06 Januari 2025
10:26 WIB
Emas Antam Cetak 56 Kali Rekor Harga Tertinggi di 2024, Bagaimana 2025?
Sepanjang 2024, emas Antam telah membukukan rekor hingga 56 kali. Bagaimana proyeksi harga emas di 2025?
Editor: Fin Harini
Petugas menata emas Antam imitasi di gerai Gadai Emas dan Cicil Emas BSI di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta, beberapa waktu lalu. Sumber: Antara Foto /Muhammad Adimaja
JAKARTA – Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam yang dipantau dari laman Logam Mulia di Jakarta, Senin (6/1) tak bergerak dari posisi akhir pekan Rp1.539.000 per gram.
Sepanjang 2024, harga emas menunjukkan lonjakan yang cukup signifikan. Harga emas pada 31 Desember 2024 dibandingkan awal tahun naik 34,18%. Harga emas pada 2 Januari 2024, berdasarkan data yang diakses dari Logam Mulia menunjukkan harga Rp1.129.000 per gram. Sementara, pada 31 Desember 2024 adalah Rp1.515.000 per gram.
Menurut penelusuran Validnews, harga emas sepanjang tahun ini membukukan rekor harga tertinggi hingga 56 kali.
Rekor harga tertinggi pertama di 2024 dicapai pada 2 Februari, saat per gram emas dibanderol Rp1.151.000 dan mengalahkan rekor sebelumnya Rp1.145.000 per gram pada 4 Desember 2023.
Sebulan kemudian, emas Antam membukukan rangkaian rekor baru. Dimulai pada 2 Maret 2024, dengan harga Rp1.162.000 per gram. Lalu Rp1.179.000 per gram pada 5 Maret 2024, Rp1.186.000 pada 6 Maret 2024, Rp1.199.000 di 7 Maret 2024, Rp1.204.000 per gram di 8 Maret 2024, Rp1.208 pada 9 Maret 2024 dan Rp1.210.000 pada 12 Maret 2024.
Setelah sempat melandai, emas Antam kembali mencetak rekor pada 21 Maret 2024 di level Rp1.219.000 per gram.
Harga lalu turun tajam, namun kembali membukukan rangkaian rekor tertinggi baru. Dimulai pada 28 Maret 2024, harga emas bertengger di Rp1.222.000 per gram. Harga terus menanjak dan pada 29 Maret 2024, per gram emas Antam dihargai Rp1.249.000.
Berlanjut, harga naik menjadi Rp1.254.000 per gram pada 1 April 2024, Rp1.256.000 per gram pada 2 April 2024, Rp1.274.000 per gram pada 3 April 2024, Rp1.283.000 pada 4 April 2024, dan Rp1.299.000 pada 6 April 2024.
Lalu, Rp1.306.000 per gram pada 9 April 2024, Rp1.324.000 per gram pada 12 April 2024, Rp1.335.000 pada 18 April 2024, Rp1.345.000 pada 19 April 2024, dan Rp1.347.000 pada 20 April 2024.
Setelah jeda sekitar 1 bulan, emas Antam kembali membukukan rekor pada 16 Mei 2024 di harga Rp1.354.000 per gram. Lalu, rekor berikutnya tercapai pada 20 Mei 2024 di harga Rp1.363.000 per gram.
Memasuki Juni, emas Antam mencatat harga tertinggi Rp1.366.000 per gram pada 7 Juni 2024, dan Rp1.371.000 per gram pada 21 Juni 2024.
Pada Juli 2024, emas Antam masih membukukan rekor. Yakni, pada 4 Juli dengan harga Rp1.378.000 per gram, Rp1.383.000 per gram pada 5 Juli, Rp1.395.000 per gram pada 6 Juli, Rp1.396.000 per gram pada 8 Juli, Rp1.399.000 pada 12 Juli, dan Rp.1400.000 per gram pada 13 Juli.
