c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

EKONOMI

22 Januari 2025

17:43 WIB

ExxonMobil Investasi US$10 Miliar Untuk CCS Dan Petrokimia Di Selat Sunda

Total investasi yang akan disalurkan ExxonMobil mencapai US$15 miliar untuk CCS dan pabrik petrochemical.

Penulis: Yoseph Krishna

<p>ExxonMobil Investasi US$10 Miliar Untuk CCS Dan Petrokimia Di Selat Sunda</p>
<p>ExxonMobil Investasi US$10 Miliar Untuk CCS Dan Petrokimia Di Selat Sunda</p>

Pabrik Exxon Mobil.Shutterstock/Kirkam

JAKARTA - ExxonMobil Indonesia resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) terkait perencanaan pembangunan Carbon Capture Storage (CCS) di Cekungan Sunda Asri serta pabrik petrochemical.

Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Negeri Paman Sam itu berencana menyuntik US$10 miliar pada tahap awal untuk kedua proyek tersebut. Tapi secara keseluruhan, investasi yang diperlukan untuk CCS dan pabrik petrokimia itu mencapai sekitar US$15 miliar.

"Proyek ini memiliki nilai strategis yang besar dengan nilai US$10 miliar. Kami berharap proyek ini akan mempengaruhi kemajuan di berbagai sektor," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Rabu (22/1).

Eks-Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) itu mengungkapkan penandatanganan nota kesepahaman antara Kemenko Bidang Perekonomian dengan ExxonMobil jadi langkah yang strategis dalam agenda transisi energi di Indonesia.

Baca Juga: Exxonmobil Sudah Terapkan Teknologi CCS/CCUS di Sejumlah Negara

"Ini merupakan komitmen pada keberlanjutan, pembangunan keberlanjutan, di mana pembangunan CCS ini diharapkan bisa mengurangi emisi CO2 sebesar 90%," jelas dia.

Sementara itu, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menerangkan fasilitas CCS yang bakal dibangun ExxonMobil di Sunda Asri Basin bakal menjadi infrastruktur penyimpanan karbon pertama dan terbesar di Indonesia.

Tak tanggung-tanggung, fasilitas tersebut dirancang bisa menyimpan karbon hingga 3 giga ton. Sayangnya, pemerintah belum memberi tenggat waktu eksekusi proyek CCS di sekitaran Selat Sunda tersebut.

"Sedang dicari lokasi tepatnya, sedang survei. Tapi, di antara Selat Sunda dan di Laut Jawa karena CCS itu kan ada yang bisa dimasukkan di dasar laut, ada yang di batuan, ada yang langsung masuk ke bumi, kira-kira seperti itu," kata Susiwijono.

Susi mengatakan proyek itu merupakan proyek jangka panjang. Berdasarkan timeline yang sudah disusun, butuh sekitar 10 tahun untuk pengembangan fasilitas CCS hingga ke tahap operasi.

"Timeline-nya itu kayaknya sampai 10 tahun ke depan. Jadi yang pasti mereka memastikan lokasinya dulu, baik untuk CCS maupun petrochemical dan mudah-mudahan tahun ini bisa selesai (survei lokasi)," jelas dia.

Baca Juga: ExxonMobil Siap Gelontorkan US$15 Miliar Buat Pengembangan CCS Di RI

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Elen Setiadi mengungkapkan komitmen ExxonMobil senilai US$10 miliar merupakan tahap awal dari keseluruhan komitmen pembangunan CCS dan pabrik petrokimia.

"Total keseluruhan investasi US$15 miliar perkiraannya ya. Jadi nilai itu untuk CCS-nya, juga untuk petrochemical-nya. Pak Menko sebutkan bagian untuk awal mungkin sekitar US$10 miliar," jabar Elen.

Dia menambahkan, proyek pabrik petrokimia oleh ExxonMobil nantinya hanya berjarak kurang dari 100 km dari fasilitas CCS di Selat Sunda.

Pemerintah juga membebaskan ExxonMobil untuk menentukan titik pabrik petrokimia, baik di Jawa maupun di Lampung atau Pulau Sumatra.

"Itu jarak maksimal ke darat untuk petrochemical sekitar 100 km. Kalau dibikin radius gitu ya bisa di Jawa, bisa di Lampung kalau Sumatra-nya," pungkas Elen Setiaadi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar