c

Selamat

Jumat, 26 April 2024

EKONOMI

19 Juni 2021

12:10 WIB

Ekspor Perdana, Tempe UKM Mendunia

Momen penting untuk meningkatkan nilai produk makanan olahan Indonesia ke seluruh dunia.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Ekspor Perdana, Tempe UKM Mendunia
Ekspor Perdana, Tempe UKM Mendunia
Perajin memproduksi tempe di Desa Selo, Patean, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Selasa (1/6/2021). ANTARAFOTO/Harviyan Perdana Putra

JAKARTA - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengaku bangga atas ekspor perdana produk tempe hasil olahan pelaku usaha UKM ke Jepang di tengah pandemi. Makanan tradisional asli Indonesia ini semakin mendunia.

“Hal ini sekaligus membuktikan ekspor Indonesia terus melaju di tengah pandemi. Selain itu, kini Indonesia telah menghasilkan diversifikasi produk yang bisa menjadi pilihan para buyer mancanegara,” jelasnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (18/6).

Eksportir PT Arumia Kharisma Indonesia (PT Arumia) dengan pelaku UKM Rumah Tempe Azaki melakukan ekspor perdana produk tempe seberat 4,8 ton senilai US$13.000 ke Jepang.

Mendag juga mengapresiasi kolaborasi perusahaan dengan para pelaku UKM. Ini juga menjadi salah satu contoh yang baik bagi semua pihak untuk bersama-sama maju dan meningkatkan kinerja dagang Indonesia.

Dirjen PEN Kemendag Didi Sumedi mengungkapkan, ekspor ini merupakan momen penting untuk meningkatkan nilai produk makanan olahan Indonesia ke seluruh dunia. Harapannya, kegiatan ini mampu memotivasi UKM potensial lainnya untuk mengembangkan pasar hingga ke mancanegara.

Ke depan, dirinya mengajak semua pihak untuk berusaha lebih giat mengembangkan sektor baru yang mampu menghasilkan nilai tambah bagi ekspor nasional.

"Melalui ini, diharapkan ekspor produk makanan olahan akan semakin tumbuh di tahun-tahun mendatang," jelas Didi.

Dirinya berjanji, Kemendag akan terus mendukung pelaku usaha untuk memperluas pasar sembari meningkatkan nilai ekspornya. Adapun ekspor perdana tempe ke Jepang mengadaptasi produk yang diinginkan oleh pasar di sana.

Produk tempe dikemas dalam kemasan 450 gram. Eksportir Indonesia sudah menyesuaikan bentuk, ukuran, resep pengolahan, dan kemasan sesuai keinginan pasar Negeri Sakura.

"Produk ini nantinya akan diimpor oleh salah satu chain wholesale supermarket terbesar di Jepang yang memiliki 800 gerai di seluruh Jepang,” ujar Didi.

Meski menjadi negara produsen bahan makanan, tambahnya, Jepang juga banyak melakukan impor bahan pangan. Sebesar 60% konsumsi pangan Jepang merupakan produk impor.

Sehingga saat tempe didaulat menjadi superfood asli Indonesia, konsumsi tempe pun mulai tumbuh di negara-negara maju termasuk Jepang.

"Hal yang menarik, yaitu tetap terjaganya cita rasa otentik tempe walaupun proses fermentasi tempe dilakukan di Indonesia,” terang Didi.

Penilaiannya, pasar impor produk pangan Jepang harus terus didorong untuk meningkatkan pangsa pasar produk pangan. Untuk sektor ini, Indonesia baru mencaplok 1,3% dari keseluruhan pangsa produk pangan impor di Jepang.

“Konsumen Jepang juga suka mencoba berbagai produk makanan baru, khususnya produk makanan sehat. Untuk itu, Indonesia harus dapat memanfaatkan peluang yang terbuka lebar ini,” tuturnya.

Pada 2020, ekspor produk pangan Indonesia ke pasar Jepang sebesar US$19,1 juta atau tumbuh 16% dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan yang pesat ini harus terus ditingkatkan sejalan dengan tren pasar Jepang yang mulai melirik produk berkualitas di luar China untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Primadona Baru
Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Hari Widodo menuturkan, kehadiran tempe asli Indonesia diharapkan menjadi primadona baru bagi masyarakat Jepang, melalui promosi yang tepat sasaran.

Dirinya mengapresiasi penuh perwakilan perdangan Indonesia di Jepang, baik ITPC Osaka maupun Atase Perdagangan yang menjembatani kegiatan ekspor perdana ini.

"Hal ini berkontribusi terhadap pertumbuhan dan peningkatan ekonomi nasional di tengah tekanan ekonomi global dan pandemi covid-19,” ungkap Hari.

Dirinya mengajak pelaku UKM Indonesia untuk terus bekerja sama meningkatkan kinerja ekspor produk pangan Indonesia ke pasar potensial yang bernilai tambah tinggi. Pemerintah akan terus berupaya mendongkrak laju ekspor produk nonmigas Indonesia ke kancah global.

"Selain itu, Kemendag akan terus bersinergi dengan K/L terkait untuk menyelesaikan berbagai hambatan untuk melebarkan pasar mereka,” pungkas Hari.

Total perdagangan Indonesia-Jepang pada periode Januari-April 2021 sebesar US$9,84 miliar atau meningkat 1,87% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Jepang sebesar US$5,47 miliar. Sedangkan, impor Indonesia dari Jepang sebesar US$4,37 miliar.

Sementara pada 2020, total perdagangan kedua negara ditaksir mencapai US$24,33 miliar. Nilai ini terdiri dari ekspor sebesar US$13,66 miliar dan impor sebesar US$10,67 miliar.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar