c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

21 Juni 2025

15:30 WIB

Emas Anjlok, Bitcoin Menggila! Ini Alasan Investor Pindah Haluan

Investor aset digital terpantau mulai mengalihkan investasi ke Bitcoin. Bukan sekadar soal harga, pasar global mulai menempatkan Bitcoin sebagai salah satu poros dalam peta strategi aset dunia.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Emas Anjlok, Bitcoin Menggila! Ini Alasan Investor Pindah Haluan</p>
<p>Emas Anjlok, Bitcoin Menggila! Ini Alasan Investor Pindah Haluan</p>

Seorang mahasiswa memantau pergerakan harga pasar koin digital di Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/9/2024). Antara Foto/Raisan Al Farisi

JAKARTA - Kalangan investor aset digital terpantau mulai mengalihkan investasinya ke Bitcoin (BTC). Hal ini terjadi di tengah anjloknya harga emas global sebagai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel, serta kebijakan moneter ketat dari Federal Reserve (The Fed). 

Vice President Indodax Antony Kusuma menjelaskan, dalam situasi penuh tekanan saat ini, sementara ini Bitcoin tetap bertahan di level US$104.000 atau sekitar Rp1,7 miliar (kurs Rp16.411,60 per dolar AS). Sementara itu, sepekan terakhir (13-20 Juni 2025), harga emas dunia ambles 2,5% dari US$3.420 menjadi US$3.335.

Sementara The Fed mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25-4,50% dan memberi sinyal bahwa penurunan suku bunga akan dilakukan secara bertahap hingga 2027, bergantung perkembangan data ekonomi dan inflasi.

"Ketahanan Bitcoin dalam situasi penuh tekanan ini menunjukkan transformasi besar dalam pola pikir investor global terhadap aset digital," katanya melansir Antara, Jakarta, Sabtu (21/6).

Baca Juga: Harga Emas Antam 21 Juni 2025 Berbalik Menguat Rp6.000

Di sisi lain, dia menambahkan, fenomena shifting investasi itu bukan sekadar menyoal harga. Namun, pasar global kini mulai menempatkan Bitcoin sebagai salah satu poros dalam peta strategi aset dunia.

"Ketika bank sentral semakin bersikap ketat dan geopolitik makin tidak pasti, investor mencari instrumen yang netral secara politik, terbuka, dan tidak bisa dimanipulasi. Bitcoin menjawab semua itu," jelasnya.

Antony menambahkan, minat investor terhadap Bitcoin mengalami peningkatan, yang juga berlaku pada sebagian institusi, yang tidak lagi hanya melihat Bitcoin sebagai instrumen spekulatif, tetapi juga sebagai alternatif lindung nilai di tengah ketidakpastian global.

Salah satu kekuatan utama Bitcoin, lanjutnya, terletak pada ketidakbergantungannya terhadap otoritas pusat dalam pengelolaan pasokan.

Bitcoin tidak dikendalikan oleh bank sentral dan tidak bisa dicetak ulang seperti mata uang fiat. Jumlahnya terbatas hanya 21 juta koin, dan hal ini diatur langsung oleh protokolnya.

Meski begitu, Antony tetap mengingatkan, harga Bitcoin bisa terpengaruh oleh sentimen pasar yang muncul akibat kebijakan moneter global atau ketegangan geopolitik.

“Namun, berbeda dengan mata uang fiat yang peredarannya bisa ditambah sesuai keputusan bank sentral, suplai Bitcoin bersifat tetap, sehingga memberi nilai protektif terhadap inflasi jangka panjang,” katanya.

Baca Juga: Bitcoin Capai US$107.000, Mungkinkah Lampaui Rekor ATH?

Menurut dia, kondisi saat ini memperlihatkan realita bahwa instrumen-instrumen tradisional seperti emas bisa tertekan oleh kebijakan suku bunga. Sebaliknya, Bitcoin justru mampu unjuk pamor ketahanan dalam tekanan yang sama.

"Ada realokasi kepercayaan. Aset digital seperti Bitcoin memberi akses ke dunia tanpa batas, dengan efisiensi dan transparansi yang belum pernah ada sebelumnya,” katanya..

Di Indonesia, tambahnya, tren yang sama mulai tampak jelas, investor muda semakin sadar akan peran Bitcoin dalam diversifikasi portofolio jangka panjang, ada peningkatan minat untuk berinvestasi dengan pendekatan terencana, bukan spekulatif.

Meski begitu, Antony kembali menekankan, Bitcoin dan emas bukanlah pesaing mutlak. Kedua aset ini bisa memiliki fungsi pelindung nilai dengan cara berbeda.

"Emas punya warisan ribuan tahun, sedangkan Bitcoin menawarkan nilai strategis dalam ekonomi digital masa depan. Keduanya relevan, tergantung konteks dan kebutuhan investor," katanya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar