c

Selamat

Jumat, 29 Maret 2024

EKONOMI

12 Mei 2021

12:25 WIB

Emas Tergelincir Dipicu Kenaikan Imbal Hasil Obligasi

Harga emas tergelincir, menghentikan kenaikan selama empat hari berturut-turut.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

Emas Tergelincir Dipicu Kenaikan Imbal Hasil Obligasi
Emas Tergelincir Dipicu Kenaikan Imbal Hasil Obligasi
Ilustrasi emas antam. Shutterstock

JAKARTA - Perdagangan emas di situs Logam Mulia pada Rabu (12/5) terpantau libur. Harga emas Antam masih menampilkan harga pada Selasa (11/5), yaitu Rp933.000/gram dengan harga buyback atau pembelian kembali Rp837.000/gram.

Emas bergerak didominasi penguatan sepanjang pekan lalu. Hingga pada Sabtu (8/5), emas ditutup menguat tipis ke Rp937.000/gram. Naik Rp3.000 dari hari sebelumnya, Jumat (7/5). Emas kemudian masih menetap di posisi Rp937.000/gram pada Senin (10/5).

Harga emas Antam menyentuh titik tertinggi sepanjang masa di level Rp1.058.000/gram pada Rabu (19/8/2020).

Di Pegadaian, pada Rabu (12/5), harga emas Antam dibanderol Rp974.000/gram dan Antam Batik Rp1.131.000/gram, kompak turun Rp4.000 dari Selasa (11/5). Sementara, emas Antam Retro Rp941.000/gram dan emas cetakan UBS Rp939.000/gram, masing-masing melemah Rp1.000 dan Rp2.000.

Dikutip dari Antara, di pasar global, harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, menghentikan kenaikan selama empat hari berturut-turut.

Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat mengganjal dukungan pada harga emas yang berasal dari pelemahan dolar. Investor saat ini juga masih menunggu data harga konsumen AS untuk mengukur inflasi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, turun US$1,5 atau 0,08% menjadi US$1.836,10 per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (10/5), emas berjangka terangkat US$6,3 atau 0,34% ke posisi US$1.837,60, penyelesaian teraktif tertinggi sejak 10 Februari.

Emas berjangka melonjak US$15,6 atau 0,86% ke US$1.831,30 pada Jumat (7/5), setelah melambung US$31,4 atau 1,76% menjadi US$1.815,70 pada Kamis (6/5), dan terkerek US$8,3 atau 0,47% ke level US$1.784,30 pada Rabu (5/5).

Menurut analis pasar, kejatuhan emas pada Selasa (11/5), juga merupakan jenis koreksi setelah naik selama empat hari berturut-turut dan mencapai level tertinggi sejak 10 Februari.

"Jika imbal hasil (obligasi pemerintah AS) terus naik, ini dapat menyeret logam mulia lebih rendah meskipun ada suasana risk-off atau penghindaran risiko," kata analis riset senior di FXTM, Lukman Otunuga, dilansir Reuters.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan naik untuk hari ketiga berturut-turut, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan suku bunga.

Namun, "indeks dolar AS melemah hari ini ... Itu positif untuk pasar logam mulia, jadi saya tidak akan terkejut melihat penurunan ini sebagai peluang membeli untuk pedagang berjangka jangka pendek," ujar analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, mencapai level terendah lebih dari dua bulan di sesi ini, membantu emas mengurangi kerugian sebelumnya.

Investor juga menunggu indeks harga konsumen AS untuk April, yang akan dirilis pada Rabu (12/5) waktu setempat, untuk mengukur apakah Federal Reserve akan mulai mengubah sikap kebijakannya terhadap inflasi. Pada saat stimulus pemerintah besar-besaran, emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap potensi inflasi.

Presiden Chicago Fed Bank Charles Evans mengatakan pada Senin (10/5), pejabat Fed ingin melihat inflasi yang lebih tinggi, lebih banyak pertumbuhan upah, dan beberapa bulan kenaikan lapangan kerja yang kuat sebelum mereka mempertimbangkan untuk menyesuaikan kebijakan moneter.

"Bullish tetap memegang kendali selama US$1.800 terbukti menjadi level dukungan yang andal ... Penutupan mingguan yang solid di atas US$1.840 dapat menandakan pergerakan lebih tinggi menuju kisaran US$1.855 dan US$1.870," kata Otunuga dari FXTM.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 17,5 sen atau 0,64% menjadi US$27,677 per ounce. Sedangkan, platinum untuk pengiriman Juli turun US$24,3 atau 1,92% ke US$1.241,2 per ounce. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentar Login atau Daftar





TERPOPULER