c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

09 Mei 2025

10:54 WIB

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Fed Redup, Rupiah Tertekan

Pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi berkurangnya ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed. Otoritas moneter AS sedang wait and see menilai dampak kebijakan tarif AS yang sangat tidak pasti.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Fed Redup, Rupiah Tertekan</p>
<p>Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Fed Redup, Rupiah Tertekan</p>

Petugas menyusun uang dolar AS dan rupiah di Bank Syariah Indonesia (BSI), Bekasi, Jawa Barat, Jumat (21/2/2025). Antara Foto/ Fakhri Hermansyah/foc.

JAKARTA - Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto menganggap, pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi berkurangnya ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).

“Memang (rupiah melemah), berkurang ekspektasi penurunan suku bunga secara agresif,” ujarnya melansir Antara di Jakarta, Jumat (9/5).

Baca Juga: Rupiah Anjlok Gara-gara Sinyal Hawkish The Fed

Xinhua melaporkan bahwa The Fed mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran 4,25-4,5%, seiring meluasnya kekhawatiran atas tarif yang diberlakukan terhadap mitra dagang utama Amerika Serikat (AS).

Artinya, Bank Sentral AS tersebut telah mempertahankan suku bunganya sejak pertemuan pada Januari dan Maret tahun ini.

Gubernur The Fed Jerome Powell menyampaikan, pihaknya sedang wait and see untuk menilai dampak dari kebijakan tarif AS yang dinilai sangat tidak pasti.

Apabila kenaikan besar tarif yang telah diumumkan akan dilanjutkan, ucap Powell, maka akan menghasilkan kenaikan inflasi, perlambatan pertumbuhan ekonomi, hingga peningkatan pengangguran.

Menurut CME FedWatch tool, terdapat potensi 80% The Fed akan terus mempertahankan suku bunga pada pertemuan pada 18 Juni 2025.

Di sisi lain, Rully melanjutkan, nilai kurs rupiah bergerak cukup stabil sepanjang Mei ini dipengaruhi sentimen global, yakni kekhawatiran akan eskalasi perang dagang yang sedikit mereda.

“Sebagian besar mata uang global sudah menguat sejak bulan April terhadap dolar AS, tapi kemungkinan hal ini bisa bersifat sementara karena tantangan ke depan masih sangat tinggi,” kata dia.

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Jumat pagi (9/5) terpantau melemah sebesar 47 poin atau 0,28%, dari sebelumnya Rp16.502 menjadi Rp16.549 per dolar AS.

Sementara, mengutip Bloomberg, per 9 Mei 2025 pukul 10.23 WIB, rupiah terpantau melemah di hadapan dolar AS sebesar 0,07% atau sekitar Rp12 rupiah ketimbang sebelumnya. Saat ini rupiah bernilai kisaran Rp16.514 per dolar AS.

Bloomberg memperkirakan, pergerakan rupiah terhadap dolar AS hari ini akan bergerak pada kisaran antara Rp16.500-16.574 per dolar AS.

Negosiasi AS-China Soal Tarif Dagang
Melansir Bloomberg, Pemerintahan AS di bawah komando Donald Trump sedang mempertimbangkan pengurangan tarif yang dramatis selama pembicaraan dengan China akhir pekan ini. Untuk meredakan ketegangan dan meredakan 'penderitaan' ekonomi yang sudah mulai dirasakan kedua belah pihak.

Perundingan akan dimulai di Jenewa pada Sabtu (10/5) yang dipimpin oleh Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri Tiongkok He Lifeng.

Baca Juga: Pertemuan AS-China Di Swiss Berpotensi Lemahkan Rupiah

Pihak AS dikabarkan telah menetapkan target untuk mengurangi tarif dagang di bawah 60% sebagai langkah pertama yang dapat diimbangi oleh China.

Adapun kemajuan aksi dalam diskusi terjadwal selama dua hari itu, baru dapat menyebabkan pemotongan tarif dagang tersebut dilaksanakan paling cepat di pekan depan. 

Pembicaraan tersebut kemungkinan akan bersifat eksploratif dan lebih diarahkan untuk menyuarakan keluhan daripada mencari solusi atas daftar panjang masalah yang dihadapi AS-China. 

Meski demikian, informan pembisik menyampaikan, situasinya masih belum pasti. Dengan demikian, tidak ada kepastian tingkat tarif dagang antara AS-China akan turun dalam waktu dekat.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar