiap bulan kayak nabung aja. Soalnya punya emas kalau keadaan mendesak bisa dijual, malah bisa lebih untung, kayak buat masuk anak sekolah atau seragam kan lumayan harganya," kata Siti kepada Validnews, Senin (8/4). 

Berbeda dengan Siti,  Agatha Olivia (27) justru lebih memilih tabungan emas digital. Dia melakoni hal itu sejak pandemi covid-19 menerpa Tanah Air, sekitar tahun 2020 dan 2021. 

"Pas lagi gabut di pandemi, tahun 2020 atau 2021, pemasukan lumayan enggak ada pengeluaran, jadi uangnya dipakai buat nabung. Salah satunya nabung emas," ujar Agatha kepada Validnews, Senin (8/4).

Menurutnya, menabung emas digital di Pegadaian lebih simpel dan praktis. Hanya bermodalkan handphone, sudah dapat membeli emas dengan harga terjangkau dan sesuai dengan yang diinginkan.  

Beda halnya dengan perhiasan emas dan emas batangan, cenderung membutuhkan perawatan dan membutuhkan tempat yang aman untuk penyimpanan. 

Agatha mengaku mengenal investasi emas semenjak jadi wartawan ekonomi. Pasalnya, dia dibekali edukasi keuangan dan investasi. 

"Untuk perkembangan harga emas dan segala macam saya lebih update. Jadi saya manfaatin pengetahuan dan profesi saya sebagai wartawan ekonomi untuk lebih well educated tentang nabung emas," tutur dia. 

Hingga saat ini, Agatha belum menjual tabungan emasnya. Lantaran, dia selalu menggunakan uang dingin untuk menabung. Oleh karena itu, ketika ada hal mendesak, dia sudah memiliki dana darurat tersendiri. 

Kendati demikian, dia selalu mencatat besaran harga emas saat beli dan membandingkannya dengan harga sekarang. Dengan begitu, dia dapat mengira-ngira kenaikan yang didapat. 

"Saya beli dulu per gramnya di sekitar harga Rp800.000, sekarang sudah Rp1.000.000-an," ungkap perempuan kelahiran 1996 ini. 

Ke depan, Agatha akan tetap meneruskan dan lebih rutin menabung emas digital sebagai investasi jangka panjang. Sebab, dia optimistis harga emas akan terus naik. 

Manfaatkan Minat
Peningkatan minat untuk berinvestasi ini, dimanfaatkan Pegadaian untuk menjaring pembelian. Sekretaris Perusahaan Pegadaian Zulfan Adam menyebut Pegadaian telah meracik promo demi menggaet minat masyarakat menyisihkan THR untuk berinvestasi emas.

Khusus pada momen Ramadan dan Idulfitri tahun ini, Pegadaian memiliki program yang diberi nama "Gempar" atau Gempita Ramadhan yang merupakan program promo investasi produk Pegadaian. 

"Untuk cicil emas dapatkan diskon uang muka hingga Rp50.000 setiap gramnya, sedangkan untuk gadai tabungan emas mendapat cashback sampai 1%, dan dapatkan diskon hingga Rp1 juta untuk setiap Top Up tabungan emas," kata Zulfan. 

Sementara itu, untuk memaksimalkan penjualan emas di tahun 2024, HRTA telah menyiapkan sejumlah strategi. Pertama, inovasi dan kolaborasi masih menjadi fokus aktivitas perusahaan. Inovasi dari pelayanan hingga pengembangan channel penjualan baru hingga inovasi dari sisi produk secara konsisten dilakukan oleh HRTA. 

Kedua, kolaborasi existing yang menciptakan peningkatan dari sisi penjualan dan pengalaman konsumen tetap dipertahankan dan juga akan terus dikembangkan dengan konsisten 

Ketiga atau yang terakhir, Hartadinata juga akan meningkatkan kemitraan dengan berbagai bank nasional untuk memfasilitasi program cicilan emas, meningkatkan bisnis gadai emas, dan memperkuat kehadirannya di saluran e-commerce dan ritel. 

HRTA juga berencana untuk mendiversifikasi pasar ekspornya di luar India dan Timur Tengah. Emas produksi Indonesia diyakini dicari banyak penggemarnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar