23 Oktober 2025
08:30 WIB
ESDM Ungkap Peran Krusial Badan Geologi Untuk Dongkrak Lifting Migas
KKKS diharapkan berkoordinasi aktif dengan Badan Geologi untuk mengeksplorasi cekungan migas yang belum termanfaatkan
Penulis: Yoseph Krishna
BANDUNG - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menegaskan, Badan Geologi punya peran krusial untuk mewujudkan ambisi peningkatan lifting minyak dan gas bumi (migas) nasional.
Yuliot mengatakan, Badan Geologi berperan dalam mengidentifikasi potensi sumber daya migas yang selama ini belum termanfaatkan, bahkan belum tereksplorasi. Saat ini, baru 20 cekungan migas yang telah termanfaatkan dari total potensi 128 cekungan di seluruh Indonesia.
"Pertama, kita lihat dari potensi migas, kita memiliki 128 cekungan. Yang baru termanfaatkan itu 20 cekungan, berarti ada 108 cekungan yang harus kita lakukan eksplorasi," tutur Yuliot saat ditemui selepas Kolokium dan Diseminasi Perkembangan Ilmu Kebumian (Geologi Nusantara/GeoNusa 2025) di Kantor Badan Geologi, Bandung, Rabu (22/10).
Kegiatan eksplorasi, sambungnya, semestinya dilakukan oleh perusahaan dengan koordinasi bersama Badan Geologi. Pasalnya, salah satu unit Eselon I Kementerian ESDM itu punya alat kegeologian yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan eksplorasi area migas.
"Untuk eksplorasi ini harusnya kan bisa dikoordinasikan oleh Badan Geologi, dan juga untuk peralatan kita baik untuk eksplorasi di darat maupun di laut itu bisa dimaksimalkan," jabarnya.
Dengan banyaknya cekungan yang belum termanfaatkan atau tereksplorasi, Yuliot berharap, ada potensi migas yang bisa digali agar berdampak positif terhadap peningkatan lifting dan ketahanan energi nasional.
"Dengan adanya cekungan tadi, kita mengharapkan ini potensi minyak dan gas bumi itu bisa kita dapatkan dan juga bisa kita dorong bagaimana badan usaha meemanfaatkan cekungan untuk ketahanan energi kita ke depan," paparnya.
Sebelumnya, Ketua Tim Kerja Rekomendasi Wilayah Keprospekan Mineral dan Gas Badan Geologi Kementerian ESDM Indra Nurdiana menjelaskan, banyaknya cekungan yang belum tereksplorasi jadi salah satu penyebab sulitnya mencari investor untuk menyuntikkan modal pada sektor hulu migas Indonesia.
Pasalnya, investor atau perusahaan minyak dan gas bumi membutuhkan data awal terkait kemungkinan potensi migas di suatu titik. Tanpa adanya data, sulit untuk memaparkan potensi kepada investor.
"Yang utama kita butuhkan adalah data. Tanpa data, kita tidak bisa memaparkan potensinya seperti apa. Jadi sebenarnya isu yang paling utama di sini adalah lack of data itu ada sekitar 80 cekungan kita benar-benar data geologi dan data bawah permukaannya kurang sekali," jabar Indra dalam sesi diskusi di acara Energi & Mineral Festival 2025, Rabu (30/7).
Karena itu, Kementerian ESDM lewat Badan Geologi sejak 2015 terus bekerja mengulik data setiap cekungan yang belum tereksplorasi. Oleh karena itu, investor bisa melihat potensi migas yang ada dari Sabang sampai Merauke.
Eksplorasi cekungan-cekungan migas, tambah Indra, utamanya dilakukan pada kawasan frontier sehingga ada angka potensi yang bisa dipresentasikan di hadapan investor.
"Walaupun masih jauh dari kata produksi, tapi yang namanya jauh kalau kita tidak memulai langkah ya kapan mau sampainya," ujarnya.