c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

23 Juli 2024

17:47 WIB

ESDM Uji Cobakan B40 Untuk Kereta Api

Uji kinerja terbatas penggunaan biodiesel B40 bertujuan menguji ketahanan genset KA Bogowonto selama 1.200 jam.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p>ESDM Uji Cobakan B40 Untuk Kereta Api</p>
<p>ESDM Uji Cobakan B40 Untuk Kereta Api</p>

Ilustrasi bio diesel. Sumber: Shutterstock/chemical industry          

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memulai babak baru dalam transisi energi dengan meluncurkan uji coba perdana penggunaan biodiesel B40 sebagai bahan bakar kereta api.

Uji coba tersebut dilakukan di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta menggunakan KA Bogowonto relasi Yogyakarta-Pasar Senen pada Senin (22/7) lalu.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi berharap B40 yang notabene merupakan campuran dari 60% solar dan 40% bahan bakar nabati (BBN) kelapa sawit itu bisa menjadi solusi strategis guna mengurangi emisi gas buang.

"Hari ini merupakan kick off pertama kali kita memasukkannya ke (sektor) perkeretaapian untuk B40 ini," ujarnya lewat keterangan tertulis, Selasa (23/7).

Baca Juga: Menteri ESDM Targetkan Penggunaan B40 Pada 2025

Dirinya menjelaskan uji kinerja terbatas itu bertujuan menguji ketahanan genset KA Bogowonto selama 1.200 jam. Dengan prakiraan perjalanan PP KA Bogowonto dari Lempuyangan ke Pasar Senen selama 22 jam, maka butuh 50 kali perjalanan pulang-pergi atau sekitar dua bulan guna mencapai hasil yang diharapkan.

"Kami berharap semua uji penggunaan bisa selesai Desember ini sehingga penggunaan B40 secara penuh bisa dilakukan tahun 2025," imbuh Eniya.

Sekadar informasi, industri perkeretaapian bersama alat pertanian (alsintan) menjadi sektor yang mendapat jatah uji coba B40 setelah mobil penumpang empat tahun silam.

Setelah itu, Eniya menyebut uji coba B40 akan dilakukan pada industri pertambangan dan alat berat, alat perkapalan, hingga pembangkit listrik dalam waktu dekat di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Secara keseluruhan, prakiraan kebutuhan B40 itu mencapai 16 juta kiloliter. Karena itu, Eniya optimis penggunaan B40 bisa mendongkrak penghematan devisa negara dari pengurangan impor solar dibanding biodiesel sebelumnya, yakni B35.

"Peningkatan pemakaian biodiesel juga akan makin menurunkan emisi karbon di Indonesia," tambah dia.

Sekadar informasi, penghematan devisa dari penggunaan B35 pada sektor otomotif maupun non-otomotif mencapai Rp122 triliun pada tahun 2023 lalu. Tahun ini pun, dia memperkirakan potensi penghematan bisa mencapai angka yang sama dari tahun sebelumnya.

Sedangkan untuk penurunan karbon dioksida, pemerintah membidik sebesar 42,5 juta ton dari pemakaian 16 juta kl B40 tahun 2025. Angka itu jauh lebih besar dari pemakaian B35 yang mencapai 12,23 juta kl pada 2023 dan diproyeksi mencapai 13 juta kl hingga akhir 2024.

"Kalau tahun depan sudah beralih ke B40, penghematan bisa mencapai sekitar US$9 miliar," kata Eniya.

Baca Juga: Mentan Sebut Industri Biofuel Sudah Disiapkan Dukung Program B50

Sementara itu, Vice President of Logistics PT KAI, Suryawan Putra Hia menyampaikan, PT KAI saat ini menggunakan 300 juta liter bahan bakar B35. Selama pemakaian, dia mengatakan bahwa performa mesin KA tidak mengalami masalah.

Oleh karena itu, Suryawan optimistis peralihan dari B35 ke B40 akan berjalan lancar, mengingat spesifikasinya hampir sama.

"Sejauh ini no issue (penggunaan biodiesel untuk bahan bakar KA). Nanti mungkin yang B100 yang challenge banget dan kita optimis kalau B40 ini nggak akan berdampak signifikan pada mesin," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar