09 Desember 2023
15:08 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Director of Digital Economy Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, tren pendanaan startup atau perusahaan rintisan pada tahun mendatang masih akan menghadapi tantangan. Ini bisa dilihat dari sisi cost of money atau cost of investment.
"Itu biasanya dilihat dari suku bunga. Karena kalau pendanaan, 10% sampai 15% ini dari lokal, sisanya dari luar. Contohnya TikTok ke GoTo juga pendanaan dari luar ya," katanya saat ditemui di Jakarta, Jumat (8/12).
Pendanaan ini menurutnya akan sangat bergantung dari bagaimana kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) soal suku bunga. Ia menjelaskan, jika suku bunga naik, otomatis pendanaan bagi startup akan sangat minim.
"Kalau kita melihat data kalau Fed Rate itu naik di tahun 2022 awal, itu langsung jatuh untuk pendanaan startup kita," ujarnya.
Baca Juga: BRIN Bantu Startup Menjangkau Pasar
Nailul mengatakan menurut data Google, Temasek, dan Bain and Company, investasi ke startup Indonesia anjlok 87% secara tahunan atau year on year (yoy) dari US$3,3 miliar menjadi hanya US$400 juta atau sekitar Rp6,3 triliun selama Semester I 2023.
Tak hanya Indonesia, penurunan investasi startup juga terjadi di lima negara dalam grup Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Laporan itu menyebut, investasi ke startup Filipina ambles 79% (yoy) dari US$800 juta menjadi US$200 juta pada paruh pertama tahun ini.
Begitu pula dengan Singapura dengan nilai investasi startup turun 63% (yoy) menjadi US$3 miliar pada periode yang sama. Secara tren, penurunan nilai investasi startup di Indonesia merupakan yang terdalam di kawasan Asia Tenggara pada semester I 2023.
Baca Juga: Founder Startup Simak! Ada Kesempatan Pendanaan Senilai Rp1,9 M
Dari data tersebut, ia berharap para venture capital lokal bisa mengambil porsi lebih banyak untuk pendanaan startup tanah air, yakni 20-25%.
"Nah, makanya kita sangat dorong sebenarnya siapapun yang bisa mendanai startup, karena itu bagaikan air di tengah padang pasir gitu kan. Sangat menyegarkan sekali bagi para startup," imbuhnya.
Faktor selanjutnya, menurut Nailul, yang turut menjadi tantangan pendanaan pada startup adalah tuntutan dari perusahaan modal ventura. Saat ini modal ventura berharap startup dapat menghasilkan laba dalam jangka waktu pendek atau pada kisaran 5 tahun.
"Dulu kan awal-awal startup, rugi 10 tahun 15 tahun, gapapa. Tapi saat ini, mereka dituntut untuk mencapai keuntungan dengan jangka waktu yang relatif lebih cepat. Dalam 5 tahun harus sudah untung dan mereka tidak terkendala lagi untuk bakar uang," kata dia.