13 Mei 2023
13:58 WIB
YOGYAKARTA – PT PLN (Persero) terus melancarkan serangkaian program Electrifying Agriculture dalam rangka mendongkrak produktivitas pertanian di berbagai wilayah, termasuk bagi Kelompok Tani (Poktan) Bawang Merah Ngudi Makmur di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Program Electrifying agriculture itu merupakan inovasi PLN dengan pemanfaatan energi listrik di bidang agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan serta peternakan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional.
General Manajer PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan DIY AB Wahyu Jatmiko mengatakan pihaknya terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pertanian untuk menciptakan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Hingga April 2023 Jatmiko menuturkan PLN telah menyalurkan total sekitar 5,38 juta Volt Ampere (VA) kepada 904 pelanggan untuk membantu efisiensi operasional pelaku usaha sektor agrikultur di wilayah Jawa Tengah dan DIY.
"Langkah ini menjadi komitmen kami sebagai perseroan dalam menghasilkan Creating Share Value (CSV) yang berlandaskan Sustainable Developments Goals (SDGs) atau pembangunan yang berkelanjutan," imbuh Jatmiko lewat keterangan resmi dari Yogyakarta, Sabtu (13/5).
Ilyas Suprapta sebagai anggota Poktan Ngudi Makmur mengaku dirinya berhasil melakukan efisiensi biaya operasional hingga 90% sejak beralih menggunakan listrik untuk pengairan sawahnya dari tahun 2022.
Sebelum adanya program EA PLN, Ilyas dan para petani di kawasan tersebut menghadapi kendala dalam mengairi lahannya. Hal ini karena semua petani menggunakan diesel berbahan bakar minyak (BBM) yang memakan biaya besar.
"Setelah beralih ke energi listrik setahun lalu, efisiensi biaya untuk penyiraman jadi sangat tinggi dari kelompok kami," ujar dia.
Dalam sekali penyiraman lahan, Ilyas menghabiskan 1,5 liter-2 liter per 1.000 meter atau sekitar Rp20 ribu dalam jarak satu meter. Dia menyebut para petani mendapat tambahan kesulitan dengan adanya pembatasan jumlah pembelian BBM.
Karena itu, kehadiran program EA berhasil membuat Kelompok Tani Ngudi Makmur yang menaungi 801 petani mampu memberikan penghematan hingga 90% untuk biaya penyiraman setiap musimnya.
"Dengan biaya yang murah, kini ketersediaan air kami cukup memadai untuk bertanam bawang, sehingga sangat berdampak kepada produktivitas hasil panen kami," lanjut Ilyas.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo berharap ke depannya program Electrifying Agriculture bisa semakin masif menyasar petani dalam upaya peningkatan hasil panen. Hal ini karena antusiasme petani dalam program ini sangat tinggi.
"Mudah-mudahan dengan sarana ini ekonomi Indonesia semakin kuat dan taraf hidup khususnya untuk para petani, peternak, petambak semakin baik. Kita bantu petani yang kesulitan mendapatkan BBM yang biayanya mahal dengan energi listrik yang lebih bersih bagi petani kita,” ucap Darmawan.