Lalu, Rp1.403.000 per gram di 16 Juli, Rp1.420.000 pada 17 Juli, Rp1.427.000 pada 18 Juli. Rekor berikutnya dibukukan emas Antam pada 1 Agustus dengan harga Rp1.433.000 per gram.
Setelah rehat, emas Antam kembali melonjak dan kembali membukukan rangkaian rekor baru sepanjang September dan Oktober, dimulai di Rp1.439.000 pada 14 Sepember 2024. Disusul rekor baru Rp1.443.000 pada 16 September, Rp1.444.000 pada 17 September, Rp1.455.000 pada 21 September, Rp1.463.000 pada 25 September Rp1.464.000 pada 30 September.
Pada Oktober, rekor dicapai pada level Rp1.469.000 per gram di 3 Oktober, Rp1.471.000 per gram pada 4 Oktober, Rp1.482.000 per gram pada 5 Oktober dan Rp1.491.000 per gram pada 8 Oktober. Lalu, Rp1.495.000 per gram pada 12 Oktober, Rp1.496.000 per gram di 17 Oktober, Rp1.503.000 pada 18 Oktober, dan Rp1.514.000 pada 19 Oktober.
Usai melemah sesaat, emas Antam lagi-lagi memecahkan rekor harga pada Rp1.521.000 per gram pada 23 Oktober 2024, Rp1.529.000 per gram pada 24 Oktober 2024, Rp1.534.000 per gram pada 26 Oktober 2024, dan Rp1.535.000 per gram pada 29 Oktober 2024.
Masih di 29 Oktober 2023, pada pukul 15.58 WIB, harga kembali naik mencapai Rp1.548.000 per gram, lalu turun lagi ke level Rp1.535.000 per gram pada 21.02 WIB dan kembali naik ke posisi Rp1.548.000 per gram pada pukul 21.34 WIB.
Harga lanjut naik dan mencapai rekor baru di level Rp1.560.000 per gram pada 30 Oktober 2024 dan Rp1.567.000 per gram pada 31 Oktober 2024.
Pegawai menunjukkan emas Antam yang dijual di Butik Emas Logam Mulia PT. Aneka Tambang (Antam), Jakarta, Kamis (22/8/2024). Antara Foto/Indrianto Eko Suwarso
Masuk Radar Inflasi Ramadan
Menanggapi kenaikan emas pada Maret, Direktur Eksekutif INDEF Esther Sri Astuti pada Kamis (14/3) menyebut situasi global, termasuk perang Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas, yang serba tidak pasti membuat masyarakat menaruh portofolionya pada aset emas. Hal ini yang membuat emas terus membukukan rekor demi rekor harga tertinggi.
Terlebih, aset investasi ini lebih mudah terjual ketimbang aset properti. Meskipun mengalami fluktuasi, harga, emas dinilai lebih stabil ketimbang currency atau saham yang punya volatilitas tinggi bagi pemegangnya.
“Jadi paling paling tinggi (pilihan masyarakat investasi) adalah emas. Itu juga menjawab, mengapa harga emas ini tinggi, karena memang penuh tidak pasti (ekonomi global),” urai Esther.
Harga emas dalam negeri yang terus menguat bisa terjadi lantaran ditopang pembeli domestik. Masyarakat lokal masih menganggap emas sebagai tempat aset atau instrumen investasi yang paling aman untuk ditaruh sementara.
Rangkaian rekor harga emas pada Maret membuat anomali. Kenaikan harga emas perhiasan berpengaruh pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya pada inflasi di momen Ramadan 2024. Kondisi ini terbilang ‘aneh’, lantaran momen puasa 2022-2023 selalu didominasi oleh kenaikan harga kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Transportasi.
Per Maret 2024, kelompok pengeluaran Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya menyumbang inflasi bulanan terbesar kedua dengan laju inflasi sebesar 0,70% (mtm) dan andil sebesar 0,04%. Adapun, kelompok mamin-tembakau menyumbang inflasi bulanan terbesar dengan laju inflasi 1,42% (mtm) dan memberi andil sebesar 0,41%.
“Kenaikan kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya didorong oleh kenaikan harga emas perhiasan yang memberikan andil tertinggi di kelompok ini dan juga dipengaruhi harga emas global (naik),” jawab Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti kepada wartawan dalam ‘Potret Inflasi Selama Ramadan’, Jakarta, Senin (1/4).
BPS mencatat, inflasi emas perhiasan pada Maret 2024 sebesar 3,60% (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,04%. Adapun, emas perhiasan masuk dalam perhitungan IHK dan dipantau dalam keranjang inflasi.
Amalia menilai, inflasi komoditas emas disebabkan karena harga emas dunia yang terus naik. Dirinya menjabarkan, kenaikan harga emas global terjadi karena beberapa faktor.
Di antaranya, ekspektasi suku bunga Amerika Serikat, kemudian pinjaman perbankan, ketegangan geopolitik, hingga meningkatnya permintaan aset safe haven atau investasi berisiko rendah di tengah ketidakpastian global.
“Dan emas merupakan salah satu komoditas yang dianggap aman dalam ketidakpastian global (saat ini),” ujarnya.
Jika dibandingkan dengan momen di 2023, inflasi emas perhiasan pada Maret 2024 ini relatif tinggi. Meskipun, capaian ini masih lebih rendah ketimbang inflasi emas perhiasan 4,04% (yoy).
“Jadi, ini tentunya harga emas perhiasan sangat-sangat dipengaruhi oleh harga emas di tingkat global,” ungkapnya lagi.
Outlook Harga Emas di 2025
Bagaimana arah harga emas di 2025? Analis Macquarie memaparkan prediksi setiap triwulan di 2025. Kuartal I/2025, Macquarie memperkirakan harga emas rata-rata sebesar US$2.650 per troy ounce.
Pergerakan harga emas terhambat oleh antisipasi kenaikan US$ karena harapan ekonomi meningkat di bawah transisi presiden.
Meskipun Macquarie memproyeksikan perdagangan logam kuning sideways selama beberapa bulan ke depan, proyeksi Kuartla I/2025 ini masih melonjak 1,9% dari perkiraan sebelumnya.
Kuartal II/2025, Macquarie memperkirakan harga emas akan mengalami kenaikan besar. Analis Macquarie menaikkan ekspektasi sebesar 12%, menunjukkan pandangan yang lebih optimis.
Emas diperkirakan diperdagangkan sekitar US$2.800 pada bulan April, Mei, dan Juni, didorong oleh berkurangnya kepercayaan investor dan menurunnya kekuatan dolar.
Kuartal III/2025 - Kuartal IV/2025, Macquarie memberikan dua skenario harga emas di tengah ketidakstabilan ekonomi. Pertama, emas kurang bersinar karena perekonomian secara luas memperoleh keuntungan atau harga naik ke US$3.000 di tengah berlanjutnya pelemahan ekonomi.
Sementara, dilansir dari Kitko, Chantele Schieven, Kepala Riset di Capitalight Research, memperingatkan investor untuk mengurangi antusiasme bullish mereka, setidaknya selama paruh pertama tahun ini.
Harga emas diperkirakan akan mencapai US$3.000 per ounce tahun ini, namun kenaikan tersebut diperkirakan tidak akan terwujud hingga paruh kedua tahun 2025.
Dengan harga yang berkonsolidasi di sekitar US$2.650 per ounce saat ini, diperkirakan harga emas akan menguat 13% tahun ini, jauh lebih lambat dibandingkan dengan kenaikan hampir 30% tahun ini.
Schieven mengatakan pasar emas berada dalam mode wait and see karena investor mencoba mengukur kesehatan perekonomian dalam memerangi inflasi yang membandel.
Pada saat yang sama, pasar mencoba mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian geopolitik seiring dengan persiapan Presiden terpilih Donald Trump untuk mengambil alih kendali pemerintahan.
Meskipun emas telah berkonsolidasi sejak harga mencapai puncaknya pada akhir Oktober, Schieven mencatat pasar telah berhasil bertahan meskipun ada hambatan yang signifikan.